BAGIAN TUJUH BELAS

40.6K 2.1K 1K
                                    

17.  KEMANA KITA?

"Kalian menyedihkan!"

___________________
_____

Mengatupkan mulutnya. Alya benar-benar dibuat tak berdaya kala ke-empat laki-laki ini sudah membawanya menggunakan pesawat pribadi milik mereka entah kemana. Namun yang jelas, yang Alya tahu. Mereka akan pergi berlibur seperti perkataan Devan padanya tadi.

"Makanlah, kau belum makan dari semalam kan?"

Memicingkan matanya curiga. "Jika aku memakannya, apa aku langsung mati?" Tanya Alya dengan suara dinginnya.

Menghela nafas lelah, Varren benar-benar lelah dengan sikap Alya yang sedari tadi mengatakan jika ia ingin mati saja, dan sekarang lihat apa yang keluar dari bibir mungil itu. Langsung mati? Cih! Menyedihkan. Apa-apaan dengan pertanyaan itu? Membuatnya jengkel saja.

"Kau tau Queen, jika kau tidak maka. Kau bisa langsung mati tanpa berbuat apapun"

"Maka jangan paksa aku untuk makan!" Tajam Alya dengan tatapan berapi-api.

Ingin sekali Alya menampar dan mencakar wajah yang ada didepannya ini. Namun mengingat jika kedua tangannya sudah diborgol, ia tak bisa melakukan apapun selain merutuki nasibnya.

"Bagaimana?" Tanya Celvin setelah menaikkan sebelah alisnya pada Varren.

Tak mengatakan apapun, Varren mulai melangkah ke kursinya kembali. Meninggalkan Celvin yang menatap tajam tepat pada mata milik Alya, membuat sang empu menelan ludahnya susah payah.

"Masih ingin membangkang?"

"Kenapa? Tidak suka?" Tanya Alya memberanikan diri memberikan tatapan yang tak kalah tajam pada Celvin.

"Kalian menyedihkan." Tatapan Alya mengejek, membuat Cleo yang sedang membaca koran mulai meletakkan korannya kesamping.

"Menganggap bahwa orang yang kalian culik adalah Queen kalian, ck. Kasihan sekali hidup kalian, ditinggalkan? Oh! Aku tahu. Dia pasti menderita, makanya pergi meninggalkan kalian. Benar?" Ejek Alya tanpa rasa takut sedikitpun. Berharap jika ucapannya nanti akan membuat salah satu dari mereka marah, dan melemparnya dari atas pesawat. Itu lebih baik.

Mengepalkan tangannya kuat. Devan benar-benar geram dengan ucapan Alya, namun ia tidak ingin melakukan apapun dulu. Sebelum Alya menyelesaikan ucapannya.

Tak mendapat respon dari keempatnya, Alya kembali berucap. "Kalian itu tak lebih dari iblis dibalik wajah kalian, siapa gadis gila yang ingin bersama kalian? TIDAK ADA! Kalian dengar? Tidak ada satupun yang ingin bersama empat pria bodoh seperti kalian! DASAR SAMPAH MENJIJIKAN!" Lantang Alya tanpa kenal rasa takut.

"Kalian bahkan tak pantas mendapatkan cinta dari gadis manapun! Kalian hanya para iblis mengerikan, yang tak pantas untuk dicintai. KALIAN IBLIS!" Lanjut Alya yang masih belum mendapat respon dari keempatnya.

Geram karena ia belum juga dilempar dari pesawat, Alya harus memancing emosi mereka. Agar ia bisa mati dengan tenang dimakan hiu atau mungkin kemasukan air asin dalam paru-parunya.

"Menyedihkan! Kalian merasa kehilangan? Itu karena ulah kalian sendiri! Makanya gadis yang bernama Queen itu pergi! Kenapa harus aku yang menanggung penderitaan wanita itu?! JIKA KALIAN MENGANGGAP AKU QUEEN KALIAN!! BERPIKIRLAH BODOH. AKU ALYA! ALYA QUEENBY XIVANYA! BUKAN QUEEN!!" Teriak Alya marah.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now