25

363 39 3
                                    

"E-eomma~"

Wanita paruh baya itu langsung mendekat, mengelus kening putranya yang akhirnya sadar.

"Eomma hiks hiks"

"Shhh tenang sayang. Ga boleh nangis ya. Ada yang sakit?" Dengan lembut Eomma terus mengelus putranya.

Jaehan menggeleng. "Yechan?"

Eomma memejamkan matanya sambil menghela nafas, tak berlangsung lama sebelum akhirnya tersenyum.

"Tidak perlu dipikirkan sayang, Appa sudah mengurus suami mu"

Dalam benak Jaehan merasa ketakutan, kata 'mengurus' membuatnya tak bisa berpikir jernih.

"Gwenchana, Appa tidak akan menyakiti suami mu. Pokoknya kamu hanya boleh memikirkan kesehatan mu saja, mengerti?"

Pada akhirnya Jaehan hanya bisa mengangguk, patuh.

Tangannya yang tak terhalangi jarum suntik mengelus perutnya.

"Mianhae baby"

"Baby juga baik-baik saja. Tuhan sangat menyayangi kalian"

Rasa ingin menangis kembali muncul. Berkali-kali dalam hatinya mengucap syukur. Namun juga disertai penyesalan, lagi lagi ia menyakiti putranya.

"Terimakasih karena kau sudah lebih kuat dari Appa, sayang. Appa yakin kau yang melindungi Appa sampai Appa bisa kembali membuka mata"

Eomma tak lagi bisa membendung air matanya. Dengan cepat ia mengusap setetes air mata yang tidak bisa ia tahan itu.

Jujur iapun sedang cemas dengan apa yang akan dilakukan suaminya pada sang menantu. Ia berharap ancaman tadi hanyalah sekedar ancaman, hal itu tentu tidak akan memperbaiki keadaan. Alih-alih memperbaikin justru memperkeruh situasi apalagi jika Jaehan mengetahuinya.

Jaehan tidak akan membiarkan suaminya menderita, bahkan meski berkali-kali ia disakiti. Jaehan sangat tulus mencintai Yechan. Hanya Shin Yechan tidak akan ada yang lain, ia hanya menginginkan Shin Yechan.

Jaehan bukan malaikat, tentu saja ia merasakan marah dan kecewa yang mendalam. Tapi begitulah yang disebut 'cinta itu buta' bagaimanapun keadaannya, jika sudah jatuh kedalam perangkap 'cinta' apa yang bisa mereka lakukan? Bodoh memang, tapi ia merasa lebih bodoh jika tidak bisa mempertahankan keluarganya. Meski dia yang menyuarakan lebih dulu, tapi hatinya tak pernah berkata demikian.

Tidak boleh ada perpisahan.

***

Hari dimana Yechan dan Jehyun bertemu, semua itu memang rencana Xen. Ia memanfaatkan tunangannya yang sedang sakit untuk menarik perhatian Yechan. Ia tau betul Yechan masihlah peduli dengan Jehyun. Bagaimana pun hubungan mereka sudah hampir ke jenjang serius, dan itu semua karena memang keduanya saling mencintai. Terutama Shin Yechan, ia sangat mudah jatuh cinta. Tidak mungkin dengan mudahnya hubungan yang sudah serius ia lupakan begitu saja.

Tidak disangka rencana licik Xen benar-benar sukses memecah hubungan sepupunya sendiri itu. Untuk kedua kalinya.

Rasa percaya dirinya semakin meningkat bahkan mungkin bisa diartikan dengan kata angkuh. Ia merasa begitu pintar mengatur segala hal sesuai keinginannya. Atau mungkin dia memang benar-benar jenius dalam hal kelicikan, Sampai-sampai selalu menang mengelabui Shin Yechan.

Yechan bukannya tidak bisa melupakan mantan kekasihnya itu, ia merasa itu hanya bentuk belas kasih darinya. Tidak lebih, dan dia tidak berbohong kalau ia sudah tidak menyukai Jehyun sejak Jehyun memutuskan menerima perangkap Xen.

Namun terlepas dari itu, rasa khawatirnya terhadap Jehyun bukan sekedar berbelas kasih, tapi memang murni hati kecilnya tak ingin pria cantik itu terluka. Sudah cukup Yechan memahami jika Jehyun juga korban kepicikan Xen. Beruntung Xen memang benar-benar menyukai Jehyun, meski dengan caranya yang sering kali salah. Setidaknya dengan itu, Yechan bisa merasa lega karena ia yakin Xen tidak akan menyakiti Jehyun.

Jika ditanya apakah mereka melakukan sesuatu yang 'berlebihan' saat itu. Jawabannya tidak. Tapi jika di tanya apakah mereka pernah 'melakukannya' tentu jawabannya pernah bahkan bukan hanya sekali.

Mereka menjalani hubungan cukup lama, tidak ada yang bisa menahan hasrat masing-masing karena mereka memang saling mencintai.

Brengsek? Tidak! Ia tidak melakukannya disaat ia sudah memiliki Jaehan.

Tapi jika ditanya apakah menyakitkan untuk Jaehan? Tentu! Karena pria naif itu bahkan tak pernah membiarkan bibirnya di sentuh orang lain selain suaminya.





Tbc.

🥺🥺🥺

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu