Bab 17 : Tamu tak Diundang

3.4K 397 27
                                    

Sudah tiga hari, sudah tiga hari Halilintar tidak pulang. Taufan benar-benar khawatir, ingin rasanya ia nyamperin Kaizo terus memaksa kakak dari Fang ini untuk memberitahu lokasi Halilintar.

Kekhawatiran nya di perparah ketika pihak kampus menghubungi nya, menanyai tentang Halilintar, tampaknya pihak kampus telah mengetahui masalah ini mengingat banyaknya pembahasan di base kampusnya, viral bro, mau gak mau pihak kampus harus usut tuntas. Rasa stress Taufan juga semakin bertambah ketika ia mendapatkan spam telpon dari kakek dan tantenya.

Beh, rasa ingin terbang kabur ke luar angkasa sangat tinggi bagi Taufan.

Sebenarnya inilah alasan kenapa Halilintar melarang Fang ataupun Kaizo agar tidak memberitahu keadaan Halilintar pada Taufan. Karena Halilintar tahu bahwa kembarannya itu akan merasa sangat overthinking dan stress. Karena saking stress nya, Taufan juga terkadang suka linglung dan bingung, mentok-mentok sih pingsan gara-gara gak ingat udah makan atau belum saking bingungnya.

Tapi berhubung Fang nya gak tahu apa yang akan terjadi ketika menentang permintaan Halilintar, jadi maafkan ia🙏

Btw, harusnya Taufan juga pergi ngampus siang ini, tapi mengingat keadaan sekarang, keknya Taufan lebih baik bolos. Ngomong-ngomong, di rumah saat ini sedang kedatangan tamu, alias Fang, Yaya, Ying dan Gopal.

"Gem! Whoa, nice to see you, bro!" Ujar Gopal sambil memeluk Gempa, si manik emas itu tersenyum senang juga dan membalas pelukan Gopal.

"Nice to see you too, Gopal. Wow, you're change huh."

Gopal langsung tersenyum bangga, "A good change, right?"

Gempa terkekeh kecil, "Of course, dude."

Gopal kemudian bergerak menyergap Solar dari belakang dan mengapit kepala pemuda berusia 16 tahun itu di ketiaknya, "Solaaarr! Lo udah gede banget buset! Coba speaking english, udah bagus gak?"

"Speaking ku udah bagus! Dih masih nyebelin aja kayak dulu." Sinis Solar kesal sambil berusaha melepaskan diri dari apitan mematikan Gopal.

"Ice mana?" Tanya Gopal penasaran.

"Molor di kamarnya Oni." Jawab Taufan sambil meletakkan nampan berisi beberapa gelas es teh keatas meja dan duduk di samping Gempa yang langsung memijat pelan bahunya, sedikit menenangkan Taufan.

"Udah ada kabar dari Hali gak, Pan?" Tanya Yaya.

Dengan lelah Taufan menggeleng untuk menjawab pertanyaan dari sepupunya itu, "Belum, pesan gue aja belum dibaca, mau nanya ke bang Kaizo, tapi bang Kaizo gak mau bocor, pengen gue paksa sih, tapi ini bang Kaizo." Jawabnya.

Disitu Fang langsung mengangguk setuju, Kaizo itu nyeremin.

"Tenang aja, Fan. Hali pasti bakal balik kok."

Mau tak mau Taufan mengangguk mendengar perkataan Ying, Halilintar pastinya ingat rumah. Ah, tiba-tiba Taufan teringat akan sesuatu.

"Eh, mumpung lo pada disini, gue traktir deh, sebagai permintaan maaf gue pas ga jadi nongkrong itu, gimana?"

Setidaknya dengan menyibukkan diri di dapur, Taufan mungkin bisa sedikit mengalihkan pikirannya dari masalahnya ini.

Gopal langsung tersenyum senang, "Wess, menu spesial bang Upan~ akhirnya gue gak perlu nunggu hari sabtu-minggu buat makan menu ini."

"Menu spesial?" Gempa dan Solar langsung bertanya penasaran.

"Kalian mau makan ya?" Ice yang saat itu lewat ingin ambil air, telinganya langsung konek pas denger kata menu.

Taufan menatap kaget pada kembarannya Blaze ini, muncul tiba-tiba kayak setan, mirip Halilintar yang suka muncul tiba-tiba.

"Lo kembarannya Blaze ya? Kok gak mirip sih? Kalo Blaze udah kayak kera lepas." Celetuk Ying ketika melihat sosok Ice yang terlihat 4L, lemah letih loyo lunglai. Beda sekali sama Blaze yang kek reog.

ATLAS [END]Where stories live. Discover now