M : Persidangan (2)

11 6 0
                                    

"Silakan untuk pihak pembela terdakwa untuk melakukan pembelaan!" titah sang hakim yang memimpin persidangan tersebut.

Dengan sikap percaya diri, Mikey beranjak dari duduknya sambil mengibaskan blazer bawahnya. Membersihkan sejumlah debu yang menempel di sana. Mikey pun bersiap melakukan pembelaan.

"Terimakasih atas waktu yang diberikan oleh Yang mulia hakim kepada saya. Dengan segala hormat saya tidak setuju dengan dakwaan yang ditujukan kepada nona Citra Leona Maynard," kata Mikey dengan tenang. Dengan membawa beberapa halaman kertas yang berisikan bukti.

Sedangkan di bangku pengunjung persidangan, Alfian bersedekap dada melihat cara Mikey membela kakak tertuanya. Dia mencoba menahan diri agar persidangan kali ini bisa berjalan setengah.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Evan yang tampak curiga dengan kelakuan Alfian sedari tadi.

"Aku tidak berpikir apapun karena aku sedang tidak ingin berpikir," sahut Alfian kurang menyenangkan. Evan memilih diam saja.

Kembali kepada Mikey yang sedang melakukan pembelaan. Dia mengacungkan sebuah lembaran hasil medis dan sebuah flashdisk. Dia sudah mengganti lembaran kertas tadi menjadi bukti tersebut.

"Saat ini saya tengah membawa sebuah bukti hasil medis obat-obatan yang tersisa pada botol obat korban. Hasil medis ini mengatakan bahwa obat yang diberikan sama sekali tidak mengandung bahan aktif rodentox yang dimaksudkan. Jika memang terdakwa sering menukar obat-obatan korban, maka obat yang asli tidak akan ditemukan."

"Menurut informasi yang saya dapatkan pula, korban belum sempat meminum obat yang mengandung bahan aktif rodentox tersebut. Terbukti dalam hasil otopsi mayat korban tidak terdapat bahan tersebut dalam tubuhnya," lanjutnya.

Kemudian Mikey mulai menerangkan tentang isi flashdisk yang dibawanya. "Sedangkan flashdisk ini terdapat bukti rekaman CCTV apotek yang memperlihatkan terdakwa mendapatkan obat tersebut dari seorang dokter terpercaya. Yang mulia bisa memutarnya sebagai bukti."

Mikey langsung berjalan menuju petugas yang berkewajiban memberikan bukti kepada hakim.

Setelah barang bukti telah sampai kepada hakim, hakim tersebut meminta untuk diputarkan rekaman CCTV, juga hasil wawancaranya kepada sang dokter.

"Tolong putarkan rekaman CCTV apotek terlebih dahulu!" perintah sang hakim.

Beberapa saat kemudian, rekaman CCTV yang dimaksud sudah mulai berputar. Tampak di sana Citra sedang menemui seorang dokter kesehatan yang lumayan terpandang, setara dengan Citra yaitu dokter Lemara.

"Aku tahu kau menemuiku untuk meminta obat nyeri kakekmu, bukan?" tebak Lemara.

Terlihat jelas Citra mengangguk sambil berkata, "Obat kakek akan habis dalam beberapa hari lagi, aku pikir akan memberinya stok obat selama aku tidak di mansion."

"Kau memang cucu paling pengertian, Citra. Kakek mu sangat beruntung bisa mendidikmu sampai seperti ini," puji Lemara.

"Kau terlalu sering memujiku!" kata Citra malu-malu.

Hingga tepat di saat Lemara mengambil sebuah obat lalu diberikannya kepada Citra, Mikey langsung bersua, "Tolong pause di bagian tersebut lalu perbesar di bagian obatnya!"

Petugas pemutar video pun mengikuti arahan Mikey lalu meng-pause video tersebut. Di sana dapat tergambar jelas bungkus obat beserta nama obat yang diberikan Lemara kepada Citra.

"Sekarang kalian semua bisa melihat dengan jelas obat apa yang diberikan kepada terdakwa. Sekarang mari kita lihat sambungan rekaman tersebut yang sudah saya kompilasi dengan rekaman di kamar korban!"

May : Ununpentium Maynard Where stories live. Discover now