BAGIAN TIGA PULUH SATU

23.5K 1.6K 868
                                    

31. MILIK KITA!

____________________

"Sekarang ku tanya, siapa yang akan kalian pilih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sekarang ku tanya, siapa yang akan kalian pilih. Jika diantara Alaya dan Queen, yang harus kita tinggalkan?"

_Cleo Haidar Eileen Abigael_

Flashback

Berjalan dengan tangan saling tertaut. Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa sekarang sudah sore. Dengan Celvin dan Alya yang masih betah berkeliling kota London. Melihat suasana baru, Alya tak pernah membayangkan jika ia akan bisa datang ke kota ini. Seorang anak panti menginjakkan kaki di kota yang begitu indah ini.

"Vin." Celvin menoleh hanya untuk mendapati wajah gadisnya yang begitu bahagia dengan senyum itu, yang sedari tadi tak pudar sedikitpun. "Kenapa, hm?"

"Boleh gak, kita mampir dulu ke toko itu?" tanya Alya menunjuk toko yang berada di ujung jalan, sedikit sepi pengunjung. Membuat Alya sedikit penasaran. Apa yang sebenarnya toko itu jual hingga pelanggan tak ingin hanya sekedar mampir, atau bahkan melihat-lihat saja.

"Boleh"

Tersenyum sumringah, Alya dengan tak sabaran menarik pergelangan tangan Celvin untuk mengikutinya. Berjalan beriringan dengan tatapan yang tertuju pada toko itu. Hingga mereka telah sampai, dimana. Dapat mereka lihat, didalam sana. Ada beberapa barang antik yang terlihat begitu indah dan sedikit-kusam. Apa karena sudah lama? Makanya barang itu kusam.

"Excuse me" Alya mengangkat tangan. Guna mengalihkan perhatian orang di depan sana, yang terlihat tengah membereskan beberapa barang sambil mengobrol dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Alya.

"Yes, can I help you?" tanya orang itu ramah. Membuat Alya tersenyum, sebelum melepaskan telapak tangan Celvin perlahan. "Yes, I want to see it for myself" kata Alya, sebelum orang itu mengangguk dan memberikan jalan untuk Alya melihat beberapa barang yang terlihat unik dan indah di matanya.

Mengetukan jadi telunjuknya pada dagu. Alya sedikit penasaran pada kalung yang terlihat mirip dengan kalungnya. Tunggu! Apa kalungnya dulu di beli disini? Tapi bagaimana mungkin? Apakah orang tuanya, tinggal disini dulu? Dan tanpa disadari. Ternyata Celvin kini tengah berbincang dengan seseorang.

Menoleh dengan pandangan yang ragu. Apakah Alya harus kabur sekarang? Atau apakah ia harus bertanya mengenai kalung itu? Ah sial! Ia terjebak dalam dua masalah besar. Alya harus berpikir. Jika ia kabur sekarang, ia bisa bertanya nanti. Namun jika ia bertanya sekarang, maka tak akan ada lagi kesempatan untuk kabur.

Menghela nafas sejenak. Alya mulai mengambil langkah dengan pelan, keluar dari toko itu. Sebelum kemudian, ia mulai berlari dengan kencang. Menjauh! Jauh hingga empat pemuda itu tak bisa menemukan keberadaan Alya.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now