BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN

26.9K 1.6K 787
                                    

29. MUSUH BARU?

____________________

“C-cel—aaaaaa! Gaaaak!”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

C-cel—aaaaaa! Gaaaak!”

_Alya Queenby Xivanya_

Jika hidup memberikan pilihan. Maka bukan pilihan hidup seperti ini yang Alya inginkan. Ia ingin hidup damai, tanpa seseorang yang mengikuti setiap langkahnya. Hatinya begitu terbebani dengan semua yang ia alami selama ini, mungkin. Jika orang lain ingin mengantikan posisi Alya, ia rasa. Orang itu akan berpikir dua kali atau bahkan sepuluh kali sebelum menggantikan posisi Alya.

Meringkuk seperti kucing dengan lututnya yang ia peluk. Alya menatap keluar, malam ini ia tidak akan tidur lagi. Empat pemuda yang sialnya—tampan itu malah mengambil kesempatan dari ketidak sadarannya. Dengan menyentuh dan melakukan hal yang tidak senonoh pada tubuh Alya.

"Apa yang anda pikirkan?" Seseorang dari arah belakang Alya bertanya. Membuat sang empu yang memang masih terjaga itu cukup di buat kaget, pasalnya. Sudah lama Alya tak melihat pemuda itu, tapi sekarang? Ia dapat melihat—Jordan di ambang pintu. Tengah menatap Alya dengan rumit, tak dapat di jelaskan.

"Tidak ada. Apa yang sedang kau lakukan di sini? Menjadi mata-mata lagi? Atau ikut arahan mereka?"

Terkekeh dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana. Jordan masih tetap berdiri pada tempatnya, "Saya, ikut arahan tuan besar." Kata Jordan yang hanya di balas anggukan pelan dari Alya.

"Anda tidak ingin tidur, Nona? Ini terlihat sudah sangat larut dari jam tidur anda."

Melirik Jordan yang masih di posisinya. Alya memilih beranjak dari kasur, berjalan ke arah pintu. Dan tanpa aba-aba menutup pintu kamarnya tepat di depan Jordan, tanpa menjawab pertanyaan laki-laki itu.

"Ck! Kenapa dia menjadi cerewet" decak Alya sebelum mengambil langkah untuk menuju balkon kamarnya yang langsung memperlihatkan pemandangan pantai dan kolam yah—bisa di bilang besar itu.

Malam ini seperti perjanjian. Alya di perbolehkan kembali ke kamarnya, tanpa gangguan empat pemuda itu. Namun, sialnya adalah, mereka akan masuk secara sembunyi-sembunyi ke dalam kamar Alya, mengingkari janji yang sudah mereka buat. Itulah bagian yang menyebabkan-Nya! Sedikit tak adil. Karena Alya mengikuti perjanjian, tetapi mereka. Tidak!

Menatap pemandangan yang cukup indah di depannya. Alya dibuat terperangah kala matanya tak sengaja melihat tubuh atletis milik Devan yang sedang berenang di kolam.

Ah—tunggu! Kenapa Devan berenang malam-malam seperti ini? Apa pemuda itu sudah gila? Bagaimana jika nanti dia sakit? Atau terkena flu—eh! Apa yang ia pikirkan. Kenapa pula ia memikirkan keadaan Devan, mau pemuda itu sakit kek, meninggal kek. Itu bukan urusan Alya!

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now