BAGIAN DUA PULUH LIMA

33.9K 2K 910
                                    

25. CLEO SI BAYI

____________________

"Oh iya, lupain aja ucapan aku tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oh iya, lupain aja ucapan aku tadi."

_Cleo Haidar Eileen Abigael_

Di sebuah bar yang terletak di pusat kota Amerika. Seorang gadis dengan rambut berwarna merah maron yang di ikat tinggi, bibir berbentuk hati, mata bulat dengan bulu mata lentik tengah menikmati segelas wine dengan satu orang lelaki dan wanita di samping kiri dan kanannya.

"So, what are you guys doing here?" Tanyanya dengan tatapan yang tertuju pada dua insan yang tengah bercumbu dengan penuh gairah di depan sana.

"What's more, following you. Maybe" ucap seorang gadis dengan rambut gelombang yang sebatas pinggang, menatap gadis di sampingnya sinis.

"Oh ya? For what?"

"Berhenti bermain-main! Kita ke sini untuk mencari dia. Bukan untuk menonton sebuah permainan bibir erotis seperti itu." Tekan si lelaki yang berada di sampingnya, menatap jengah pada dirinya yang hanya acuh akan hal itu.

"Oh ayolah! Ini hiburan. Tidak bisakah kau menghibur dirimu dengan hal semacam ini?" katanya dengan senyum menyeringai yang amat menyebalkan.

Menghela nafas jengah. Pemuda yang memiliki garis wajah tegas dengan sorot mata tajam itu mulai bangkit. "Kakek mu akan marah karna kelakuan mu ini."

Meminum wine nya hingga habis dengan gelas yang ia banting dengan kasar. "Aku baru saja keluar dari neraka! Biarkan dia sedikit bermain. Setelah itu, kita akan menjemputnya." Ucapnya dengan nada tersirat akan makna.

"Kau seolah tahu di mana dia berada." Dengus seorang gadis yang berada di sampingnya dengan tangan di lipat di depan dada, dan oh! Jangan lupakan kakinya yang menyilang. Menunjukkan kesan angkuh yang begitu besar pada diri gadis ini.

"Of course! I live with them. Jadi, apa yang tidak aku ketahui?" Katanya menyeringai dengan wine yang kembali ia tuang ke dalam gelasnya.

"Apa? Ayo duduk and Enjoy the show." Suruhnya menarik kedua tangan dari kaki tangan kakeknya yang akan mengawasi dirinya.

"Sampai kapan kita akan menonton permainan bibir erotis ini?" Tanyanya dengan nada menyindir.

"Jika kalian mau ke kamar dan menunjukkan sedikit permainan yang lebih dari ini, mungkin. Kita bisa pergi dengan aku sebagai penonton setia" seringainya yang begitu menyeramkan.

"Otak mu semakin ke sini, semakin menjadi. Apa ini yang di ajarkan para orang idiot itu pada mu?"

"Hey! Mereka tidak pernah mengajari ku hal kotor seperti ini! Aku belajar sendiri." Ucapnya dengan bangga.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now