17

362 42 5
                                    

Sesuai permintaan Jaehan, Yechan mengajak istrinya menemui orang tua nya. Meski dengan berat hati namun bagaimanapun juga hal ini memang perlu. Mau sampai kapan juga hubungan mereka terkesan tidak baik. Beruntung Yechan memiliki pasangan sebaik Jaehan, jika yang lain mungkin tidak akan bisa sesabar dia.

Sebelum datang, Yechan sudah memberitahu Papa dan Mama nya untuk bersiap, dan mereka meresponnya dengan baik juga. Terutama Papa nya yang sangat ingin meminta maaf pada Jaehan.

Yechan dan Jaehan datang disambut dengan ramah oleh para karyawan orangtuanya, ia dan istrinya pun membalas sapaan dengan ramah. Jemari keduanya tak pernah lepas sampai mereka mendapati sang pemilik rumah yang sudah menunggu. Dilihatnya kedua orangtuanya tersenyum menyambut kedatangannya.

Jaehan membungkuk sopan, tak lupa menyalami kedua mertuanya serta memeluk keduanya bergantian.

"Ayoo di taman belakang kami sudah siapkan tempat bersantai" ujar Tuan Shin mengajak putra dan menantu kesayangannya ke tempat yang sudah ia siapkan. Dengan senang hati mereka pun mendatangi halaman yang cukup luas di balik mansion megah itu.

"Padahal tidak perlu repot-repot begini Pa" ucap Jaehan merasa tak enak melihat beberapa hidangan yang sudah di siapkan, nemun tetap saja menurutnya itu mungkin saja merepotkan mertuanya.

"Tidak apa-apa Jaehanie, Papa jarang bertemu kalian. Sajian seperti ini jarang dilakukan jadi tidak merepotkan sama sekali"

"Terimakasih Pa" Jaehan tersenyum senang. Papa nya sangat baik, oh astaga ia bahkan lupa dengan ibu mertuanya. Senyum canggung terukir di bibirnya saat pandangannya bertemu dengan ibu Yechan.

"Sama-sama sayang. Mari nikmati"

Pada akhirnya mereka mengobrol dengan nyaman, melupakan kejadian yang pernah terjadi. Mungkin memang lebih baik melupakan dan menggantinya dengan moment yang lebih baik kedepannya. Ya, setidaknya itu yang Yechan dan Jaehan harapkan. Semoga tidak ada lagi hal yang menyakitkan terjadi di masa depan.

.
.

"Kami tidak menginap ya Pa, Ma. Besok Jaehan harus check up rutin. Doakan istri dan baby ku sehat-sehat ya. Kalian juga harus jaga kesehatan" ucap Yechan yang dibalas anggukan serta senyuman orangtuanya.

"Tentu, kalian hati-hatilah. Jangan lupa kabari kami jika sudah sampai ya"

"Baik Pa. Kami pamit"

***

Yechan tidak bisa menemani Jaehan check up kehamilan, namun karena Junghoon sedang libur akhirnya dia yang menemani hyung kesayangannya itu. Saat Yechan menghubunginya tanpa banyak berpikir Junghoon langsung menerimanya dengan senang hati. 

Junghoon yang memang anaknya cukup aktif sedari tadi tak berhenti melihat orang-orang di rumah sakit yang berlalu lalang dengan urusannya masing-masing. Ia gemas sekali melihat banyak ibu hamil yang juga sedang menunggu antrian. 

"Hyung lain kali ajak aku lagi menemanimu ya, aku suka disini banyak ibu hamil yang menggemaskan seperti hyung"

Jaehan menggelengkan kepalanya tak habis pikir, kebanyakan orang tidak menyukai rumah sakit, bahkan ada yang menginjakan kaki nya sebentar saja rasanya sudah ingin pergi dari tempat persakitan itu. Lalu bisa-bisanya Junghoon malah berkata ia menyukainya. Memang unik sekali adik satunya ini.

"Junghoon -ah jangan bilang kau juga ingin hamil haha"

Junghoon menghela nafas. "seandainya bisa aku pasti menerimanya dengan senang hati, tapi aku tidak tau dengan Hangyeom hyung. entah dia mau atau tidak"

"Tuan Kim Jaehan"

"eoh, ayoo Junghoon aku sudah dipanggil" ajak Jaehan, Junghoon membantunya bangun lalu mendatangi Dokter yang akan memeriksanya. Junghoon terlihat semakin semangat saja.

.

.

"Hyung tunggu sebentar aku ambil mobil dulu ya" 

Jaehan mengangguk setuju dan Junghoon pun pergi meninggalkannya sendiri di Lobby rumah sakit yang sangat luas itu. Sambil menunggu, Jaehan mengaktifkan ponselnya untuk menghubungi Yechan. Namun belum sempat Jaehan mengklik tanda telfon, seseorang memanggil namanya. Tidak terlalu familiar sampai Jaehan mengenali siapa orang itu. 

"Jehyun" gumamnya pelan. Meski di paksakan Jaehan tetap menunjukan wajah tersenyum, seseorang itu yang ternyata Jehyun juga tersenyum dan menghampirinya.

"Jaehan -ssi apa kau sakit? kenapa disini" tanya Jehyun.

"oh tidak, aku baru saja selesai memeriksakan kandungan ku" dalam hati Jaehan meruntuk pelan, kenapa Junghoon lama sekali.

"aah begitu rupanya, syukurlah ku kira kamu sakit. lalu bagaimana hasilnya? apakah baby sehat"

Jaehan menanggapinya dengan senyuman sambil mengangguk tanda hasilnya baik-baik saja. Jujur saja Jaehan masih sangat tidak nyaman dengan kehadiran Jehyun. Bayangan cerita Yechan kembali muncul dibenaknya. 

"bagaimana dengan mu? apa yang kau lakukan disini?" Jaehan mencoba bertanya sebagai bentuk kesopanan. Bagaimana pun Jehyun sudah menunjukan sikap pedulinya tadi. 

"umm aku agak demam, sebenarnya tidak terlalu parah tapi Xen memaksa ku untuk periksa ke Dokter, jadi aku menurutinya" jawab Jehyun, wajahnya masih menunjukan senyum ramah.

"oh begitu, berarti apakah tunangan mu juga disini?" Jaehan menjadi sedikit was-was, namun Jehyun membalasnya dengan gelengan.

"dia mana sempat untuk mengantar ku ke rumah sakit, bisanya memerintah saja. Sangat berbeda dengan Yechan, jika aku sakit pasti dia akan langsung sigap membawa ku periksa ke Dokter bahkan meski ia sedang sibuk-

"A-astaga Jaehan maaf aku tidak bermaksud..."

Jaehan tertegun sebentar, rasa kesal dan sesak di hatinya kembali terasa. "oh iyaa tidak apa-apa"

"Jaehan hyung maaf mobil ku terparkir cukup jauh. Eoh? siapa kau?" Junghoon datang sedikit tergesa karena merasa bersalah pada Jaehan yang harus menunggunya lama. Melihat ada orang asing bersama hyung nya, nalurinya pun langsung bekerja, secara alami ia langsung membawa Jaehan ke belakangnya.

"hyung kau mengenalnya?" kini Junghoon bertanya pada Jaehan, karena tidak mendapat jawaban dari orang itu.

"Sudahlah Junghoon, ayoo lebih baik kita pulang sekarang. Jehyun -ssi, aku pamit dulu ya. semoga cepat sembuh" ujar Jaehan tak mau semakin lama berhadapan dengan mantan suaminya itu.

"baiklah hati-hati, terimakasih Jaehan -ssi"

Junghoon menjadi semakin penasaran, ingin protes namun Jaehan langsung menariknya pergi.

"h-hyung sebenarnya siapa dia? kenapa hyung menangis?"

"h-hyung sebenarnya siapa dia? kenapa hyung menangis?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Tbc.

Karna dah merasa baikan jadi aku up deh:')))

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanWhere stories live. Discover now