03. Diluar Nalar? 🔞

150K 1K 17
                                    

***

"Bilang Papa kelainan tapi kamu juga pacarin cewek yang sama!" Sindir Theo kepada Jemmy yang terus menggenggam tangan Marsha yang hanya diam saja.

Mereka memutuskan untuk makan siang diruangan Jayden, Papa Reno.
Marsha masih syok dengan apa yang dilihatnya barusan. Kemungkinan besar orang tua mereka adalah gay? Tapi, benarkah demikian? Atau Marsha yang salah paham?

"Kami memang gay, orientasi kami menyimpang. Hanya Jemmy dan Reno saja yang tahu dan sekarang kamu, jadi untuk tutup mulut kamu mau apa?" Tanya Theo tidak bersahabat.

Jayden menatap Marsha dengan pandangan seperti mengenal seseorang, tapi siapa?

Marsha meneguk ludahnya kasar, "Saya ingin meluruskan kalau saya tidak mempunyai hubungan dengan Jemmy maupun Reno, om. Saya tidak ingin apa-apa om, saya akan membungkam apa yang saya lihat karena kita tidak saling mengenal."

"Gak dirahasian juga gapapa kalian kan gak saling kenal. Ngapain harus tutup mulut segala sih!" Ketus Reno tidak suka dengan penyimpangan ini.

"Ya ya terserah. Papa juga gak butuh persetujuan kamu. Kesini ada urusan apa?" To the point Jayden malas.

"Mau main aja sambil ngenalin pacar Reno. Marsha kenalin ini Papa gue, Jayden. Dan ini Om Theo, Papanya Jemmy." Reno memperkenalkan Papanya dan Papa Jemmy.

"Marsha, om." Sopan Marsha.

"Kita gak bakalan bisa ngerahasian fakta ini, Tante Dea bakalan syok kalau tahu ini om. Jadi aku sama Reno bakalan ngasih edukasi gimana caranya bisa jadi normal," Kata Jemmy akhirnya membuat Marsha memproses omongan Jemmy.

"Padahal enak kalau main sama cewek, bisa dimainin yang atas sama yang bawah. Kalau bisa yang belakang juga bisa," Tambah Reno.

"Dari kecil kalian tidak bisa berbagi? Apa yang membuat gadis ini spesial sampai kalian mau berbagi? Apa enaknya tidur dengan gadis yang sama? Selera kalian gak banget,"  Cibir Theo julid.

"Setidaknya Jemmy gak menyimpang kaya papa. Papa gak mau coba buat main sama cewek? Jemmy bisa pesenin cewek perawan buat papa." Tawar Jemmy yang hanya dihadiahi pelototan papanya.

Jemmy terkekeh, sepertinya bisa saja papanya akan menjadi normal. "Jemmy mau padahal punya mama, papa kenapa gak bisa wujudtin itu?"

Reno merengkuh bahu Marsha, "Jadi kalian harus lihat enaknya ngeremes ini,"

"AKHH--- RENHHH APAHH-APAHHAN LHOOHH SHHH JANGAN KURANG AJAR YA!" Teriak Marsha reflek begitu payudaranya diremas mendadak.

Tangan Marsha menempeleng kening Reno yang hanya tertawa.

"Gue daritadi diem ya!! Lo apa-apaan sih selalu bersikap kurang ajar sama gue?!!!" Marah Marsha memukuli Reno dengan bantal. Reno hanya tertawa, menyipitkan matanya.

"Kalian bisa lihat, manis dan agresifkan? Apa kalian gak mau?" Ejek Reno.

Jemmy membuang bantal itu kasar, menarik Marsha duduk dipangkuannya. Jemmy dengan cepat meremas kembali payudara Marsha. Marsha ingin memberontak namun dengan cepat Jemmy membisikan sesuatu kepadanya, Marsha hanya diam menangis dengan tubuh bergetar hebat.

"Kalau kalian sange, Jemmy bisa pesenin cewek buat kalian gimana? Kita bakalan tutup mulut, Tante Dea gak bakalan tau." Tawar Jemmy lagi dan lagi.

***

"Gue bukan jalang?!" Maki Marsha menangis, mereka kini sudah berada diapartemen Reno. Marsha marah, kenapa Jemmy tahu kelemahannya?

TWO BOYFRIEND || ON GOING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang