21

335 34 6
                                    

"Makasih ya Yechan, aku tau kamu pasti dateng"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Makasih ya Yechan, aku tau kamu pasti dateng"

Yechan menatap Jehyun dengan pandangan yang sulit diartikan. Entah memang khawatir, merasa di bodohi atau justru tatapan palsu seakan peduli.

Disinilah dia, di apartemen yang dulu nya sering ia datangi. Apartemen mantan kekasihnya  yang tidak pernah berganti lokasi. Tidak ada perubahan signifikan bahkan sampai password-nya pun masih sama, membuatnya dengan leluasa memasuki tempat tinggal itu.

Wajah Jehyun pucat terutama bibirnya yang terlihat tak berwarna sama sekali. Putih, dan kering. Badannya hangat dan terlihat begitu lemah.

Jehyun menelfon Yechan alih-alih tunangannya yang entah kemana. Atau mungkin ini bagian dari rencana licik Xen.

"Kenapa menelfon ku, bukankah sudah memiliki peliharaan baru?"

Yechan bisa mendengar decihan Jehyun yang dibarengi dengan seringai khas mata tajamnya.

"Tidak kah kalimat mu salah Yechanie? Aku yang peliharaan disini, dipermainkan oleh dua orang seperti kalian"

Rahang Yechan mengeras.

"Xen hanya dendam pada mu, tapi aku yang jadi korbannya. Yechan -ahh apa salah ku? Kenapa kalian mempermainkan ku seperti ini hiks aku juga memiliki perasaan hiks hiks"

"J-jehyunie..."

Tak tahan dengan pemandangan menyakitkan di depannya, dengan cepat Yechan menghampiri Jehyun dan membawa tubuh lemah itu kedalam pelukannya.

"Maaf" lirih Yechan.

Jehyun menangis tersedu seraya mengeratkan pelukan Yechan. Semakin dalam sampai tangisannya mulai mereda. Yechan mengelus punggungnya, lembut.

"Mianhae Yechan -ahh"

***

Jaehan melirik suaminya, menelisik apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa hari ini Yechan terlihat murung. Bahkan ada satu moment suaminya menolak ciumannya. Padahal biasanya Yechan yang paling bersemangat.

"Yechanie gwenchana?"

"Ada apa? Apa ada masalah lagi di kantor?" Jaehan terus berusaha bertanya, begitu penasaran sampai rautnya terlihat khawatir. Takut, apakah sebenarnya ia melakukan kesalahan yang tidak ia sadari.

Aneh sekali rasanya, biasanya Yechan yang berada di situasi begini. Ketika Jaehan yang merasakan ia jadi menyesal, suaminya sering merasakan perasaan tidak nyaman ini, dan dia selalu saja egois.

"Tidak apa-apa sayang. Mungkin aku hanya terlalu lelah. Maaf ya membuat mu khawatir"

Yechan mengelus surai istrinya, lembut. Tersenyum menenangkan meski nyatanya Jaehan sama sekali tak merasa tenang. Penasarannya belum terjawab.

"Bohong. Aku buat salah ya?" Suaranya sudah bergetar, Jaehan tidak tahan dengan situasi ini. Ia tidak suka kondisi dimana Yechan tidak memanjakannya, lebih banyak diam dan tidak menanggapinya. Bahkan sampai tidak mau di cium. Sakit sekali rasanya.

Ha? Atau jangan-jangan Yechan menemukan objek ciuman yang lain? Haaa tidak-tidak, Jaehan kau tidak boleh berpikiran begitu.

Jaehan memukul kepalanya sendiri, menyumpahi kebodohan pikirannya.

Kedua kalinya Yechan menahan tangannya.

"Kenapa sayang iih? Ga boleh pukul-pukul gitu. Nanti baby nya merasa sakit juga"

"Hiks aku ga mau kamu cuekin aku terus gini Yechaaan hiks hiks"

"Iyaa iyaa enggak. Maaf ya Jaehanie Appa. Daddy ga akan cuek lagi, Daddy juga minta maaf sama baby ya. Udah jangan nangis sayang"

"Janji?"

"Iyaa janji sayang"

Yechan mengusap air mata dipipi gembul istrinya, Jaehan tak pernah gagal kalo soal menggemaskan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Tbc.

Yechan jangan nyari perkara ya Lo😭

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanWhere stories live. Discover now