8

405 46 6
                                    

"Hallo

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


"Hallo. Sayang marah sama aku ya? Ko ga pulang malam ini"

"Engga sayang bukan gitu-"

"Ga mau pokonya kamu harus pulang hiks ga bisa tidur kalo ga ada kamu Yechaaan hiks"

"Iyaa iyaa aku pulang sekarang. Jangan nangis ya sayang. Udah aku tutup dulu ya telfonnya"

"Iyaa"

Sudah hampir pukul 9 malam, akhirnya Yechan harus tetap pulang. Ia sudah memesan hotel padahal, tapi istrinya sudah menangis begitu mana bisa ia abaikan. Biarlah besok pagi ia bangun pagi buta, ia akan meminta sekertarisnya mengatur waktu meetingnya diundur sedikit.

Sesampainya di rumah, Jaehan langsung memeluknya. Matanya masih merah, sepertinya istrinya memang benar-benar menangis.

"Maaf sayang. Ayoo ke kamar aja ya, biar aku bersih-bersih dulu"

Jaehan mengangguk, menurut. Tangannya masih melingkar dipinggang Yechan seakan tak ingin lepas. Keduanya duduk diatas kasur, masih dengan Jaehan yang memeluk pinggang suaminya.

"Lepas dulu sayang, aku mau mandi dulu"

"Daddy ga boleh pergi-pergi jauh apalagi sampe ga pulang" ucap Jaehan dengan nada yang sangat manja. Bahkan tanpa ada perasaan canggung ia menyebut Yechan, Daddy.

Yechan terkekeh tanpa suara. Sepertinya, baby sedang merasuki diri Jaehan, kenapa istrinya itu jadi semanja ini, bahkan tingkahnya seperti seorang anak yang tak ingin ditinggal Ayahnya.

"Iyaa sayang, maaf ya" ujar Yechan dengan suara lembut sambil menangkup wajah menggemaskan Jaehan, lalu mengecup kening istrinya, sayang.

"Sudah ya aku mandi dulu. Boleh dilepas dulu pelukannya?"

"Umm" angguk Jaehan, iapun melepas pelukan kuatnya.

"Bentar aku siapkan air hangat"

Yechan pun tersenyum senang. "Terimakasih sayang"

***

Seharian ini Jaehan banyak menghela nafas, pinggangnya terasa panas. Sangat tidak nyaman. Apalagi sepanjang bekerja ia hanya duduk. Rasa pegal dan sakit menjadi satu.

Ia sudah mengajukan cuti, sampai tanggal cutinya tiba ia masih memiliki waktu tiga hari. Namun rasanya ia sudah tidak kuat, sepertinya memang ia tak boleh kelelahan. Rasanya mau menangis merasakan sesuatu yang tidak nyaman pada pinggangnya apalagi perutnya kian membuncit.

"Perut Hyung sakit?" Tanya Hangyeom melihat Jaehan yang tengah mengelus perut

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Perut Hyung sakit?" Tanya Hangyeom melihat Jaehan yang tengah mengelus perut.

"Tidak ko, cuma pinggang bagian belakang ku terasa tidak nyaman. Pegal"

"Pantas Hyung mengelus pinggang terus. Ku dengar memang seperti itu ya kalau sedang hamil" Junghoon datang dan tiba-tiba ikut bicara.

"Kebiasaan nyambung-nyambung aja kamu tuh" tegur Hangyeom.

"Hehe mian"

"Umm iyaa memang seperti ini, tapi sangat menganggu aku tidak suka" keluh Jaehan. Bibirnya mengerucut, lucu.

"Mau aku hubungi Yechan?" Tawar Junghoon.

"Tidak perlu. Jika besok pagi aku masih merasa tidak nyaman, sepertinya aku akan mempercepat waktu cuti. Tidak mau membuat Yechan khawatir dan marah. Aku sudah beberapa kali tidak patuh padanya"

"Iyaa Hyung tidak apa-apa. Yang terpenting kesehatanmu" balas Hangyeom yang dibalas anggukan setuju, Junghoon.

.
.





👀

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

👀

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanМесто, где живут истории. Откройте их для себя