Iblis

3 3 0
                                    

     Aku bertransmigrasi menjadi bayi iblis laki laki yang jelek dan hitam. Terlahir dalam dunia yang penuh kekacauan. Perebutan kekuasaan dengan peningkatan kekuatan spiritual.

     Umur dua belas tahun aku tumbuh menjadi iblis yang sangat tinggi. Dengan kekuatan fisik yang bertambah kuat dengan bertambahnya umur. Hanya saja dua tanduk iblis ku tidak juga tumbuh tumbuh sehingga diriku tidak dapat membangkitkan kekuatan iblis. Aku diusir dari klan ku.

     “Klan iblis tidak membutuhkan seseorang yang tidak berguna.” Kata-kata kepala klan terus menerus muncul di kepalaku. Dengan perasaan campur aduk aku meninggalkan tempat yang selama ini telah membesarkanku menuju dunia manusia.

     Keputusan ini telah aku pertimbangkan. Karena tanduk kecilku tertutupi rambut. Sehingga aku terlihat seperti manusia yang berkulit gelap. Walaupun mataku merah, warna mata yang langka didunia manusia bukan berarti tidak ada manusia bermata merah.

•••••

     Lima tahun telah berlalu, aku berumur tujuh belas tahun sekarang. Tiga tahun lalu aku diadopsi oleh seorang manusia laki laki. Karena dunia ini lebih fokus untuk kultivasi dan mendapatkan kekuasaan. Teknologi disini kurang berkembang.

    Para manusia didesa masih bertani untuk mencari nafkah. Para pemuda disini menikah saat berumur tujuh belas atau delapan belas tahun. Ini saatnya diriku menikah. Orang tua itu telah mencarikan ku menantu yang cocok. Hanya saja aku khawatir bagaimana jika anakku nanti iblis, bagaimana jika identitas ku sebagai iblis di ketahui.

    Dalam sekejap diriku delapan belas tahun. Orang tua itu akhirnya memilihkan seseorang untukku. Mau tak mau diriku harus menikah.

•••••

   “Selamat menikah, semoga bahagia.”

   “Semoga cepat dapat momongan ya.”

   “Selamat atas pernikahannya.”

   Dalam proses panjang berjalannya pernikahan. Langit mulai menggelap. Bulan menggantikan matahari yang telah terbenam. Kami telah resmi menjadi suami istri.

    Bertahun-tahun kami tetap tidak memiliki anak. Bukan karena belum dikasih. Hanya saja aku memang belum pernah menyentuhnya. Ya itu semua karena kekhawatiranku diawal.

     Seperti biasanya, setiap pagi aku pergi untuk bertani dengan orang tua itu. Meninggalkan istri ku di rumah. Sesaat diriku kembali untuk menggambil cangkul yang terlupa tidak terbawa.

      Agar lebih cepat aku melewati hutan yang menuju pintu belakang rumah. Hal tak terduga terjadi. Beberapa kultivator terlihat lewat didepanku. Diriku yang ketakutan berdiri ditempat.

     Ku menyaksikan mereka berhenti tidak jauh dariku. Berbalik menatapku. Dan orang yang berada paling depan berkata.

     “Tangkap iblis itu untukku.”

     Diriku yang tidak berkutik menyaksikan mereka menyerang ku. Aku bereaksi berusaha melawan dengan sekuat tenaga. Hingga sosok yang tidak kusangka sangka membunuh dengan satu tebasan pedang hingga menjadi debu. Istriku..., ternyata lebih menakutkan dari pada iblis.

Oleh Exazxiarte

KUCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang