18

337 41 12
                                    

Yechan kebingungan saat sampai rumah istrinya memasang wajah cemberut bahkan tak mau menyambutnya pulang. Padahal biasanya kalau Yechan datang pasti Jaehan langsung datang memeluknya.

Yechan berusaha mendekati Jaehan yang masih memanyunkan bibirnya, gemas.

"Kenapa sih sayang?"

"Sebel"

"Sama aku? Aku buat salah apa sama kamu?"

Jaehan tak menjawab, ia malah semakin memelaskan wajahnya. Yechan semakin tidak mengerti dengan mood istrinya yang aneh itu.

"Aku minta maaf kalo aku ada salah ya sayang" Yechan masih terus berusaha. Meski gemas tapi dia juga tidak mau istrinya ngambek terus.

"Tadi aku ketemu Jehyun di rumah sakit" ujar Jaehan jujur.

Yechan kaget tentu saja. Khawatir mantannya itu berulah lagi. Meski ia tau yang jahat itu Xen, tapi bagaimana pun Jehyun adalah orang terdekatnya.

"Dia bilang kalo dia sakit pasti kamu langsung sigap bawa ke rumah sakit walaupun kamu lagi sibuk"

Yechan masih diam mendengarkan, ia paham sekarang. Sepertinya Jaehan sedang cemburu, atau mungkin lebih tepatnya iri dengan Jehyun.

"Aku jadi kesel, karena pas dia ngomong gitu aku pergi ke rumah sakit ga diantar kamu karena kamu sibuk sama kerjaan"

Jaehan bisa mendengar suaminya menghela nafas. Melihat itu kok Jaehan yang tadinya kesal malah jadi takut ya, takut karena sepertinya lagi lagi ia bersikap kekanakan.

"Jaehan kamu inget kan kamu sendiri yang ga mau aku bolos kerja terus. Sebelum kamu berangkat juga aku sudah menawarkan diri tapi kamu bilang kamu tau kerjaan aku penting hari ini jadi gapapa kamu ke rumah sakit sama Junghoon aja. Sekarang karena omongan Jehyun yang kamu juga belum tau benar atau enggak, kamu kesel sama aku"

Tuh kan benar, Jaehan lagi lagi kekanakan.

"Terus kamu jadinya marah sama aku karena aku merasa iri sama omongan Jehyun? Dia manas-manasin aku Yechan. Apalagi aku lagi sensitif banget, y-ya aku ngerasa ga nyaman lah sama omongan dia. Aku juga mau jadi prioritas kamu"

"Aku ga marah, tapi aku ga mau kamu terlalu terbiasa dengan sikap seperti itu. Aku kurang prioritasin kamu kaya gimana lagi? Semuanya sudah aku usahakan buat kamu" Yechan sedikit mengusak rambutnya. Pikiran dan tubuhnya sedang lelah ditambah istrinya yang sangat sensitif, membuatnya sangat tidak nyaman.

Yechan tak mau menegur apalagi memarahi Jaehan sebenarnya. Tapi, ia adalah kepala keluarga. Yechan tidak ingin diawal pernikahannya selalu dihiasi dengan adu mulut yang tidak ada habisnya.

"Sepertinya memang kita terlalu cepat menjadi orang tua, Jaehan -ahh"

Mendengar ucapan terakhir Yechan, Jaehan benar-benar kecewa. Apa yang ada dipikiran suaminya sampai tega berkata begitu.

Sampai sekian menit sejak ucapan menyakitkan yang Yechan ucapkan itu, ia belum menyadari efek dari ucapannya. Yang ia sadari hanya air mata Jaehan yang sudah mengembang dipelupuk mata istrinya yang sudah memerah.

Jaehan sudah tidak ada niat lagi membalas, ucapan Yechan terasa sangat menyakitkan. Tidakkah Yechan sadar Jaehan yang paling tersiksa dengan kehamilannya. Harus mengalami morning sick, seluruh badan pegal linu, mood swing, belum lagi tekanan batin.

Jaehan kira masalah kemarin sudah cukup dan ia berharap tidak ada masalah lainnya, tapi ternyata justru lagi lagi Yechan menorehkan luka. Bahkan luka sebelumnya saja belum benar-benar sembuh namun ia berusaha untuk tetap baik-baik saja.

Mengelap air matanya, Jaehan pergi meninggalkan Yechan yang diam seribu bahasa. Mungkin sudah menyadari kebodohan ucapannya. Tapi tidak juga menahan Jaehan, ada baiknya mereka menenangkan diri masing-masing.

.
.

Keesokan harinya suasana hening dan canggung terjadi diantara Yechan dan Jaehan. Jaehan tetap mengerjakan tugasnya di pagi hari, menyiapkan sarapan, air hangat dan pakaian kerja suaminya.

Namun tak ada obrolan kali ini, tidak ada yang mau memulai juga. Ego keduanya sedang sama-sama tinggi.

Sarapan terasa begitu hening, meski sebelumnya juga mereka tidak mengobrol saat makan, tapi kali ini suasananya benar-benar berbeda.

"Jangan pernah dengarkan apa yang diucapkan oleh Jehyun dan Xen. Keduanya tidak ada yang bisa dipercaya. Aku pergi dulu, terimakasih makanannya" ucap Yechan memberi sedikit peringatan, Jaehan hanya membalasnya dengan anggukan.

Jaehan meremas dadanya bersamaan dengan air mata yang jatuh dari mata indah yang sebelumnya selalu berbinar. "kenapa sakit sekali"





 "kenapa sakit sekali"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Tbc.

Kesayangan gue jangan dibikin nangis mulu napa sih Chan 😭

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanDove le storie prendono vita. Scoprilo ora