31

359 41 6
                                    

Hari persalinan sudah semakin dekat, Yechan dan Jaehan sudah semakin tidak sabar menantikan Baby. Yechan sudah memiliki nama untuk putranya nanti. Seharusnya akan menjadi nama yang sangat indah. Tapi ia belum mau memberitahu Jaehan maupun keluarga besar. Ia masih merahasiakannya sendiri. Biar nanti menjadi kejutan saja, lagipula istrinya juga sudah menyerahkan padanya perihal nama.

Mendekati persalinan, Jaehan sudah di rawat inap di rumah sakit. Ini sudah hari ketiga, dan 2 hari lagi persalinan akan dilakukan. Ia merasa deg-degan namun juga sangat bersemangat menantikan baby.

Ada rasa takut juga karena ini akan menjadi pengalaman pertamanya memasuki ruang operasi. Ia tidak pernah sakit parah, paling paling hanya demam itu pun jarang di rawat, baru setalah menikah dan saat hamil saja ia sampai di larikan ke rumah sakit beberapa kali.

Dan kali ini ia akan menghadapi operasi besar, melahirkan seorang putra yang ia dan suaminya dambakan. Ia berharap semua berjalan dengan lancar.

Yechan sampai mengambil cuti, tak mau pusing dengan urusan pekerjaan menjelang hari bahagianya menjadi seorang ayah seutuhnya.

Sambil menumpukan wajahnya di paha Jaehan, Yechan terus mengelus lembut perut Jaehan yang sudah sangat buncit. Sesekali tertawa merasakan gerakan pelan putranya.

"Sepertinya Baby juga sudah tidak sabar untuk keluar sayang" ucapnya sambil tersenyum.

Jaehan mengangguk setuju.

"Sepertinya" Jaehan mengelus surai suaminya. Sangat lembut, rambut Yechan sangat sehat apa saja yang menempel di rambutnya pasti akan tergelincir.

"Semoga nanti kamu suka ya nama baby yang udah aku siapin" ujar Yechan. Ia mengangkat kepalanya. Takut, istrinya pegal menahan berat kepalanya.

"Yechanie aku ingin sesuatu"

"Humm...mau apa sayang?"

Jaehan sepertinya hampir tidak pernah meminta yang aneh-aneh saat hamil, mengidam yang ia rasakan hanya rasa mual diawal kehamilan. Yechan jadi penasaran apa yang tiba-tiba membuat istrinya sampai meminta sesuatu.

"Aku mau sup rumput laut, tapi aku mau nya Mama yang buatkan, boleh tidak?"

Yechan tersenyum. "Tentu saja boleh. Nanti aku bilang Mama buatkan ya"

Jaehan mengangguk semangat.

"Sekarang aja coba kamu telfon"

Yechan menuruti ia mengaktifkan ponselnya, mencari nama ibu nya. Tak perlu waktu lama ibu nya langsing mengangkat telfonnya.

"Hallo Ma"

"Iyaa sayang kenapa?"

"Aku lagi di rumah sakit Ma nemenin Jaehan. Ma, Jaehan tiba-tiba ingin sup rumput laut buatan Mama, boleh tidak buatkan sekarang?"

"Oh gitu, oke Mama buatkan sekarang ya. Jaehan nya mana? Mama kangen suaranya"

"Hallo Ma"

"Hallo sayang. Gimana sayang kondisinya? Mama dengar operasinya 2 hari lagi ya?"

"Kondisi ku sangat baik Ma. Iyaa betul Ma 2 hari lagi persalinan akan dilakukan. Maaf ya Mama aku merepotkan"

"Syukurlah. Iyaa tidak apa-apa sayang. Mama siapkan dulu sup nya nanti malam Mama ke rumah sakit ya"

"Iyaa Ma. Terimakasih Mama"

"Sama-sama Jaehanie. Sehat sehat ya sayang. Mama tutup dulu telfon nya ya"

"Iyaa Ma"

***

Hari ini Jaehan melakukan pengecekan, untuk memastikan kondisinya benar-benar sehat untuk melangsungkan operasi persalinan besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Jaehan melakukan pengecekan, untuk memastikan kondisinya benar-benar sehat untuk melangsungkan operasi persalinan besok. 

Yechan terus mengikuti kemanapun istrinya di bawa kesana kemari. Wajahnya jelas terlihat khawatir. Apalagi melihat wajah pucat Jaehan, membuatnya ingin menangis. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana besok ia bisa mendampingi istrinya melahirkan, di ruang operasi.

"Sayang kenapa?" Tanya Jaehan, tidak tahan melihat Yechan yang sudah mau menangis. Yechan terlihat menyedihkan.

Jaehan juga sama cemas nya sih, dalam hati sangat deg degan apalagi dia yang akan menjalani operasi. Tapi karena gemas melihat wajah melas suaminya, Jaehan jadi bisa melupakan rasa takutnya.

"Aku takut" ujar Yechan, jujur. Wajahnya meringis. Menutup wajahnya yang semakin tak karuan, padahal operasi baru dilangsungkan esok hari, tapi ia tidak bisa tenang dari sekarang.

"Kamu benar tidak apa-apa kan? Tadi pemeriksaannya benar-benar baik-baik saja?"

"Iyaaa Yechanie, kan dokter laporan langsung padamu tadi"

Yechan menghela nafas berusaha agar bisa tenang. Ia tidak sabar menantikan putranya, tapi juga ketakutan sendiri.



Tbc.

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang