12

389 40 7
                                    

Jaehan menunggu suaminya mau bercerita, sebenarnya sejak pertemuan mereka dengan sepupu Yechan waktu itu, Jaehan sudah sempat bertanya namun tidak ada jawaban. Yechan hanya bilang akan menjelaskannya nanti. Akhirnya Jaehan harus sabar menahan rasa penasarannya.

Ada perasaan tak tenang sebenarnya, ia merasa mungkin ada masalah yang cukup serius sampai Yechan perlu waktu untuk memberikan penjelasan.

Jaehan tau bagaimana sifat suaminya. Yechan bukannya tertutup dengannya, namun jika masalahnya masih bisa ia tangani sendiri tanpa harus Jaehan ketahui, ia akan memilih menyimpannya dan menyelesaikannya sendiri. Jaehan tidak keberatan akan hal itu, hanya terkadang ia menjadi lebih khawatir, khawatir jika Yechan memendamnya sendiri akan mengganggu kesehatannya, waktu itu saja suaminya sampai harus opname.

Saat ini Jaehan sedang menginap di rumah mertuanya. Permintaan ibu mertuanya yang katanya sih rindu dengan Jaehan. Kalo boleh jujur sebenarnya dia malas, bukan tidak suka dengan ibu mertuanya hanya saja perutnya sudah semakin membesar, ia semakin malas beraktivitas. Kalau di rumah mertuanya kan pasti ia harus menemani mengobrol, dan kadang-kadang ia juga diajak membuat kue. Malas malas malas, ia hanya ingin menghabiskan waktunya dengan tiduran selagi menunggu suaminya pulang.

"Jaehan nanti kamu Mama kenalin sama seseorang ya, dia mau datang hari ini"

Jaehan sedikit mengernyit penasaran. Siapa? Kenapa ia jadi merasa tak enak hati.

"Umm siapa memangnya Ma?" Tanya Jaehan, penasaran. Namun ibu mertuanya itu hanya tersenyum, sepertinya wanita paruh baya itu sangat semangat ingin bertemu orang itu.

"Udah nanti kamu lihat aja. Mama kangen banget sama dia, udah lama sekali ga main kesini"

Dalam hati ada sedikit rasa cemburu yang Jaehan rasakan, sebenarnya siapa orang itu, kenapa mertuanya sampai begitu senang nya atas kehadiran dia.

.
.

Jaehan tidak terlalu terkejut saat melihat orang yang tadi ibu mertuanya ceritakan telah tiba, tidak terkejut karena sebelumnya mereka pernah bertemu di acara perusahaan Papa nya Yechan waktu itu. Yang sekarang membuat Jaehan penasaran adalah siapa sebenarnya orang itu, ia belum di ceritakan apa-apa selain ditunjukan keakraban dua orang di depannya itu, bahkan ibu Yechan seperti lupa jika ia mengundang menantunya datang dengan dalih, rindu.

Jaehan yang memang sedang sensitif karena hamil menjadi lebih sensitif karena diabaikan seperti ini. Apa yang sebenarnya ibu mertuanya inginkan? Sengaja memanasnya atau bagaimana? Bukankah disini yang menantu adalah Jaehan? Kenapa dia yang diabaikan begini.

"Duh Jaehan sini dong kenalan, ngapain diem aja disitu"

Dalam hati Jaehan meruntuk kesal mendengar teguran mertuanya, kenapa jadi dia yang terkesan mengasingkan diri, padahal kenyataannya mereka berdua yang asik mengobrol tanpa mengajaknya.

"Hallo Jaehan -ssi. Salam kenal ya, kita sudah pernah ketemu kan sebelumnya. Nama ku Jehyun" orang itu pun seperti mencari perhatian dengan memulai lebih dulu.

Jaehan membalas uluran tangannya sambil tersenyum.

"Iyaa salam kenal Jehyun"

"Dia ini tunangannya Xen, kamu sudah bertemu dengan Xen juga kan Jaehanie?"

Jaehan mengangguk dan akhirnya paham siapa pria itu. Tapi ia masih penasaran kenapa ibu Yechan terlihat sangat menyukai orang itu.

Obrolan berlanjut dengan rasa penasaran Jaehan yang masih belum terpecahkan. Ia akan menanyakannya pada Yechan nanti.

"Ma maaf boleh Jaehan istirahat di kamar, aku agak mengantuk" ujar Jaehan meminta izin karena di rasa matanya sudah mulai berat, memang sejak tidak bekerja Jaehan rutin tidur siang.

"Oh iyaa sayang tidak apa-apa. Untung saja ada Jehyun, Mama jadi tidak kesepian walaupun kamu tidur"

Lagi-lagi Jaehan merasa tak nyaman dengan ucapan ibu mertuanya itu. Entah dia yang terlalu sensitif atau memang mertuanya yang menyebalkan.

"Maaf ya Ma"

"Iyaa. Yasudah tidur saja sayang. Ini sudah waktunya tidur siang mu ya? Bumil memang harus menjaga pola istirahat. Tidur yang nyenyak ya sayang"

Sedetik menyenangkan, sedetik menyebalkan. Jaehan akhirnya hanya bisa menghela nafas pelan.

"Terimakasih Ma"









"Terimakasih Ma"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang