~27~ Letta si kepala batu

16.2K 982 6
                                    





⚠️ MAAF BANYAK TYPO⚠️

🍏🍏🍏


Letta terlihat mengintip di luar kamarnya, ia menengok kekanan dan kekiri.

Setelah merasa aman, ia langsung melangkah menuju lift untuk turun kebawah.

Ia nampak sudah rapih dengan style baju sekolahnya, padahal ia sudah di larang keras untuk tidak berangkat ke sekolah namun jangan menyebut nama Letta jika ia tidak keras kepala, entah sekeras apa kepala Letta sehingga tak mendengar ucapan Draco, padahal ia sudah di ancam akan di beri hukuman jika ketahuan keluar dari rumah ini.

Setelah ia melihat Draco pergi tadi, Letta langsung bergegas mengenakan pakaian sekolahnya, tidak peduli dengan larangan sang abangnya tadi.

Ting

Letta melangkah keluar ketika lift terbuka dan ia langsung menuju kearah pintu keluar rumahnya, namun belum sempat ia memegang gagang pintu, ia di hentikan dengan suara bi Ratih.

"Eh non Letta mau kemana, kan udah dilarang keluar ama tuan, Non.?"

"Letta mau sekolah bi, biar jadi anak bangsa yang cerdas hehe,"

"Ya Allah non sekolah mah boleh banget tapi jangan sekarang ya non, enon kan lagi sakit, apalagi kalau nanti non Letta ketahuan ama tuan, non Letta pasti di marahin"

"Tenang aja bi, Letta udah nggak papa kok, dan untuk abang Letta, nggak bakal ketahuan kalau bibi nggak cepuin Letta"

"Eh nggak bakal atuh non, bibi nggak sejahat itu buat aduin non Letta"

"Gitu dong, yaudah Letta pamit yaa, udah mau telat ini da da~"

Setelah Letta bersalaman dengan bi Ratih, ia langsung ngacir pergi dengan mengendarai mobil kesayangannya.

Sedangkan bi Ratih hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Letta.

***

"LEPASINN, SIAPAPUN LEPASIN AKU!"

"TOLONGGG!"

PLAKK

"Diam bodoh, membuat telingaku sakit saja"

Di sebuah ruangan yang hanya di sinari oleh lampu remang-remang, terdapat seorang gadis yang kini di rantai dari kedua tangan hingga kedua kaki miliknya.

Ia nampak kacau, terlihat dari rambutnya yang sudah acak-acakan, serta jejak-jejak air matanya yang jelas terlihat.

Terhitung sudah 3 jam ia berteriak tanpa henti, jujur ia begitu takut saat ia terbangun tadi, seingatnya ia hanya tertidur di kasurnya setelah meminum susu coklat yang memang ia selalu minum sebelum tidur.

Namun betapa kagetnya dirinya, ketika terbangun di tempat yang hanya di cahayai oleh lampu remang-remang, serta tempatnya yang berdebu dan terdapat banyak sekali alat-alat yang sering orang pakai memotong kayu, serta ada juga pisau yang sangat tajam berjejer di pojok ruangan.

"Tolong buka rantai ini, aku bakal kasih imbalan kalau kamu bisa ngelepasin aku"

Salah satu pria di sana dengan tubuh kekarnya, nampak maju mendekati Alisya yang kini terlihat menampilkan wajah yang mencoba menggoda pria tersebut.

"Imbalan apa yang akan kau berikan gadis kecil?"

"Apapun, aku bakalan kasih apapun yang kalian mau, termasuk tubuhku, jadi lepasin aku sekarang!" ucap Lisya tanpa beban sama sekali, seperti ia sudah biasa melakukan kegiatan yang ia sebut tadi.

"AHAHAHAHA!"

Tawa para pria tersebut, terdengar menggema di seluruh penjuru ruangan.

"Kau pikir aku tertarik dengan tubuh teposmu ini hah, gadis murahan?"

"Ah tidak-tidak melihat mu yang sangat mudah memberikan tubuhmu pada orang lain, sepertinya kamu bukan gadis lagi bukan?" balas pria tersebut dan langsung meninggalkan Alisya yang kini meraung-raung. Udah kek kerasukan singa betina aje.

"ARGHHH SIALAN, GUE BAKAL BALES LO, DAN ORANG YANG UDAH BERANI NYULIK GUE!!" keluar juga Sifat aslinya.

****

Brakk

Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Letta langsung melangkah keluar area parkiran, menuju kearah pintu masuk area sekolahnya.

"LETTA TUNGGUIN~"

Letta menghentikan langkahnya ketika mendengar suara cempreng yang meneriakkan namanya.

"Ih, berisik banget lo Elsa Frozen"

"Arkhh sakit anj1ng" adu Elsa sambil memegang bahunya yang di dipukul oleh Sintia.

Sedangkan Varissa, hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah kedua temannya ini.

Tanpa menghiraukan pertengkaran ke dua curut itu, Varissa langsung meninggalkan mereka dan menuju kearah Letta.

"Gimana keadaan lo?"

"Hm udah baikan kok, tenang" ucap Letta santai

"Syukur deh, yaudah kita masuk yok, udah bel tu"

Varissa langsung menyeret Letta masuk kedalam area sekolah, tanpa menghiraukan Elsa dan Sintia yang masih asik berdebat di area parkiran.

"Eh stop-stop, Varissa ama Letta kemana?" Tanya Sintia sambil mencari keberadaan kedua gadis itu yang sudah tak terlihat di area parkiran.

"Iya ya, mereka kemana, perasaan tadi disini?"

"Essstt ... jangan-jangan mereka di ... "

"Mereka di, apa sih Sin, lo jangan nakut-nakutin gue ya!"

"Mereka di ... culik Wewegombel, AAAAAA~"

Setelah berteriak, Sintia langsung berlari meninggalkan Elsa yang terdiam mematung.

Elsa nampak memperhatikan sekelilingnya yang sepi, apalagi sekarang sedang mendung, menambah ketakutan Elsa sekarang, terlihat dari lututnya yang sudah bergetar.

"AAAAAAAAA MAMA~"

***Thanks For Reading***

***Thanks For Reading***

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Aletta TransmigrationDonde viven las historias. Descúbrelo ahora