13. Tak Main-Main

762 142 6
                                    

Part 13 Tak Main-Main

"Pokoknya tidak. Kau tidak boleh mendekati Leon."

"Kenapa?"

"K-karena …" Yoanna kesulitan mendapatkan alasan. Tetapi kemudian pandangannya menangkap keberadaan Aleta yang masih tertunduk di depan Leon. Bersikap menjadi makhluk tak kasat mata seperti biasa. "Karena dia sudah menikah."

"Menikahi gadis cacat tidak terhitung pernikahan, tante." Jawaban Anna sangat ringan. Melirik sekilas ke arah Aleta dengan ekspresi mencemooh.

"Pokoknya … kau tidak boleh dekat-dekat dengan Leon. Dan jangan ganggu hubungan mereka. Mereka sudah menikah. Sekarang kau pulang ke rumahmu." Yoanna mendorong sang keponakan menjauh.

"Tante …" rengek Anna. "Tante mengusirku?"

"Ya. Pulang sana. Dan jangan pernah ke rumah tante lagi selama  Leon dan Aleta menikah."

Wajah Anna berubah semringah. "Jadi kalau mereke bercerai …"

"Tidak. Pokoknya selama kau memandang Leon dengan bunga-bunga semacam itu di matamu. Kau tak boleh dekat-dekat di sekitar rumah tante."

Anna mendengus sebal. "Berarti di kantor boleh," gumamnya sambil lalu.

Langkah Yoanna berhenti, memutar tubuh menghadap sang keponakan dan mendelik sempurna. "Tidak. Lupakan semua perasaan yang semu itu. Pergilah ke mana pun dan temui seseorang lalu jatuh cinta padanya. Lupakan Leon. Dia sudah bahagia. Dengan Aleta."

"Bahagia?"

"Ya. Bahagia selamanya."

"Tante tak pandai berbohong."

Yoanna mendesah. Mulai frustrasi dengan kebebalan sang keponakan.

"Bukankah akan lebih bagus jika Leon menikah denganku? Dia berhak bersaing dengan Bastian. Dan pemenangnya tidak perlu diragukan lagi. Itu pasti Leon. Untuk menggantikan posisi papa."

Yoanna terdiam. Ya itu sudah pasti. "Tetap tidak jawabannya, Anna. Leon … kau … kau dan Leon tidak boleh berhubungan. Dia … pria yang terlarang untukmu."

"Kenapa?"

Yoanna menggeleng tegas. Mendorong tubuh Anna ke dalam mobil dan menutupkan pintu. "Pulang. Jika tidak segera pulang, tante akan menghubungi papamu."

Anna hanya memutar kedua bola matanya, terpaksa menyalakan mesin mobil dan melaju pergi.

Yoanna mendesah keras. Menatap bagian belakang mobil Anna yang menghilang di balik gerbang. Lalu menghubungi nomor Jacob di ponselnya. Dua panggilan tak dijawab, Yoanna mencoba di panggilan ketiga.

"Hallo?"

"Kau tahu Anna menyukai Leon?"

"Apa?"

"Dia datang ke rumah dan mencium Leon. Di depan mataku. Sebaiknya kau urus ini, Jacob. Mereka tidak boleh berhubungan." Tanpa menunggu jawaban dari Jacob, Yoanna memutus panggilan tersebut. 

Matanya terpejam dan sekali mendesah. Menampilkan ketenangan yang apik melihat Leon yang berjalan mendekat. "Ada apa?"

"Bukankah itu yang seharusnya kutanyakan pada mama?"

"Ehm?"

"Mama terlihat sangat mencurigakan. Merepotkan diri untuk mengusir Anna."

Mulut Yoanna terbuka dan tertutup sekali sebelum menjawab. "Mama hanya tak suka membuat semuanya menjadi rumit, Leon. Lagipula, di mana perasaanmu. Berciuman dengan Anna di depan istrimu."

"Istri? Mama sudah menganggap Aleta sebagai menantu?"

"Ehm, ya. Bagaimana pun dia kesayangan Monica. Kita harus memperlakukannya dengan baik." Yoanna sempat menghindari tatapan menelisik sang putra. Lalu dengan hati-hati bertanya, "Sejauh apa dia pernah menggodamu?"

Bukan Sang PewarisOnde as histórias ganham vida. Descobre agora