Kejutan

17 5 3
                                    

     Sayang cepatlah, kita akan merayakan hari ulang tahun pernikahan kita hari ini!”

     “Tunggu sebentar! Suami apakah kau melihat cincin pernikahanku? Aku ingin memakainya.”

     “Ah cincin pernikahan! Kamu sudah lama tidak memakainya, mungkin kamu lupa menaruhnya dimana. Kita pergi saja, sudah hampir pukul 7.  Nanti juga akan ketemu.”

     “Baiklah-baiklah! Kamu masih sama seperti dulu, tidak sabaran.”

     “Bukan tidak sabar, tapi tepat waktu.”

     “Huh.”

     Mereka mengendarai mobil keluar dari garasi. Menuju restoran yang ada ditengah kota.

     “Suami aku tidak tahu apakah anak kita akan rewel di rumah mama.”

     “Tidak apa apa, lagi pula dia juga suka dirumah neneknya.”

     “Baiklah kita sampai, aku akan membukakan pintu untukmu sayang tunggu sebentar.”
  
     Gerak tangannya membuka pintu, langkah kakinya menuruni mobil. Berjalan kesamping pintu disebelahnya. Dan membukakan pintu untuknya.

     “Mari kita masuk, menikmati makan malam berdua.”

     Sepasang suami istri tersebut bergandengan tangan memasuki restoran. Memasuki kotak ruang makan yang telah dipesan dengan harmonis. Udara penuh romansa seperti kembali ke masa muda.

     Tok Tok Tok

     “Maaf pak mengganggu! Kami mengantarkan kuenya.” Suara yang terucap bersamaan dengan pintu yang dibuka.

     “Kamu juga membeli kue?”

     “Tentu saja, harus ada rasa upacara dalam segala hal.”

     “Suamiku sangat baik.”

     “Mari kita makan kuenya sekarang.”

     Mereka berdua pun memotong kue coklat tersebut. Menikmati coklat yang terasa meleleh dimulut. Merasakan manis dilidah dan dihati.

     “Eh kenapa susah sekali. Suamiku tolong potongkan.”

     Dia membantu sang istri memotong kue. Dimana tampak kilauan emas disisinya. Dia mengambilnya, dan menunjukkan kepada istrinya sambil tersenyum dia berucap,“Istriku selamat hari ulang tahun pernikahan kita.”

     Wajah istrinya tampak memerah, matanya berkaca-kaca. Mulutnya tampak terbuka tertutup, ragu ragu untuk bicara. Akhirnya yang keluar adalah,“Cincin pernikahan itu kamu yang ambil! Apakah kamu tahu aku sudah capek-capek mencarinya. Agar penampilan ku tampak sempurna. Walaupun aku tahu aku cantik. Tapi tenagaku terbuang sia-sia! Kita pulang saja.”

     “Aduh aku lupa ini hari pertama istriku datang bulan. Sial sial, kupikir akan diberi ciuman eh malah dapat amukan. Nasib-nasib.”

     Kepalanya mengeleng-geleng dengan wajah yang agak sedih. Mengikuti langkah istrinya untuk pulang ke rumah.

Oleh Exazxiarte

KUCERWhere stories live. Discover now