07. Awal Persaingan.

25.2K 666 22
                                    

***

"Marsha, kamu siswi pertama yang mendapatkan beasiswa disekolahan ini tapi kenapa kamu beberapa kali membolos dan telat?" Marah kepala sekolah, Bu Novi. "Awalnya saya bangga dengan prestasi dan kepintaran kamu, tapi saya tidak janji akan memberikan beasiswa untuk periode tahun depan."

Awalnya Marsha ingin membeli minum, namun ibu kepala sekolah menyuruhnya untuk menemuinya diruangannya. Marsha menghela nafasnya, apa ini pengaruh dari pacar-pacarnya yang seenaknya?

"Maaf Bu, saya berjanji untuk lebih rajin dan tidak membolos." Jawab Marsha menunduk.

Bu Novi mengangguk membenarkan kacamatanya, "Kamu harus sukses, jangan jadiin kondisi keluarga kamu sebagai halangan. Saya tidak mempermasalahkan masalah ini, saat usia saya seperti kamu, saya juga masih menanyakan dan mencoba-coba hal yang dilarang. Kalau begitu kamu bisa kembali ke kelas Marsha,"

"Baik bu, kalau begitu saya izin  kembali ke kelas."

Marsha menutup kembali pintu ruang kepala sekolah, rasa-rasanya apa harus Marsha untuk memutuskan kedua pacarnya itu? Marsha tidak mau usahanya gagal untuk mendapatkan beasiswa lanjutan.

"AKHH..."

Marsha terlonjak kaget rambutnya ditarik oleh seseorang. Marsha tersungkur, ia bisa melihat Bella dan antek-anteknya ingin membullynya.

Marsha meringis, ingin membalas satu persatu karena dia pemilik sabuk merah taekwondo namun Marsha tidak ingin membuat masalah disekolahan.

"Gara-gara lo, Jemmy marahin gue kemaren!" Keluh marah Bella.

Marsha menatap malas Bella, "Cuma dimarahin kan? Lo juga gak mikir kerugian gue? Bukan karena gue miskin lo bisa seenaknya nindas gue!"

Marsha bangkit dan berdiri, Bella ingin menampar Marsha namun ada tangan yang menahannya.

"Kalau lo mau nyakitin dia, biar sama gue aja. Gue juga ada dendam kesumat sama dia!" Kata Taerin tiba-tiba dengan tatapan mendominasi.

Bella mengangguk, Taerin salah satu biang kerok diangkatannya."Si miskin emang suka bikin gara-gara. Kemaren gue sampe dimarahin Jemmy, padahal niat gue pengen ngajak balikan!"

Taerin mengerti lalu menatap tajam dan menilai Marsha yang hanya diam saja, "Gak tahu diuntung banget lo! Ayo ikut gue! Gue duluan Bel,"

Taerin mencengkram kasar tangan Marsha, Marsha hanya diam saja pasrah bukannya ini yang diinginkan Bella? Melihat Marsha kena bully?

Taerin melepaskan cengkraman Marsha ketika mereka sudah sampai dibelokan kelas Marsha, "Sorry, gue gak bermaksud nyakitin lo. Bisa digorok gue sama pacar-pacar lo!"

"Iya, makasih. Bilang sama Reno gak usah anter gue balik nanti---"

"Iya-iya. Gue boleh nebeng gak kekelas lo?" Taerin berjinjit melirik kelas Marsha yang belum ada guru. Marsha menghela nafasnya,

"Lo mau ketemu Harsa?"

"Iya, tapikan kita lagi akting musuhan. Gimana dong?" Malas Taerin dengan keadaan seperti ini.

Marsha menghela nafasnya, "Apa yang buat lo suka banget sama Harsa? Padahalkan kalau dipikir Reno lebih dari segalanya?"

"Karena gue butuhnya Harsa. Gue tipikal cewek yang butuh kasih sayang, bahkan waktu kelas satu gue rebutan sama seseorang buat ngerebutin Reno, tapi Reno gak gubris gue dan pilih cewek itu. Gue pikme banget, terus Harsa dateng dia selalu ada buat gue." Jelas Taerin. "Tapi gilanya gue, gue ngerusak hubungan Harsa sama adek kelas karena gue obsess sama Harsa."

TWO BOYFRIEND || ON GOING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang