Bertemu

3 3 0
                                    

     Setelah kejadian yang mengharuskanku bangun pagi. Aku akhirnya menerima ajakan kakakku untuk pergi ke mall. Setelah bersiap aku menemui kakakku yang sudah menunggu di mobil.

     "Lama kali kau siap-siapnya, Dek?" Ucapnya saat aku membuka pintu mobil.

     "Kayak gak tahu perempuan aja, Kak." Balasku sambil duduk disamping kursi kemudi.

     "Ya sudah. Kita berangkat sekarang? Gak ada yang ketinggalan kan?"

     "Ehm, kayaknya gak ada. Ayo jalan."

     Kakakku menghidupkan mesin mobil dan mulai menjalankannya. Sambil menunggu sampai di mall aku memainkan ponsel.

     "Kayaknya bakal lama deh, Dek." Keluh kakakku.

     "Kenapa, Kak?"

     "Lihat tuh, macet. Mungkin karena hari libur."

     Aku menoleh dan benar saja. Banyak kendaraan yang berhimpitan di jalan raya.

     'Mungkin butuh waktu yang sedikit lama untuk sampai mall.' Pikirku.

     "Gak papa, Kak. Gak tiap hari juga kok."

     Setelah hampir setengah jam, akhirnya kita terlepas dari kemacetan. Mobil berjalan perlahan saat sudah memasuki kawasan mall.

     "Sudah sampai. Ayo turun, Dek." Kakakku turun dari mobil dan mengetuk jendela di samping kursiku

     "Sebentar, Kak." Aku merapikan bajuku, dan mengambil tas yang kutaruh dashboard mobil.

     Aku membuka pintu mobil dan menuntupnya.

     "Ayo, Kak. Kita mau kemana dulu?" Tanyaku saat akan memasuki mall.

     "Katanya kemarin kamu beli novel sama alat tulis. Masa' lupa, sih?"

     "Oh ya ya. Habis itu kemana lagi?"

     "Gimana kalau makan?"

     "Ide bagus." Tuturku.

     Kami memasuki toko buku. Aku memilih buku novel yang ingin ku beli. Lumayan mumpung ada yang bayarin.

     Setelah selesai, kami keluar toko untuk pergi ke toko ATK. Kakakku bilang ingin menunggu di restoran saja dan aku menyetujuinya. Saat berjalan, aku melihat Aman bersama seorang perempuan.

     'Kayaknya pacarnya tuh.' Pikirku.

     "Hei, Man!" Panggilku saat sudah berpapasan dengannya.

     "Loh Vira. Kamu juga kesini? Tanyanya.

     "Ya iyalah. Emangnya yang berdiri di depanmu ini siapa?" Sebal aku, udah tahu kok masih nanya.

     "Basa basi lah, Vir. Kamu sama siapa? Gak mungkin kamu sendirian."

     "Sama kakak, tapi dia nunggu di restoran. Oh ya, di sampingmu itu siapa? Pacarmu ya?" Godaku.

     "Bukan, Vir." Sanggahnya

     "Ah yang bener. Kalau pacarmu juga gak papa loh." Kataku.

     "Pacar apanya, kenalin ini bibiku. Dan ini temanku bi namanya Vira." Aman memperkenalkan aku pada orang yang kusangka pacarnya itu.

     "Bibimu, Man! Kenapa gak bilang." Bisikku padanya.

     "Kau itu tak percaya padaku. Sudah kubilang bukan pacarku juga." Balasnya.

     "Hehehe, maaf tante. Saya kira tante itu pacarnya Aman, habisnya tante kaya' masih muda sih."

     "Tidak apa-apa, banyak yang bilang begitu. Kamu lucu juga cocok sama ponakanku ini." Ucap bibinya Aman.

     Sontak saja pipiku memerah.

     "Ya sudah tante aku duluan ya mau ketoko dulu. Duluan, Man." Pamitku.

     "Ya hati-hati, Vira. Kapan-kapan mampir kerumah ya." Balas bibinya Aman.

     "Iya. Sampai jumpa, Vir." Balas Aman.

     Aku bergegas pergi dari keduanya. Menuju tujuanku selanjutnya. Setelahnya aku menyusul kakak di restoran. Sesuai dengan pesan yang dikirimnya.

     "Tumben cepet, Dek? Terus kenapa itu pipimu merah?"

     "Udahlah, Kak. Gak usah dibahas. Kita makan aja, aku udah laper." Cetusku.

     "Ya udah. Gak usah marah-marah kali." Lalu kakak memesan makanan.

     'Aduh. Taruh di manalah mukaku ini, kalau ketemu Aman.' Aku menaruh kepalaku dimeja.

     "Kenapa lagi ni anak." Mungkin seperti itu pikiran kakak saat melihatku.

Oleh 111Chocolate

KUCERWhere stories live. Discover now