M : Interogasi

29 10 5
                                    

Kabar tertangkapnya cucu tertua dari keluarga Maynard mulai menyerukan ke seluruh kota. Banyak desas-desus mengatakan bahwa dokter forensik terkemuka telah membunuh kakeknya sendiri dengan menukar obat-obatan yang rutin dikonsumsi oleh sang kakek.

Pada ruang interogasi, Citra telah berhadapan langsung dengan seorang polisi dan seorang detektif. Cukup lama mereka bertiga saling diam, hanya suara ketukan bolpoin yang timbul dari tangan si detektif.

"Citra Leona Maynard, cucu tertua di keluarga Maynard." Mata detektif tersebut menyorot tajam ke arah Citra dengan senyuman miring.

Tangan detektif tersebut bergerak di atas keyboard laptop yang tengah ditatapnya. "Bukankah kau mengaku sering memberikan obat-obatan kepada tuan Maynard, Nona?"

Citra mengangguk mendengar pertanyaan tersebut.

"Benar, saya yang sering. Bahkan saya selalu memberikan obat pereda nyeri untuknya," jelasnya tanpa bertele-tele.

"Obat apa yang sering kau berikan kepada beliau? Apa kau memberikan dosis tinggi hingga membuat beliau overdosis?" tanya si polisi dengan wajah serius.

Citra tersenyum kecil mendengar pertanyaan konyol polisi tersebut. "Bukankah kau mengenalku sebagai seorang dokter forensik?"

Citra melipat kedua tangannya diatas meja sambil menatap balik mata polisi tersebut. "Terlalu konyol jika aku memberikan dosis tinggi kepada kakekku sendiri."

Citra sedikit memberi jeda pada ucapannya tersebut dengan senyuman miringnya. "Kau bertanya soal obat? Aku hanya memberikan obat Bifosfonat untuk mencegah osteoporosis pada tulangnya," jelasnya dengan tenang.

Detektif dan polisi tersebut saling bertatapan sejenak, lalu memberikan sampel obat yang ditemukan di kamar korban alias kakek Maynard. Sambil menyodorkan sampel tersebut.

"Benarkah obat ini adalah obat Bifosfonat yang kau maksud?"

Detektif berusaha tidak membuat suasana menjadi tegang karena belum terlalu ada bukti yang menonjol dibandingkan sampel obat di meja tersebut.

Citra mengangguk yakin melihat sampel obat tersebut. Bentuk dan warnanya sama persis dengan obat yang biasa dia berikan kepada sang kakek.

"Berdasarkan hasil laboratorium, obat ini bukanlah obat pencegah osteoporosis yang kau maksud melainkan sebuah obat yang mengandung bahan aktif rodentox di dalamnya, dan kau telah berencana membunuh tuan Maynard dengan menukar obatnya menggunakan racun tersebut!" tuduh sang detektif secara langsung.

Brak!

Citra mengamuk tidak terima dengan tuduhan tersebut. Dia menggebrak meja guna meluapkan emosinya. Citra yang terkenal akan wibawanya mulai mengeluarkan sisi lain pada dirinya.

"Tutup mulut sampahmu itu! Kau menuduhku merencanakan kematian kakekku sendiri? Atas dasar apa kau berani menuduhku seperti itu? Adakah bukti kuat yang membuktikan bahwa aku telah merencanakan semua ini?"

Emosi Citra mulai tak terkendali membuat si polisi bangkit mencoba membuat Citra tenang.

"Lebih baik kau tenang daripada kau ditahan!" ancamnya.

Citra menoleh, menatap nyalang polisi tersebut. "Lebih baik penjarakan aku daripada aku harus melenyapkan kakekku sendiri," sahutnya.

"Nona Citra!" bentak sang detektif.

"Apa kau tidak sadar kau sedang berada di mana saat ini? Jika itu keinginanmu, maka dengan senang hati kami akan memenjarakanmu! Namun, kasus pembunuhan berencana yang kau lakukan akan tetap melekat pada dirimu," ujarnya dengan penuh ketegasan.

May : Ununpentium Maynard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang