BAGIAN EMPAT PULUH SATU

18.8K 1.3K 805
                                    

41. PERMAINAN DI MULAI!

____________________

“Kenapa semuanya terasa sangat rumit? Apakah, ini ujian untuk kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa semuanya terasa sangat rumit? Apakah, ini ujian untuk kami. Karna telah membuat kamu menderita, Al?”

_Devan Derulo Nathalin_

Malam pukul 22:24 menit.

Menatap sekeliling ruangan atau lebih tepatnya—mansion ini yang begitu sepi. Alya sedikit curiga, namun. Setelah ia cek, memang benar jika semua pelayan telah kembali ke rumah di belakang mansion utama. Dan empat pemuda itu? Mereka sudah jelas tengah mengerjakan sesuatu.

Berjalan menaiki anak tangga dengan perlahan. Alya di buat terkejut kala ia mendapati gadis cacat yang tengah duduk di atas kursi rodanya itu. Menatap ia penuh tajam. Woah! Harus Alya akui keberanian wanita sampah ini. Karena untuk membuat wanita itu bungkam, dirinya harus tunjukan seberapa berkuasanya ia.

“Kau butuh bantuan?” tanya Alya berjalan pelan kearah wanita itu. Tanpa sadar jika wanita yang ia dekati ini sedang melakukan sebuah rencana—lebih tepatnya. Tengah menyembunyikan sebuah pisau lipat di balik telapak tangannya sendiri.

Sret!

Kegagalan yang amat menyedihkan. Tatkala wanita ini ingin menusuk Alya. Alya lebih dulu mengarahkan sebuah pistol dan jangan lupakan tangannya yang berhasil mencengkram kuat tangan wanita ini agar tak dapat bergerak.

Tuk!

Pisau terjatuh karena ulah Alya yang hendak mematahkan kelingking wanita licik ini. “Jangan berani.” desis Alya kala dirinya sudah sejajar dengan wajah wanita yang memiliki rupa seperti dirinya ini.

Setelah mengatakan hal itu. Alya berjalan di belakang kursi roda, memegang kedua sisi untuk mendorong kursi ini kearah lift. Guna, ia turun ke lantai dasar dengan wanita yang berpura-pura cacat ini. Catat! Hanya kepura-puraan.

“Gimana kalo kita perkenalan dulu. So, sebagai awal perkenalan kita. Gue bakal nunjukin sisi gelap gue sama lo, gimana? Setuju, kan?” tanya Alya mendorong kursi roda tersebut keluar dari lift.

Tersenyum miring kala merasakan gerakan refleks dari wanita di kursi roda ini saat melihat para bodyguard tergeletak tak sadarkan diri. Alya bersuara, guna memberi informasi, siapa yang telah melakukan hal ini. “Maaf Nona, gue yang lakuin ini. Lo gak bakal di selamatin sama mereka, jadi, terima aja kenyataan. Lo malam ini bakal habis sama gue!” bisik penuh penekanan, tak lupa. Ia mulai melewati para bodyguard yang kini sudah tak sadarkan diri, yah. Paling tidak sampai nanti pagi.

Obsesi Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang