Gudang

4 3 0
                                    

     "AWAS!!!" Teriak seseorang dari kejauhan.

     Aku yang sedang membawa tumpukan buku paket menoleh keasal suara. Terlihat Salim berlari sambil mengibaskan kakinya.

     "Ada apa, Lim?! Kenapa kau berlarian di tengah koridor. Nanti kalau ada orang lewat terus bertabrakan denganmu bagaimana?!"

     "Itu tidak penting, Li! Sekarang kau minggir aku terburu-buru ini!"

     "Memangnya kau itu kenapa, sih?!"

     "Nanti saja ceritanya! Aku pergi dulu!"

     Aku mengerutkan dahi melihat tingkah anehnya.

     'Ada apa dengannya?' Tanyaku dalam hati.

     "Terserah dialah mau apa. Aku juga sedang repot, nanti saja tanyanya." Aku melanjutkan aktivitasku untuk mengembalikan buku paket ini ke gudang.

     Sesampainya di gudang. Aku menaruh buku di lantai dan membuka pintu dengan kunci yang kubawa. Setelah terbuka, aku mengangkat buku. Membawanya masuk.

     Aku menata buku sesuai mata pelajaran. Selesai semua buku ku kembalikan aku lekas keluar dari gudang itu. Aku mengunci pintu lagi dan membalikan badan hendak kembali.

     Tiba-tiba saja ada orang dibelakangku. Untung saja tidak bertabrakan.

     "Mau ngembaliim buku paket juga?" Tanyaku.

     "Iya." Jawabnya. Aku tidak melihat wajahnya karena tertutup tumpukan buku. Tapi, aku melihat bando berwarna ungu di kepalanya.

     "Tapi, pintunya udah aku kunci. Apa mau aku pinjemin kuncinya? Nanti balikin keruang guru ya."

     "Aku udah bawa kunci."

     Aku melihat ada kunci di atas buku paket.

     "Oh. Kalau begitu aku duluan."

     "Ya."

     ○○○

     Suara hiruk pikuk dikantin membuat suasana semakin ramai. Terlihat para murid sedang menyantap makanannya masing-masing. Sesekali diselingi oleh obrolan yang membuat mereka tertawa.

     Disalah satu meja yang terletak dipojok ruangan. Di situlah aku mengunggu pesananku.

     "Kira-kira Salim tadi kenapa ya?" Gumamku.

     Tak lama kemudian pesananku datang. Aku menyantapnya sambil menunggu Salim. Memang terbaiklah bakso di kantin ini. Pikirku.

     Suara langkah kaki terdengar mendekati mejaku.

     "Udah duluan aja nih."

     Aku mendongakkan kepala. Dan melihat Salim yang duduk di hadapanku.

     "Iya aku dah laper." Jawabku.

     "Ngomong- ngomong kamu tadi mau kemana." Tanyanya.

     "Ngembaliin buku paket ke gudang."

     "Kegudang belakang?"

     "Iyalah. Yang mana lagi kalau bukan itu?."

     "Ih. Serem tau."

     "Kenapa emangnya?"

     "Katanya gudang itu dulu pernah makan korban loh."

     Aku menghentikan acara makanku.

     "Gimana-gimana?"

     "Iya. Dulu katanya tumpukan rak di gudang itu roboh terus nimpa anak yang lagi nyusun buku di situ. Tapi aku gak tahu itu bener apa gak." Jelasnya.

     "Cewek apa cowok?" Tanyaku.

     "Cewek. Terus katanya dia suka warna ungu. Sampai kesekolah pakai bando warna ungu. Kayak anak kecil ya." Ucapnya.

     Aku terdiam sejenak.

     "Kayaknya aku pernah ketemu deh sama cewek itu." Ucapku.

     "Hah? Ketemu? Halu kamu."

     "Iya. Aku ketemu di depan gudang habis balikin buku paket."

     Ucapanku menghentikan obrolan kami berdua.

Oleh 111Chocolate

KUCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang