Bab 6 : Blaze and Thorn check!

3.8K 471 55
                                    

Mari kita pindah sisi sejenak, setelah diantar oleh Halilintar sampai ke depan sekolah, duo troublemakers ini berlari cepat menuju sekolah yang gerbangnya sudah mau di tutup. Tulah, bisa-bisanya transaksi aib dulu sebelum sekolah, kena karma instan kan jadinya.

"BAPAK WOI SEBENTAR! KITA KAN BESTIE PAK!" Seru Blaze ketika si pak satpam alias pak Jokertu yang akan menutup gerbang sekolah mereka.

Pak Jokertu menatap Blaze dengan senyum menyebalkan, "Adios~" Itulah yang bisa Blaze baca dari gerakan bibir si bapak.

"Uwalah cok, nyebelin juga ni satpam anji-.."

"KAK ONI AWAS!"

Mendengar teriakan Thorn, Blaze langsung menunduk, sebuah sepatu melayang dan terbang mengenai kepala pak Jokertu, headshot.

"YEAY! TEPAT SASARAN! CEPETAN KAK!"

Thorn berseru girang dan berlari masuk ke dalam area sekolah, diikuti oleh Blaze dan beberapa anak yang terlambat, mereka speechless melihat aksi yang baru saja terjadi.

"Aze! Bilangin adek lo makasih ya!"

"Thanks adeknya Blaze!"

"Waduh gak bakal kena kasus kan? Btw thanks ya guys!"

Beberapa siswa yang terlambat itu langsung berterimakasih dan segera melesat pergi ke kelas masing-masing. Thorn sendiri, anak itu sedang terburu-buru memasang sepatunya kembali.

"Kak! Aku duluan! Jamnya Pak Tarung nih! Ketemu pas istirahat nanti ya! Babay!"

Blaze hanya bisa bengong melihat kepergian adiknya, buset adiknya ini dapat ide darimana ngelempar sepatu untuk menghentikan pak Jokertu yang akan menutup gerbang? Mana gak ada takut-takutnya lagi.

Melihat pak Jokertu yang masih terbaring mengenaskan di bawah, Blaze dengan cepat kabur dari TKP, takut dijadiin tersangka hehe. Kelas Blaze berada di lantai dua, mau tak mau anak itu harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk sampai ke kelasnya, karena apa? Bu Zila yang mengajar pagi ini. Telat dikit ia akan dilempar dari kelas.

Untungnya ketika Blaze sampai di kelas, gurunya yang cantik itu belum tiba, Blaze menghela nafas lega dengan sedikit ngos-ngosan, capek bro lari dari gerbang trus naik ke lantai dua.

"Alhamdulillah..." Gumamnya lega ketika ia akhirnya merebahkan kepalanya diatas meja.

Baru saja ingin menutup mata, Blaze dikagetkan dengan suara gebrakan di mejanya, kaget? Kagetlah anying.

Manik jingga seperti bara api itu menatap kesal pada pengganggunya, Ejojo. Seperti Halilintar dan Taufan yang memiliki seorang pengganggu bernama Wendy yang merupakan sepupunya sendiri, Blaze juga punya orang yang selalu mengganggu nya, ini nih si cowok rambut hijau norak gini, heran, kok bisa sekolah mengizinkan ni anak ngecat rambut.

Menurut Blaze sih, itu kekuatan orang dalam mwehehehe.

"Apalagi sih Jo? Kita udah kelas 12 loh, masa jaya lo udah berakhir, bertobatlah kawan sebelom lo di sholatkan." Kata Blaze dengan santainya menyandarkan dirinya ke kursi. Pose keren kalo katanya.

"Gue atheis anjing!"

Bukannya terpancing amarah, Blaze malah menyeringai, "Walah? Pantesan gak ada etika, gak punya Tuhan toh." Ledeknya dengan nada sinis.

"Bangsat, lo emang minta di hajar!"

Si jamet hijau ini mengangkat tinjunya dan melayangkannya ke wajah Blaze. Melihat itu Blaze langsung cemberut kesal.

'Duh masih pagi anjrot.' Batinnya kesal.

Dengan sigap Blaze menahan pukulan Ejojo dengan tangannya, dikit lagi kalo Blaze gak cekatan mungkin wajah gantengnya bakal bonyok. Untungnya lagi Blaze diajarin beberapa trik defense sama Halilintar, jadi pukulan lemah yang Ejojo berikan bisa dengan mudahnya ia tahan.

ATLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang