23

349 38 9
                                    

"selamat Jaehanie, baby nya laki-laki"

Mata Jaehan berkaca-kaca mendengar ucapan dokternya. Ia akan segera memiliki seorang putra.

"Yechan -ahh. Sepertinya waktunya sudah cukup untuk mu memikirkan nama baby. Segera Carikan nama yang tampan untuknya ya"

Yechan tersenyum, bahagia lalu menjawab seraya mengangguk.

"Terimakasih dokter"

"Jaehanie senang sekali ya?"

Jaehan mengangguk sambil tersenyum, setetes air mata mengalir dipipi halusnya.

"Terimakasih dokter Kim"

"Sama sama. Sehat sehat untuk mu dan baby ya Jaehanie"

"Umm" Jaehan mengangguk mantap. Yechan mengelus bahu istrinya yang sedari tadi ia dekap dari samping. Menatap bangga istrinya yang bisa melewati semuanya dengan sangat baik.

"Terimakasih sayang" bisik Yechan.

.
.

Keluar dari ruangan dokter Kim, Yechan dan Jaehan bergandengan tangan menyusuri koridor rumah sakit. Sesuai rencana setelah ini mereka akan ke mall berbelanja keperluan sang jagoan.

Namun siapa sangka di sela perjalanan mereka, mata Yechan memanas melihat seseorang yang tengah di dorong menggunakan kursi roda dan bahkan memakai pakaian pasien.

Tanpa sadar Yechan melepas genggamannya, berlari mengejar orang itu.

Jaehan menatap telapak tangannya yang terasa kosong. Yechan, suaminya, pergi meninggalkannya karena melihat mantan kekasihnya yang sepertinya sedang sakit itu.

Mata Jaehan yang sebelumnya menangis karena bahagia kini harus kembali tergenang air mata kesedihan.

Apa yang barusan terjadi? Ia tak bisa mencernanya.

Yechan.

Suaminya, berlari mengejar mantan kekasihnya.

Di depan matanya.

Bahkan melepas genggamannya.

Di hari, dimana mereka mengetahui jenis kelamin baby nya. Sosok anak yang sangat mereka nantikan.

***

Jaehan diam sambil meremas jemarinya, kebiasaan buruk yang selalu ia lakukan saat menahan emosionalnya.

Ia berdiri saat Yechan keluar dari ruangan yang tidak berani ia masuki.

"B-bagaimana Yechan -ah?"

Yechan menatap istrinya, tersadar akan kebodohannya. Ia menarik Jaehan kedalam pelukannya.

"Maaf aku meninggalkanmu sayang" ujarnya. Jaehan menahan diri.

"B-bisakah jelaskan pada ku di rumah?"

Yechan mengangguk. Mereka pun melupakan rencana awal dan akhirnya kembali ke rumah dengan perasaan gamang.

.
.

"Ada apa dengan Jehyun? Dia sakit apa?" Tanya Jaehan setelah sampai di rumah. Ia tak mau mengulur waktu lagi.

"Shin Yechan!" Mendapati Yechan yang seakan enggan menjawab emosi Jaehan pun mulai tak terbendung.

Yechan mengangkat wajahnya melihat Jaehan yang sedang menahan emosi terhadapnya.

Apalagi sekarang Shin bodoh Yechan.

"Dua hari lalu....aku datang ke apartemen Jehyun"

"Y-yechaan" Jaehan berkata dengan sangat lirih. Memandang suaminya dengan tatapan yang sangat menyakitkan. Kenapa seakan tidak ada akhir nya, belum setahun pernikahan tapi cobaan tak pernah berhenti.

Jaehan merasa hidupnya begitu lurus, ia menjalani hidupnya dengan sangat baik sebelumnya. Tak pernah membantah orangtua, tidak suka berbohong, menjauhi larangan yang memang tidak baik untuknya, ketika sudah memiliki suami pun sebisa mungkin ia selalu nurut pada suaminya. Selain egois sepertinya tidak ada keburukan yang pernah ia lakukan.

Namun sekarang, apa yang ia dapati setelah menikah. Ia sangat menyayangi dan mencintai suaminya sepenuh hati, tapi kenapa selalu sesakit ini rasanya.

"Maaf sayang"

"Aku meminta penjelasan mu. Bukan maaf mu yang tidak berguna itu Yechan -ahh"

Sakit. Rasa itu juga yang Yechan rasakan saat ini. Tapi lagi dan lagi semua itu memang karena kebodohannya.

Ia bersikap seolah ingin menjadi kepala keluarga yang baik, tapi nyatanya selalu dia yang mengawali permasalahan.

"Aku lelah Yechan -ahh. Sampai kapan? Apakah perlu setelah baby lahir kita menyudahi semua ini?! Apa yang sebenarnya kau inginkan?" Jaehan mendesah frustasi. Tubuhnya sudah lemas, ia bahkan sudah tidak bisa mengeluarkan nada tinggi, tak bisa meluapkan emosi yang sebenarnya sudah di ujung.

Yechan, tanpa alat tajam apapun tapi lagi dan lagi ia melukai Jaehan dengan begitu menyakitkannya.









Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Oh NO 😭

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang