M : Knowing Their Plans

13 7 0
                                    

Pada tahap interogasi, ruangan Alfian dan Evan dipisah agar lebih privasi saat diinterogasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada tahap interogasi, ruangan Alfian dan Evan dipisah agar lebih privasi saat diinterogasi. Ada banyak perbedaan dari gelagat keduanya. Seorang detektif paling pemberani tertunduk tak berdaya dengan tubuh bersandar pada punggung kursi. Kepalanya menunduk dengan segudang penyesalan yang telah dirinya perbuat.

"Saudara Alfian, apa benar yang Anda katakan tersebut? Apakah Anda dalam posisi sadar dalam video tersebut atau berada di bawah pengaruh seseorang?" tanya seorang Polisi yang ada di depan Alfian.

Alfian terus menunduk. Tidak berniat merespons perkataan orang di hadapannya.

'Bodoh' umpat Alfian dalam hati. Dia menggeleng pelan.

"Saya membuat video itu dalam keadaan sadar dan tidak dalam pengaruh orang lain."

Polisi itu mengangguk tiga kali. Kemudian salah satu tangannya membuka laci dan mengambil sebuah dokumen dari dalam sana.

"Terkait dengan dokumen ini, kenapa Anda ingin mengambil alih perusahaan Maynard? Padahal Anda sudah mempunyai profesi yang begitu hebat," tanya Polisi itu seraya meletakkan dokumen itu di depan Alfian.

Alfian mendongak, menatap sekilas dokumen yang ada di depannya, lalu mengedarkan pandangan ke depan--menatap Bapak Polisi.

"Saya tidak menyukai pekerjaan saya sebagai seorang detektif. Saya hanya ingin bekerja tanpa tuntutan. Karena itu, saya ingin ambil alih pekerjaan Maynard dan bisa bekerja ditempat yang saya sukai," jelas Alfian, yang hanya diberi respons senyuman kecil Bapak Polisi.

****

Di ruangan yang lain, seorang Polisi wanita terus bertanya kepada Evan mengenai beberapa benda yang ditemukan di ruangannya. Jantung Evan terus berpacu cepat dari biasanya. Ini kali pertama dirinya diinterogasi, berbeda dengan sebelumnya dirinyalah justru sebaliknya.

"Saudara Evan, apa benar semua benda-benda ini milik Anda? Kalau benar seperti itu, motif Anda membunuh Tuan Maynard–"

Evan beranjak dari kursinya sebelum Polisi wanita di depannya menyelesaikan ucapannya.

"Sudah saya katakan sebelumnya, kalau semua benda itu bukan milik saya!"

Evan menggebrak meja dengan kasar. Membuat Polisi di hadapannya beranjak berdiri dan menatapnya dengan nyalang.

"Saudara Evan! Anda harus tetap tenang. Kembali duduk ke kursi Anda!" perintah Polisi itu. Evan menghela napas seraya mendaratkan bokongnya ke kursi kembali.

Polisi wanita itu juga kembali duduk di kursinya. Menatap beberapa benda di depannya sekilas lalu mengedarkan pandangan menatap Evan.

"Tolong Anda jelaskan tentang semua benda ini. Dari mana Anda mendapatkannya?"

Sebelum menjawab, Evan menyilangkan tangannya di atas meja. Pikirannya kembali terulang saat dia bertemu dengan seseorang di kebun.

"Kau harus menuruti perintahku! Jika kau tidak menurutinya, aku tak segan-segan membunuhmu dan membuang jauh jasadmu!" ancam seorang laki-laki berjubah hitam dengan sepatu boots dengan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya.

May : Ununpentium Maynard Where stories live. Discover now