Bab 38 : Epilogue

5.4K 516 224
                                    

Tujuh Tahun Kemudian....







Hari ini, kota New York sangat cerah. Secerah wajah anak muda yang sedang jatuh cinta dan juga secerah senyum Halilintar di episode lima, pokoknya cerah deh.

"KAK OCHOOOO! KANGEN BANGET!"

Si surai biru langsung menerjang si surai pirang itu dengan pelukan koala yang amat erat. Ocho kesulitan bernapas, tapi si surai biru tampaknya tidak ingin melepaskannya begitu saja.

"Bel, liat noh muka Ocho udah biru kayak rambutmu." Celetuk Kaizo sambil menarik syal yang melekat di leher Beliung, nyaris mencekik pemuda itu.

"Aduh, jangan tarik-tarik! Aku kan kangen sama kak Ocho, udah setahun gak ketemu loh?!" Beliung memprotes sambil merapikan syalnya kembali.

Ocho tertawa, tawanya terlihat manis di wajahnya meskipun sebagian wajahnya tertutup oleh luka, luka bakar yang menyedihkan. Si pirang pun langsung membawa tangannya untuk mengacak-acak surai biru sosok yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Aku kangen juga sama kamu, Bel."

Beliung tersenyum cerah pada Ocho, kemudian ia berbalik dan menjulurkan lidahnya ke Kaizo yang menatapnya dengan jengah. Ocho kembali tertawa ketika melihat interaksi kedua sahabatnya itu.

"Senang bertemu denganmu lagi, Kai. Bagaimana kabarmu?" Ocho mengulurkan tangannya, dan disambut oleh Kaizo yang membawanya ke pelukan yang jantan.

"Syukur masih diberi kehidupan sih." Jawab Kaizo dengan datar, yang tentu saja disambut oleh tawa lagi oleh Ocho.

Disisi lain, Beliung mencibir melihat interaksi dua orangtua dihadapannya, "Tolong ya, aku juga masih disini."

"Bocah diem aja." Ujar Kaizo dengan sinis.

"Aku udah duapuluh empat tahun! Aku bukan bocah lagi, lihat nih aku udah punya kartu penduduk!" Kata Beliung sambil menunjuk-nunjuk kartu identitas dirinya.

Ocho tiba-tiba tersenyum sedih ketika sebuah ingatan terlintas dipikirannya , "Ah, ngomong-ngomong tentang kehidupan, hari ini hari itu kan?"

Beliung mengerutkan keningnya, "Bentar cek tanggal dulu."

Pemuda bersurai biru itu meraih ponselnya dan melihat tanggal yang tertera disana, kemudian, Beliung mengangguk perlahan untuk membenarkan kalimat Ocho, ia pun menyimpan kembali ponselnya ke saku mantelnya.

"Kalian mau ikut aku gak?" Tanya Beliung pada dua sahabatnya itu.

Kaizo langsung menggeleng, "Sorry, gue gak bisa ninggalin Fang lama-lama di hotel, entah apa yang bakal bocah itu lakuin kalo gue tinggal sendirian disana."

Manik biru Beliung teralih pada sosok Ocho, "Kak Ocho?"

"Aku tidak pantas berada disana, katakan saja pada mereka bahwa aku akan selalu mencintai mereka, dan... berikan ini pada mereka ya?"

Beliung meraih paperbag yang Ocho berikan padanya, dengan iseng pemuda itu mengintip, namun belum berhasil ia mengecek isinya, Kaizo langsung memukulnya, Beliung pun mendelik ganas ke pria yang lebih tua.

"APASIH KAK KAI?!" Protesnya dengan ganas.

Kaizo menatap yang paling muda dengan tatapannya yang tajam, namun tentu saja tatapannya tak akan berhasil pada orang bebal seperti Beliung.

ATLAS [END]Where stories live. Discover now