30

344 43 2
                                    

Suasana masih hening, belum ada yang memulai pembicaraan. Hanya ada Yechan yang menatap tak suka istrinya yang tengah bertatapan dengan musuh bebuyutannya.

Iapun berinisiatif berdehem agar suasana tidak hening dan ingin istrinya sadar kalau ia tak menyukai kondisi ini. Kapan Jaehan akan bicara? Bukankah ia bilang ingin bicara dengan Xen. Kenapa setelah pertemuan mereka, 15 menit sudah berlalu tapi mereka hanya saling lihat-lihatan. Bagaimana Yechan tidak terbakar api cemburu.

Xen mengernyit saat Jaehan mendekat padanya, sebenarnya apa yang sedang di rencanakan pria cantik itu.

Tamparan cukup keras mendarat dipipinya.

Kaget, tentu saja! Semua yang ada disana mendelikan mata mereka terheran-heran. Jehyun menutup mulutnya, ia benar-benar tak bisa berkata-kata melihat Jaehan menampar tunangannya. Yechan apalagi, matanya mungkin hampir keluar, tentu saja karena puas melihat istrinya seberani itu menampar Xen.

Tak di sangka Jaehan hanya tersenyum simpul.

"Untuk mu yang sudah hampir menghancurkan usaha suami ku"

PLAK. Satu tamparan lagi dengan suara yang lebih keras.

"YA!" Bentak Xen, beruntung mereka berada di tempat privat, tak ada orang lain yang melihat mereka. Xen jelas merasa sangat dipermalukan.

Ia menyentuh pipi nya yang mungkin saja sekarang sudah memerah. Ia ingin membalas namun sudah lebih dulu Yechan menahan tangannya.

Jaehan melepaskan tangan Yechan yang menahan Xen.

"Itu untuk mu yang sudah hampir menghancurkan keluarga ku" Jaehan kembali berucap dengan penuh percaya diri.

Bahkan dengan perut yang masih mengandung baby, ia tak gentar sama sekali menekan pria yang lebih pendek namun memiliki aura yang lebih dominan darinya itu. Entah dari mana datangnya keberanian itu.

Yechan membiarkan Jaehan lebih mendekat kearah Xen. Ia akan lebih senang jika istrinya menampar pipi itu sampai berdarah.

Jaehan mengelus kerah Xen sambil tersenyum. Xen lebih pendek darinya, dengan keberanian ini Jaehan sangat percaya diri menatap pria itu dengan pandangan meremehkan.

"Kau mau cabang perusahaan mu yang mana yang gulung tikar dulu? Aku memberimu kesempatan untuk memilih sebelum aku sudahi semuanya. Bagaimana?"

"Sialan, kau pikir kau siapa hah?!"

"Aku Kim Jaehan. Apa perlu ku tekankan apa peranku di perusahaan mu?"

"Aku tidak bodoh. Aku tidak takut dengan ancaman tak berguna mu itu"

"Baiklah, Lee Conextion ku pastikan besok tak lagi beroperasi"

"KIM JAEHAN"

"kajja Yechan -ahh"

Jaehan tak menghiraukan teriakan marah Xen. Ia pergi bersama Yechan yang menggandengnya. Keduanya tersenyum puas.

"Di kasih hati minta jantung, biar tau rasa" ujar Jaehan.

***

Sebenarnya sejak pertama kali Jaehan membantu Yechan, ia bisa saja langsung melumpuhkan usaha keluarga Xen. Namun Jaehan tidak sejahat itu untuk melakukan hal tersebut. Jika mau dilebih-lebihkan ia adalah orang paling baik di dunia, tapi ternyata Xen tidak pernah kapok dan malah semakin tak terkendali.

Terpaksa Jaehan harus menggunakan kartu AS ini untuk menghentikan orang seperti Xen. Jaehan tau, pria itu gila uang. Xen adalah tipe orang yang berpikir dengan uang ia bisa melakukan apa saja. Jadi Jaehan berpikir, jika seperti itu maka dengan uang juga lah pria itu harus di bekukan. Jaehan punya uang dan kekuasaan, Xen bukan lah apa-apa.

Lee Conextion adalah perusahaan induk keluarga Xen. Tidak tanggung-tanggung Jaehan mengancam untuk melumpuhkan perusahaan pusat milik ayah Xen.









Tbc.

Demen banget kalo uke punya power aku tuh 😭😎

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanWhere stories live. Discover now