Sepasang Kekasih

9 4 0
                                    

     Dijalan makanan dekat universitas. Suasana ramai dengan banyaknya pejalan kaki. Kududuk didalam salah satu toko makanan disana. Menunggu kedatangan seseorang.

     Ting Ting

     Bel pintu berbunyi dengan terbukanya pintu itu. Sosok tubuh tegap dan tampan itu menghampiriku.

     “Maaf, membuatmu menunggu.” Ucap laki-laki itu yang tidak lain adalah pacarku.

     “Tidak apa-apa, tidak lama.”

     “Aku telah memesan makanan tadi, mungkin akan segera datang.”

     “Baiklah.”

      Tidak lama setelah itu. Pelayan datang dengan membawa makanan yang telah dipesan.

     “Silahkan dinikmati.” Ucapan sang pelayan. Lalu meninggalkan meja kami.

     “Langsung saja, aku ingin putus.” Ucapku dengan sedikit perasaan sedih.

     “Kenapa?”

     “Kita telah berpacaran sembilan tahun, tapi kamu tidak ada rencana untuk menikahiku! Orang tuaku telah mengatakan padaku bahwa jika kamu tidak menikahiku bulan ini, mereka akan menikahkanku dengan anak teman mereka!” Ucapku dengan perasaan kesal dan sedih.

     “Baiklah aku tahu.”

     “Apa yang kau tahu?” Ucapku dengan ketus.

     “Sayang apakah kamu mau menikah dengan ku?” Dibukalah kotak cincin ditangannya, dengan senyum lembut terpampang dibibirnya.

     “Kamu.., aku mau.” Dengan gembira aku berdiri dan memeluknya.

     “Terimakasih sayang.” Ucapnya.

     “Maaf ya ucapanku tadi, sebenarnya aku berbohong. Orang tuaku tidak akan menikahkan ku dengan orang lain, aku hanya ingin kamu cepat cepat melamarku. Lagipula kedua keluarga kita juga saling kenal.”

     “Tidak apa-apa, maaf membuatmu menunggu lama”

     “Kemana kamu ingin pergi malam ini, untuk merayakanya?”

     “Bagaimana kalau ke pasar malam?”

     “Baiklah aku mendengarkan mu.”

     Mereka berdua berjalan berdampingan bersama, meninggalkan toko makan kecil itu untuk pergi ke tujuan berikutnya.

     Cut!

     “Baiklah syuting hari ini selesai.”

     Kedua pemeran dalam syuting itu berjalan kembali bersama.

     “Kamu berakting dengan baik kali ini.”

     “Benarkah? Terima kasih. Kamu juga sangat tampan hari ini.”

     “Hahaha aku selalu sangat tampan dimanapun dan kapanpun.”

     “Huh ekornya sampai ke langit.”

Oleh Exazxiarte

KUCERWhere stories live. Discover now