Bab 8 : Kaget

3.8K 452 13
                                    

Buat yang nebak Gemgem, yak kalian benar. Nih aku langsung apdet. Pemuda bermata emas itu mengusap matanya dengan lelah, beberapa jam mereka menunggu akhirnya membuahkan hasil juga.

"Hey.. Sudah berapa lama kalian menunggu disini? Kenapa gak minta pegawai disini buat nelpon gue aja?" Halilintar bertanya, dari nada suaranya ia terdengar khawatir.

"Ah... Aku tidak ingin merepotkan, lebih baik kami yang menunggu." Jawab Gempa, pemuda itu bangun dari duduknya dan tangannya terulur untuk menggoncang pelan tubuh kedua adiknya.

"Ra, Indra, wake up, little brat."

Kalo dibangunin dengan kata-kata kek gitu, biasanya itu merupakan keadaan yang mendesak, makanya dua Yudistira itu langsung melek.

"Iya siap, udah bangun nih!" Ujar Ice sambil menguap lagi, gak kayak di bab sebelumnya, Ice kini menutup mulutnya.

Disisi lain, Solar juga menguap, "Ya Allah, Na... Aku baru ketiduran tadi, mana kemarin cuma tidur dua jam lagi.." Katanya mengeluh sambil mengucek matanya dengan lelah.

Sementara itu, disisi Taufan, pemuda itu dari tadi udah gemes pengen meluk tiga Yudistira ini, sekarang, Taufan sudah tidak bisa menahannya lagi. Benar ges, Taufan terbang buat meluk Gempa.

Sosok yang dipeluk langsung kaget.

"NAREEEENNN YAALLAH GUE KANGEN BANGET BUSEEETT!"

Iya teriakan membahana ini berhasil membuat Gempa tuli sesaat. Halilintar langsung menarik kembarannya itu dan melakukan gerakan membelah kepala ke kepala Taufan, maksudnya mukul kek gini.

Taufan langsung memegang kepalanya yang baru saja dipukul dan menatap tajam ke Halilintar, "Apa-apaan sih Je?!" Ia berkata dengan marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taufan langsung memegang kepalanya yang baru saja dipukul dan menatap tajam ke Halilintar, "Apa-apaan sih Je?!" Ia berkata dengan marah.

"Lo yang apa-apaan, tolol. Jangan disini, lo gak liat kalo kita masih di tempat umum?" Desis Halilintar tajam.

Ice dan Solar hanya bisa speechless, lalu Gempa, pemuda itu tertawa kecil, "Kalian sama sekali gak berubah ya, masih suka berantem kayak dulu."

Taufan dan Halilintar langsung memerah malu. Jika readers bertanya-tanya dimana Blaze dan Thorn, kedua anak itu abis rebutan Mixu di kafe langsung lari ke lantai atas, jadi mereka gak notice kalo ada Yudistira bersaudara disini.

Halilintar berdeham pelan, "Ayo naik, gak enak ngomong disini." Ajak pemuda itu. Ketiga Yudistira hanya mengikuti, sementara Taufan, yah, pemuda itu udah gelendotan di lengan Gempa.

--------------

"Bahannya udah siap semua, Nya?" Tanya Blaze ketika ia melihat Thorn berdiri di depan bahan-bahan kue. Nah, mereka mau bikin cupcake buat dijual di sekolah besok, lumayan duidnya.

"Dari pagi tadi pertanyaan kak Oni gak guna mulu dah. Gak punya mata kah?"

Kan, kena lagi. Kalo kata Halilintar sih, 'Punya otak di pake'

ATLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang