M : Suddenly it was revealed

14 6 0
                                    

Keesokan harinya, Mikey masih duduk meringkuk di pojok sel tahanan. Dia berusaha berpikir bahwa saudara-saudaranya akan datang menjenguk dan membantu membebaskan dirinya.

Dari malam yang gelap hingga datang sang fajar, belum ada tanda-tanda saudaranya datang menjenguk.

Tak lama berselang, salah seorang Polisi wanita datang membukakan pintu sel tahanan dan berkata, "Ada yang datang menjengukmu. Waktu kalian hanya lima belas menit!"

Mendengar itu, pikiran Mikey langsung mengarah ke empat saudaranya. Mikey langsung bergegas berdiri dan melangkah keluar sel tahanan. Ada rasa bahagia di hatinya. Dia berharap, seseorang yang datang menjenguknya seperti perkiraannya.

Mikey mulai berjalan ke ruang kunjungan dengan didampingi Polisi wanita di sampingnya. Saat sampai di ruang kunjungan, alis Mikey berkedut. Seorang wanita dengan pakaian formal tengah menatapnya dengan melempar senyuman sinis.

'Itu bukan, Kak Citra' batin Mikey.

"Gunakan waktu singkat ini dengan sebaik mungkin!" ujar Polisi wanita itu, Mikey mengangguk menanggapi. Setelahnya Polisi wanita itu berbalik dan meninggalkan Mikey.

Mikey menggeser kursi di sampingnya dan duduk di depan wanita itu. Kedua tangannya bersila dada. Wanita dengan pakaian formal itu menarik kaca mata hitamnya ke atas sembari berkata, "Halo, Mikey. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?"

Melihat wajah wanita itu, Mikey langsung mengenalinya. Catriva—teman kampusnya yang sekarang berprofesi sebagai Jaksa. Namun, profesi hanyalah sekedar profesi. Catriva masih kalah jauh dengan Mikey yang berprofesi sebagai pengacara.

"Catriva?"

Seulas senyum mengejek dilemparkan oleh wanita yang disebut bernama Catriva itu. "Rupanya ingatan mu masih cukup baik untuk mengingatku. Padahal aku sudah berusaha mengubah penampilanku agar tidak di—"

"Aku rasa kau datang menjengukku bukan sekedar memamerkan penampilanmu yang menyerupai diriku," kata Mikey memotong kalimat Catriva yang cenderung sombong.

Sambil bersedekap dada, Mikey menatap Catriva dengan tatapan mengejek. "Apa kau berusaha meniruku agar tampak terkenal? Oh, jangan harap! Jangankan untuk lebih terkenal dariku, setara denganku saja kau tidak mampu."

Kata demi kata yang diucapkan oleh Mikey mampu memicu emosi Catriva. Tampak sekali guratan amarah tercipta dari mimik wajahnya. Dengan tangan terkepal, Catriva berusaha untuk menahan emosi yang segera memuncak. Bukan ini tujuan Catriva menjenguk Mikey.

"Sepantasnya kini kau mulai sadar dan mengaca, Mikey! Kau bukan lagi Mikey seorang pengacara yang digadang-gadang kecerdasannya dalam memenangkan berbagai kasus di persidangan," kata Catriva mengejek.

"Kau mengatakan itu seolah kaulah yang menjebloskan aku ke penjara!"

Tepat setelah mengatakan itu, Catriva tertawa. Tawanya begitu lepas hingga menggema di ruangan tertutup itu. Bahkan Catriva tidak menyadari bahwa matanya berair karena sepenggal kalimat yang dikatakan oleh Mikey.

"Hahaha. Bahkan ucapanmu itu sudah mengutarakan separuh kebenaran," sahut Catriva di sela-sela tawanya.

Brak!

Mikey menggebrak meja di depannya hingga membuat Catriva terkejut dan berhenti tertawa. "Apa maksudmu dengan 'separuh kebenaran' itu? Kau yang membuatku berada di sini?" sungut Mikey.

Dengan cepat Catriva mengangguk.

"Tentu saja! Ternyata sangat mudah memasukkanmu ke penjara dan merenggut profesi yang kau bangga-banggakan itu."

Baru saja Catriva mengatakannya, Mikey langsung duduk terdiam memikirkan ucapan Catriva. Mikey baru menyadari bahwa dirinya adalah seorang pengacara. Pengacara adalah profesi yang tidak mungkin menjadi pelaku sebuah kejahatan. Apakah ini berarti Mikey kehilangan profesinya?

May : Ununpentium Maynard Where stories live. Discover now