M : Suspicion

27 9 6
                                    

Kini Mike dan Evan telah bersiap menerobos gerombolan wartawan di depan mansion. Mereka mengenakan pakaian ala wartawan dengan wajah tertutup oleh masker, membuat mereka tak mudah dikenali. Keduanya beradu pandang, lalu mengangguk dan mulai melangkah pergi.

Mereka berdua memilih keluar melewati pintu garasi. Mike beranggapan kalau ruangan itu yang paling cepat untuk sampai ke depan gerbang mansion. Evan membuka pintu garasi perlahan, tidak ada siapa pun di sana. Hanya ada seekor anjing peliharaan keluarga Maynard yang terlelap di depan pintu garasi.

"Lihatlah! Betapa lucunya dia saat tertidur." Evan hendak berjongkok tapi kerah kemejanya dengan kasar ditarik oleh Mike.

"Jangan bangunkan dia. Kalau dia terbangun, bisa-bisa para wartawan itu akan ke sini," ujar Mike memberi peringatan pada adik bungsunya.

Evan lantas menepis kasar tangan Mike. Ia merapikan sebentar kemejanya lalu menatap kakaknya dengan sorot tidak suka.

"Kau lupa, Kak? Kalau para wartawan itu datang ke sini, mereka juga tidak akan mengenali kita. Lihatlah! Kita seperti bagian dari mereka."

Mike menghela napas kasar seraya menepuk pundak adik bungsunya. "Aku hargai ide yang kamu sarankan, Adik kecil. Iya, aku tahu kalau penampilan kita sudah seperti mereka. Tapi, kalau si Morble ini bangun dan menggonggong, rencana kita untuk melarikan diri dari mansion bisa gagal," jelasnya pada si bungsu.

"Tapi, kan...."

Evan belum selesai dengan ucapannya, Mike dengan cepat menaruh jari telunjuknya di bibir adiknya.

"Ssst, udah! Jangan banyak bicara. Kita harus segera pergi dari sini dan menemui Kak Citra di kantor polisi kota." Mike menarik lengan Evan dan membawanya pergi dari halaman mansion. Tak lupa Mike menutup kembali pintu garasi.

"Jangan asal bawa aku pergi, Kak! Eh, tapi ... kita mau mengendarai apa buat sampai ke sana? Semua kendaraan kita ada di halaman mansion," tanya Evan di sela-sela langkahnya.

Mike menatap Evan sekilas. "Aku ada kendaraan yang terparkir di luar mansion. Kita bisa gunakan itu," ujar Mike. Evan hanya mengangguk sebagai respons.

Mike dan Evan mulai memasuki gerombolan wartawan yang ada di halaman mansion. Sekuat tenaga mereka berusaha menyingkirkan para wartawan itu, walau sesekali menabrak dan kerap melontarkan kata 'maaf'.

"Permisi ... aduh! Maaf. Saya minta maaf. Permisi, semuanya ...."

Mereka berusaha membelah lautan manusia yang ada di depan mereka. Setelah sekitar dua menit menerobos gerombolan manusia yang ada di halaman mansion. Mike dan Evan berlari ke arah timur menghampiri mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan samping mansion.

Mike sama Evan menaiki mobil Mercedes-Benz 300 SLR Uhlenhaut berwarna putih pemberian Kakek Maynard sewaktu Mike dan Mikey ulang tahun di usia dua puluh tiga tahun.

Setelah keduanya di dalam mobil, Mike langsung menancap gas dan berlalu meninggalkan mansion. "Huh! Aku kasihan sama nasib Kak Mikey sama Kak Alfian sekarang," kata Evan dengan pandangan diedarkan ke atas.

"Biarkanlah mereka. Aku tahu mereka bisa mengatasi para wartawan gila itu."

"Hahaha. Betul yang kau ucapkan, Kak. Mereka pasti bisa menangani para wartawan gila itu."

*****

Setelah dua belas menit berhasil ditempuh dan sampai ke kantor polisi kota. Mereka berdua langsung melangkah masuk dan segera bertemu dengan Kakak sulung mereka. "Permisi, Pak. Kami ingin bertemu dengan saudari kita, Citra. Apa diperkenankan?" tanya Mike pada seorang pria berseragam di depannya.

May : Ununpentium Maynard Where stories live. Discover now