~30~ Berulah

14.2K 974 45
                                    





⚠️MAAF BANYAK TYPO⚠️

••••⚠️MAAF BANYAK TYPO⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🥕🥕🥕

"Mau pulang, tapi gue mager banget buat berdirinya"

Letta terlihat sedang merebahkan tubuhnya pada lantai pada ruangan yang nampak sangat luas.

Ia kini sedang berada di ruang dance, setelah tadi ia berdiskusi dengan para anggota dance lainnya, yang membahas tentang jadwal mereka latihan setiap minggunya, sesuai instruksi dari sang ketos

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia kini sedang berada di ruang dance, setelah tadi ia berdiskusi dengan para anggota dance lainnya, yang membahas tentang jadwal mereka latihan setiap minggunya, sesuai instruksi dari sang ketos.

Entah kenapa Letta betah di tempat ini, padahal bel pulang sudah dibunyikan sebelum ia berkumpul dengan para anggota dancenya tadi.

Letta tidak merasa takut sendiri di sini, sebab ruang dancenya tidak berjauhan dengan lapangan sekolahnya, sehingga, ia bisa melihat para siswa yang sedang bermain basket di lapangan.

"Pulang, ah"

Setelah mematikan semua lampu di ruangan, Letta bergegas keluar dan menuju kearah parkiran, yang harus melewati lapangan basket, untuk bisa sampai ke tempat mobilnya berada.

"Behh buset, kok bisa ya cowok pada ganteng-ganteng kalau lagi main basket" kagum Letta yang kini menatap para siswa yang sedang bermain basket, sambil terus melanjutkan jalannya dengan pelan.

"Kiw cowok~"

Letta nampak mengedipkan matanya genit pada seorang pemuda yang kini sedang beristirahat di pinggir lapangan sambil meminum air mineral bersama teman-temannya.

Pemuda tersebut nampak di goda oleh para temannya sebab perlakuan Letta tadi.

Letta tak henti-hentinya menggoda pemuda tersebut, dengan melemparkan gombalan pasaran namun sukses membuat pemuda tersebut tersenyum malu, di tambah dengan temannya yang menggoda dirinya sukses membuat pipinya bersemu merah.

"Gue punya pertanyaan buat lo, jawab ya?" ucap Letta yang di balas anggukan semangat oleh pemuda tersebut, berserta teman-temannya.

"Mil, mil apa yang nyenengin?" tanya Letta dengan menampilkan senyum manisnya, yang biasa, ia gunakan jika ingin menjerat mangsanya.

Pemuda tersebut nampak menggelengkan kepalanya serempak, menandakan mereka tak mengetahui jawaban dari pertanyaan Letta.

"Mil apa?" tanya pemuda tersebut dengan pipi yang sudah bak kepiting rebus.

"Milikin kamu~" jawab Letta lembut, sambil mencolek dagu pemuda tersebut dengan menampilkan senyumnya.

"JIAKKKHHHH"

"ARGHHHH KENAPA GUE YANG SALTING B4NGS4T!"

"GIMANA BRAN, JANTUNG AMAN AHAHAH?"

Sedangkan pemuda yang di panggil Bran itu, alias Gibran adik kelas Letta sendiri, nampak tersenyum malu-malu sambil menatap Letta dengan pipi yang semakin memerah hingga ke telinganya.

Letta yang melihat itu tak henti-hentinya tertawa sehingga ia menitikkan air mata saking lucunya.

"Ah udah-udah gue dah capek, gue duluan ya udah sore ni, dah~"

Sebelum benar-benar pergi Letta menyempatkan untuk mengelus rambut Gibran lembut lalu berlalu pergi menuju mobilnya.

Seperti biasa, Letta akan langsung pergi tanpa mempertanggung jawabkan perbuatannya pada para pemuda yang ia goda, seperti sekarang ini.

Gibran menutup wajahnya dengan telapak tangannya malu, apalagi kini para teman-temannya tak henti-hentinya menggoda dirinya.

"Huwaaa mommy, Gibran salting"

***

Brumm..

Letta langsung memarkirkan kendaraannya pada tempat biasannya. Ia melangkah senang sambil bersenandung menuju pintu rumahnya.

Namun, langkah Letta memelan setelah melihat sang abang yang kini sedang berdiri di teras rumahnya sambil menatap tajam kearahnya.

Terlihat banyak pria berjas hitam yang berjejer di depan pintu dengan wajah dingin mereka. Perasaan Letta kini sudah tidak enak, entah apa yang akan terjadi setelahnya.

"Dari mana?" tanya Draco dingin saat Letta sudah berada di hadapannya.

"I ... ini ada apa sih, kok banyak bodyguard di sini?" bukannya menjawab pertanyaan Draco, Letta malah menanyakan hal yang tidak penting, dan itu sukses membuat Draco emosi terlihat dari kepalan tangannya yang mengerat di balik saku celananya.

"Masuk sekarang!" titah Draco dan berlalu pergi meninggalkan Letta di luar dengan perasaan yang sudah tak karuan.

"Kok, gue deg-degan ya?" gumam Letta sambil melangkahkan kakinya masuk.

Setelah masuk, Letta dapat melihat Draco yang kini berdiri memunggunginya sambil menatap ke bawah dengan kedua bodyguard di hadapannya.

Letta melangkah mendekat kearah Draco, ia penasaran apa yang manusia ini lihat di sana.

"Liat ap ---"

Mata Letta terbelalak, menatap seorang parubaya yang kini sedang terduduk tak berdaya di lantai dengan pakain yang sudah basah serta dengan tubuh yang sudah menggigil.

"BIBII!!"

"Bibi nggak papa? Siapa yang ngelakuin ini ke bibi?" tanya Letta khawatir, ia nampak panik menatap bi Ratih yang kini terlihat lemah di matanya.

Dengan bibir yang bergetar, bi Ratih bersusah payah menjawab pertanyaan Letta.

"Bibi nggak papa non, neng Letta nggak usah khawatir"

"Nggak papa apanya, badan bibi udah membiru begini, ayo kita ke rumah sakit sekarang!"

"Nggak usang non, bibi nggak papa kok kamu ke kamar aja, ganti baju"

Letta tak menghiraukan ucapan bi Ratih, ia memalingkan wajahnya menatap sang abang yang kini sedang berdiri angkuh di dekatnya.

"Bang Draco kok diem aja sih, nggak nolongin bibi, ini bibi lagi sakit!" teriak Letta tak sadar saking paniknya.

Draco hanya menampilkan senyum miringnya, menatap Letta dan bi Ratih.

"Hukuman itu cocok untuk orang yang tidak melakukan perintahku dengan baik" ucap Draco dengan pandangan lurus kedepan.

"Hukuman? Maksud bang Draco apa?"

"Jangan bilang ini semua perbuatan bang Draco? Iya, jawab abang JAWAB!!" dengan berani Letta membentak Draco sambil mencengkram kerah baju Draco hingga kusut.

Bukannya marah, Draco malah tersenyum smrik sambil menatap Letta intens, yang tingginya hanya sebahunya, yang membuat tubuh Letta seketika mematung.

"Ternyata kelinci kecilku, sudah sangat berubah ya sekarang?"

***Thanks For Reading***

Aletta TransmigrationWhere stories live. Discover now