M : Tuduhan Sempurna

13 6 0
                                    

"Sial! Kenapa ponselku tertinggal di kebun sih!" teriak Evan dari depan pintu kamarnya.

Tidak sampai membuka pintu, ternyata Evan berbalik arah untuk mengambil handphone miliknya yang tertinggal di kebun.

Mendengar teriakan Evan dari luar kamar, membuat Mike dan Regard sedikit terkejut. Mereka saling bertatapan sejenak, kemudian menyelesaikan kegiatan mereka.

Keduanya merapikan tempat tidur Evan seperti sedia kala agar pemiliknya tidak curiga.

"Kita harus keluar dari kamar Evan secepatnya!" ucap Mike memperingatkan.

Regard mengangguk. "Benar! Aku rasa bukti ini cukup jelas untuk membawa Evan ke pengadilan."

Mike menghela napas kasar sambil memejamkan mata, lalu membukanya kembali. "Aku tidak tahu mengapa harus keluargaku yang harus masuk ke penjara satu persatu," ucapnya.

Regard menoleh ke arah Mike yang terlihat kurang baik itu. "Bukankah orang baik yang menjadi jahat harus merasakan dinginnya penjara? Baik dia pelaku utama maupun tokoh yang tertuduh tak sengaja."

Regard menyentuh pundak Mike guna menyadarkan sepupunya itu. Matanya menyorotkan sesuatu yang Mike tidak mengerti. "Permintaan mereka terkabul, yaitu lenyapnya kakek. Tetapi mereka lupa cara untuk mempertahankan apa yang diminta oleh kakek. Sepertinya pertahananmu mulai runtuh juga," ucapnya.

Setelah mengatakan hal itu, Regard terlebih dahulu keluar dari kamar Evan. Meninggalkan Mike yang masih mencerna perkataan Regard.

****

Sedangkan di ruang tamu. Suasana sedikit tegang dan lembab. Citra dan Alfian tengah berdiskusi tentang bagaimana cara mendapatkan titik terang atas kematian kakek.

"Setelah melihat jaket yang dikenakan Evan, serta gelagatnya beberapa hari ini membuatku tidak tenang." Citra menyandarkan tubuhnya di sebuah sofa.

Netra Alfian bergulir menatap kakaknya yang terlihat frustasi dengan kejadian pembunuhan kakek mereka, serta kejanggalan yang terjadi di antara adik-adik mereka.

"Aku tidak habis pikir dengan kasus yang menimpa keluarga Maynard. Bahkan beberapa perusahaan kakek sudah mengalami penurunan secara drastis. Kita tidak lagi memiliki pendukung seperti dulu. Banyak pembangkang dan tak sedikit yang secara terang-terangan menghina keluarga Maynard."

Apa yang dikatakan Alfian memang ada benarnya. Dulu Maynard sangat berjaya dan ditakuti di seluruh Asia Tenggara karena pimpinan kakek. Namun, kabar meninggalnya kakek Maynard membuat banyak perubahan, dan tidak sedikit kesempatan yang lengah akan cepat menghilang.

"Aku tak menyangka bahwa kepergian kakek akan membuat kehancuran secara perlahan di keluarga ini," sahut Citra prihatin dengan keadaan keluarganya saat ini.

"Prihatin atau merasa menyesal tidak ada gunanya saat ini," kata Regard yang tiba-tiba muncul, diikuti oleh Mike.

Citra dan Alfian pun menoleh melihat keduanya. Alfian memutar badannya ke belakang, sedangkan Citra masih menatap lurus ke depan.

"Kalian sudah menemukan Evan?" tanya Citra mengalihkan pembicaraan ketika teringat sesuatu.

Regard beralih menatap Mike yang telah berada di sampingnya. Sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Regard menjawab, "Dia tidak ada di kamarnya. Mungkin saja dia sedang mencari udara segar di kebun atau taman."

Citra mengangguk paham. "Setidaknya dia tidak terlalu stres dengan pekerjaannya. Dia masih terlalu muda untuk pekerjaan berat."

"Tapi tidak cukup berat seperti apa yang telah dia lakukan. "

May : Ununpentium Maynard Where stories live. Discover now