Bab 32 : Pesta Topeng

2.5K 381 37
                                    

Ambeekk babeeehh ✺◟( ͡° ͜ʖ ͡°)◞

ATLAS

Malam ini adalah hari dimana semuanya akan berakhir. Solar, bocah berusia 16 tahun itu sedang berada di kamarnya, kamar yang biasanya ia gunakan untuk tidur di gedung perusahaan ayahnya. Pemuda itu duduk di ranjang sambil menutup wajahnya dengan gusar.

Hendery tidak merantainya lagi seperti sebelumnya, ia hanya di kurung di ruangan minimalis yang kedap suara ini. Ia juga dipisahkan dari Blaze, ia tak tahu dimana keberadaan kakaknya itu. Solar benar-benar takut, ketakutannya di pertambah karena ia mengetahui adanya peledak di gedung dimana ia berada saat ini.

"Tenanglah, Light. Mungkin saja Hendery hanya menakut-nakuti mu untuk membuatmu diam. Ingat kata Baba, ketenangan itu datang dari diri sendiri." Gumamnya pelan, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Sebuah ketukan di pintu membuat Solar langsung menatap ke pintu yang perlahan mulai terbuka, menampilkan seseorang berpakaian rapi, wajahnya juga tertutupi oleh topeng putih polos, bawahannya Hendery sepertinya. Solar langsung berdiri dan menatap waspada pada orang itu.

Pria itu tidak banyak bicara, ia hanya meletakkan sebuah paperbag di samping pintu dan kemudian ia keluar dan menutup pintunya lagi, benar-benar mengabaikan keberadaan Solar.

Dengan hati-hati pemuda itu mendekati paperbag tersebut dan membukanya, Solar mengerutkan keningnya.

"Topeng...?" Ia mengangkat topeng putih yang di setiap ujungnya memiliki ukiran indah berwarna emas, sangat cocok untuk Solar.

Solar pun membongkar semua barang-barang yang ada di dalam paperbag itu dan menemukan sebuah jas putih mewah, kancingnya bahkan dilapisi oleh emas, dan ukiran namanya juga ada disana, ada beberapa pin dan bros yang tak kalah glamornya dari jas itu. Namun yang benar-benar menarik perhatian Solar adalah seutas kertas yang terselip di dalam jasnya.

'Pakai itu ketika pesta dimulai - King'

Solar refleks tersenyum, senyumnya perlahan semakin lebar hingga ia berakhir tertawa senang.

"Aku gak tahu harus seneng atau gimana, kayaknya ini bakal seru..." Gumamnya dengan seringai di wajahnya.

Katakanlah Solar gila, tapi entah kenapa, ia yakin bahwa ia akan bersenang-senang di pesta ini. Sejenak, rasa takut di hatinya mendadak hilang, tergantikan oleh rasa lega dan juga sedikit rasa aman.

"Berhati-hatilah..." Bisiknya pelan.

-----------------

Senyum terbit diwajahnya, ia menyeringai, "Tentu saja..!"

"Excuse me, can we-..."

Lamunan Halilintar buyar, ia menoleh ke pasangan berambut pirang yang mengenakan topeng hitam yang senada di hadapannya. Dengan senyum palsunya ia mengangguk dan mulai menyiapkan pesanan yang pasangan itu inginkan.

Untung saja adik-adiknya yang paling jahil sedang tidak ada untuk melihat aktingnya yang menyedihkan ini, dan untungnya lagi topeng hitam berukir merah ini sedikit menyelamatkan harga dirinya.

"Fokus, Rajendra."

Halilintar sedikit meringis ketika mendengar nada marah dari Gempa melalui earphone yang terpasang di telinganya.

"Sorry. Ra, lo udah ada ngeliat Oni?" Tanya Halilintar dengan pelan sembari membersihkan meja bar dimana ia bekerja, manik merahnya menatap ke sekelilingnya yang ramai dengan orang-orang kelas atas berpakaian mewah dengan topeng yang menyembunyikan identitas mereka.

ATLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang