BAGIAN LAPAN BELAS

40.9K 2.5K 540
                                    

18. GARA-GARA SENYUM

"Jangan tunjukkan senyum pada siapapun. Kecuali kami!"

___________________
______

Pukul 23:00

Alya terbangun dengan tubuh yang rasanya benar-benar lelah. Lelah dari kejadian tak mengenakan dipesawat tadi, lelah dengan tingkahnya sendiri yang selalu menguras energinya karena selalu gagal.

Menatap sekeliling dengan tatapan asing. Alya sepertinya sudah berada di mansion milik salah satu dari empat laki-laki itu. Dimana dengan pelan Alya mulai turun dari atas kasur, melangkah ke arah pintu yang mulai dibuka perlahan oleh Alya.

Cikle

Berhasil? Pintunya tidak terkunci? Oh! Keberuntungan yang sangat besar. Namun sayangnya ia tidak berada di negaranya, membuat ia menghela nafas.

Melangkah keluar dari dalam kamar, dapat Alya lihat lorong-lorong remang akan pencahayaan yang ia lewati. Dimana tujuan Alya sekarang adalah lantai pertama—lebih tepatnya dapur.

"Ini dapurnya dimana si?!" Gerutu Alya lelah sendiri memutari lantai satu yang sangat luas dan tampak sepi, seperti tak berpenghuni.

Memilih mengambil langkah ke kanan, Alya tersenyum cerah kala ia berhasil menemukan dapur yang sedari tadi ia cari.

Membuka lemari pendingin, Alya tersenyum melihat beraneka macam buah-buahan, Snack tepat disamping kulkas dengan rak nya sendiri.

Berjongkok untuk mengambil satu bungkus susu kotak dibagian paling bawahnya. Alya tersentak kaget kala suara milik pemuda yang tidak ia harapkan malah datang tanpa diundang.

"Mau jadi maling, hm?"

Menatap laki-laki yang kini menjulang tinggi dihadapannya. "Aku gak maling!" Seru Alya tak terima.

Hey! Siapa yang maling?! Jika Alya berada dirumahnya sendiri. Ia tidak akan mengambil makanan milik orang.

Menjatuhkan telapak tangannya diatas puncak kepala sang gadis. "Mau makan apa? Biar aku masak"

Berdiri dari jongkoknya. Mata Alya seketika berbinar mendengar tawaran Devan, ini yang ia tunggu! Seseorang menawarinya makanan, karena sungguh. Alya takut jika harus memasak dirumah orang lain.

"Mie geprek!" Seru Alya semangat.

Menggeleng tak setuju, Devan melangkah untuk memanaskan minyak, melangkah ke arah kulkas untuk mengambil sebuah daging yang sudah dipotong kecil-kecil.

"Nasi goreng mau?"

Menggeleng tanda penolakan. "Aku bilang mie geprek Devan! Bukan masih goreeng!" Rengek Alya yang sungguh menginginkan mie geprek sekarang, melihat banyak sekali mie geprek didalam kulkas.

"Nasi goreng atau sate?" Tanya Devan membalikkan tubuhnya menatap sang gadis.

"Mie geprek!" Kekeh Alya tetap pada pendiriannya.

"Gak sehat" singkat Devan mulai menyiapkan nasi tadi yang sudah dihangatkan oleh pelayan supaya tidak cepat basi.

"Aku gak mau makan nasi goreeeng Devan!" rengek Alya menahan tangan Devan yang hendak memasukkan nasi goreng setelah semua bahan telah dimasukkan.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now