Malam Hari

9 4 0
                                    

     “Sayang apakah kamu lembur hari ini?”

     Ting!

     Bunyi notifikasi terdengar dari handphone ku. Ku buka layar kunci yang tertera jam 18.11 tersebut.

     Ku buka aplikasi WhatsApp, terpampanglah chat dari seseorang yang bernama "istsynkq". Chat dari istri tercintaku yang telah menjalani 28 tahun hidup bersama sebagai suami istri.

    Ku ketik balasan untuknya. Menjelaskan bahwa hari ini aku harus bekerja lembur. Sebagai pemilik perusahaan yang dapat dibilang lumayan besar. Banyak hal yang harus diurus. Malam ini saja aku harus pergi bertemu klien untuk membahas kerjasama.

     “Sayang sudah dulu ya, aku akan pergi bertemu klien sekarang.”

     “Baiklah, hati-hati ya.”

     “Oke, kamu makan malamlah, nanti tidak perlu menunggu ku pulang. Tidur dulu saja.”

     Kumatikan handphone ku, kemudian mengantonginya. Berjalan keluar pintu kantor, menuruni menggunakan lift ke basement. Kulangkahkan kaki menuju mobil. Kubuka pintu belakang. Tampak dalam posisi pengemudi sang sopir mengenakan sabuk pengamannya.

     “Kita berangkat sekarang! Hotel Ashta Residence.”

     “Ya, pak.”

     •••••

     “Kita akan segera sampai pak. Sekitar 5 menit lagi.”

     Mobil dikemudikanya kedepan hotel. Kubuka pintu mobil. Keluar darinya dan menginjakkan kaki ku kedalam lobi hotel. Menuju restoran hotel yang telah dipesan sebelumnya.

     Pukul 18.55. Lima menit sebelum waktu yang disepakati. Aku duduk di kursiku, meminum teh yang ku pesan.

     “Maaf Pak Ace membuatmu menunggu.”

     “Tidak apa-apa Pak Biet, saya juga baru sampai.”

     •••••

     “Selamat bekerja sama.”

     “Semoga dapat berjalan dengan baik kedepannya.” Selesai berjabat tangan kami melanjutkan makan makan dan mengobrol santai.

     Kulihat jam tangan ditangan kiriku. Jarum pendek telah berada pada pukul sembilan.

     “Maaf Pak Biet saya harus pulang sekarang, takutnya istri menunggu dirumah.”

     “Baiklah Pak Ace saya juga masih ada urusan setelah ini, bagaimana kalau kita keluar bersama?”

     “Baiklah, mari.” Aku berjalan berdampingan dengan Pak Biet menuju pintu keluar hotel.

     “Eh sebentar Pak Ace, saya sepertinya melihat kenalan saya.”

     “Oh kebetulan sekali anakku juga ada disini, aku akan menghampirinya.”

     'Emm, kenapa sepertinya kita berjalan kearah yang sama?'

     Kita berjalan bersama, menuju sejoli yang berada di resepsionis hotel.

     “Pak Biet apakah wanita yang berpakaian biru laut itu kenalanmu?”

     “Iya, dia adalah bibiku.”

     “Sepertinya kita akan menjadi keluarga Pak Biet.”

Oleh Exazxiarte

KUCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang