BAGIAN DUA PULUH TUJUH

28.5K 1.7K 770
                                    

27. Queen yang sebenarnya?

____________________

"Izin ya Queen, mau lihat doang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Izin ya Queen, mau lihat doang. Gak aku sentuh"

_Devan Derulo Nathlin_

Membuka matanya secara perlahan. Pemuda dengan baju tidur hitam miliknya itu mulai mendudukkan dirinya dengan tatapan yang tak lepas dari gadisnya yang kini tengah tertidur pulas dengan hembusan nafas yang teratur.

Devan atau lebih tepatnya Devan Derulo Nathalin itu mulai bergerak mendekati Alya. Membuka secara perlahan kancing baju tidur berwarna merah yang Alya kenakan. "Izin ya Queen, mau lihat doang. Gak aku sentuh" kata Devan masih dengan tangan yang melepas setiap kancing baju tidur milik Alya hingga sampai pada kancing yang terakhir.

Meneguk ludahnya susah payah. Devan menggelengkan kepalanya, ia tadi sudah berkata. Hanya melihat, tapi. Tidak apa-apa kan jika sedikit memberikan tanda kepemilikan di sana?

Ah bodo! Siapa yang perduli. Jika Alya tidur di kamarnya, maka Alya miliknya. Namun, jika Alya tidur di kamar sahabatnya. Maka Alya milik mereka.

Menarik nafas sejenak. Devan mulai merangkak, menindih tubuh Alya dengan tangannya sebagai penopang. Berusaha agar tubuh besarnya akan membuat Alya terbangun bahkan memekik.

" Maaf Queen. Nafsu aku lebih besar dari pada janji aku yang cuman bilang, mau lihat tadi." Kata Devan sebelum mendekatkan wajahnya di antara perpotongan leher Alya. Menghirup wangi gadisnya yang begitu candu dengan sangat rakus.

Awalnya ia hanya menghirup wangi Alya. Hingga, ia mulai bergerak. Menghisap pelan perpotongan leher gadisnya dengan pelan untuk membuat Alya tak menyadari apa yang ia lakukan.

"Eung..." Lenguh Alya yang bergerak memiringkan tubuhnya. Dengan Devan yang semakin leluasa memberikan tanda miliknya pada leher putih Alya yang terekspos.

Memberikan beberapa tanda dengan tangan yang mengusap surai Alya agar kembali tertidur dengan nyenyak. Devan di buat terkekeh kala mendengar lirihan Alya yang mengatakan. "Gatal..."

"Nanti gak bakal gatal lagi sayang," bisik Devan yang entah sadar atau tidak. Alya malah merespon ucapannya itu dengan anggukan pelan, di sertai dengan dengkuran halus yang kembali teratur seperti sebelumnya.

***

Di sebuah ruangan yang temaram dengan hanya di sinari oleh lampu yang sedikit redup. Seorang gadis dengan surai berwarna merah menyalanya itu duduk sambil memandang foto empat orang anak lelaki dengan satu perempuan di tengah-tengah mereka.

Obsesi Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang