Hari selasa, jadwal matematika wajib berada pada jam pertama. Dengan bel masuk yang berbunyi. Suara gaduh dikelas 11 A6 tidak berhenti. Mereka semua berkumpul di pojok depan didekat guru. Mengelilingi meja gadis paling pintar di kelas itu.
“Shel kamu udah ngerjain bocoran soal ulangan matematika wajib itu belum. Liat dong?”
“Udah, tapi kalau salah jangan salahkan aku lho ya.”
“Aku nyotek punyamu ya?”
“Aku juga mau foto.”
“Ta mana, aku juga mau foto.”
“Aku dulu lah Ja!”
“Jangan rebutan dong, dikirim grup yang nggak ada gurunya aja. Aku juga mau belajar nih.” Ujar si Shela.
“Dengerin tuh yang punya, cepet-cepet kirim grup.”
“Cepetan dong, nanti keburu Bu Aci datang.”
“Nih Makasih ya Shal.”
Mereka semua sibuk membuat contekan ditempat duduknya masing masing.
“Eh Shel, kok jawaban ini beda sama yang kamu kasih ke aku sih?” Tanya Shinta teman sebangku Shela.
“Hah emang iya? Aduh ini jawaban awalku yang salah. Yang bener tuh yang aku kirimin ke kamu.”
“Mereka semua tadi nyontek yang salah dong.”
“Iya ya, gimana nih?”
“Kamu kirim aja yang bener ke grup, eh Bu Aci tuh.”
Bu Aci muncul dari pintu secara tiba tiba, membawa buku buku matematika yang sangat tebal.
“Belum doa kan? Doa dulu.”
“Ditempat duduk siap grak! Berdoa mulai.”
“Selesai.”
“Sesuai yang disepakati kemarin, kita akan ulangan hari ini. Untuk handphone dan buku catatan mohon ditaruh didepan papan tulis.”
“Ulangan hari terdiri dari 10 pilihan ganda dan 2 uraian dengan waktu 1 jam.”
“Oke silahkan dikerjakan.”
‘Hah kok soalnya beda, yang uraian juga lagi. Untung kemaren udah belajar, dapat lah nilai 80. Kalau kemarin nggak belajar dapat nilai merah lah aku.’ Batin Shela dalam hati.
Oleh Exazxiarte
DU LIEST GERADE
KUCER
KurzgeschichtenKarya pertama berupa cerpen yang berkolaborasi dengan @Exazxiarte. TIDAK UNTUK DIPLAGIAT!!! KUmpulan CERpen
