BAGIAN EMPAT PULUH TIGA

15.8K 1.1K 411
                                    

43. TERUNGKAP?

____________________

“Hidup itu penuh teka-teki dan misteri

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

“Hidup itu penuh teka-teki dan misteri. Kamu harus pecahkan semua itu, sebelum kamu tiada karna kecerobohan kamu sendiri.”

_Varren Salvino Abraham_


Sudah satu pekan berlalu sejak pertukaran posisi yang di lakukan oleh Alya dengan cara licik. Dan mengenai jari wanita itu? Tsk! Jangan tanyakan hal demikian. Alya bahkan telah memotong dua jari itu sama seperti hari miliknya, mengatakan pada empat lelaki iblis itu. Bahwa kedua jarinya telah di potong oleh gadis itu, dan bisa kalian bayangkan apa yang mereka lakukan? Yah. Empat lelaki itu menyiksa sang gadis dengan mencambuk, dan bukan hanya mencambuk. Tapi juga mengurung wanita lemah itu selama berhari-hari tanpa di berikan makan.

“Queen?” suara yang amat ia benci terdengar di balik pintu emperan belakang mansion. Mengingat dirinya sedang di temani oleh salah satu pelayan untuk berjalan-jalan di luar rumah.

“Apa kamu suka tempat ini?” Varren mulai bertanya dengan nada lembut yang tak pernah Alya dengar. Yah, bagaimana tidak? Dirinya kan dulu menjadi Alya bukan Queen, maka dari itu. Empat pemuda biadab ini tak pernah sekalipun memperlakukan ia layaknya manusia.

Tadi, sekarang tidak. Karna ada setan! Batin Alya menjawab, ia harus terus berpura-pura tak dapat bicara hingga waktu cukup tepat tuk ia keluarkan suara. Setidaknya, Alya tak ingin menjadi bisu dalam kurun waktu yang lama.

Menatap seorang pelayan yang berdiri di samping kursi roda Alya dengan kepala tertunduk. “Pergi.” kata Varren dingin. Terlihat tak minat kala dirinya di ganggu saat bersama dengan sang kekasih hati.

Setelah melihat kepergian pelayan itu. Varren mulai mengangkat tubuh Alya ala bridal style, hari ini. Ia akan mengajak Queen-Nya jalan-jalan setelah sekian lama mereka hanya dalam mansion ini selama kepulangan mereka beberapa pekan lalu.

Alya? Ia hanya diam, tak berkomentar apapun selain membiarkan Varren mengangkat tubuh ringannya. Ia sudah terbiasa selama satu pekan ini tak di sakiti oleh empat lelaki ini karena berperan menjadi Queen, entahlah. Alya bukannya ingin mengambil tempat Queen, hanya saja. Menjadi Queen akan membuat ia untung dalam segala hal.

“Ini” Varren meletakkan sebuah buku kecil dan pulpen kala mereka telah naik kedalam mobil. Atau lebih tepatnya—Varren lah yang telah membantu Alya menaiki mobil karena aktingnya yang kini berpura-pura bisu dan lumpuh sementara.

Menoleh dengan raut bingung yang kentara. Alya sungguh sudah gatal ingin membuka suaranya dan bertanya secara langsung maksud dari Varren memberikan ia pulpen dan buku kecil.

Dan ajaibnya, tanpa bertanya atak melihat raut kebingungan Alya. Varren dengan lembut menjelaskan, “Kamu lupa bawa itu tadi, biasanya kamu akan menulis apa yang kamu mau dan kamu katakan di situ,”

Obsesi Devil'sHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin