Baik buruknya seseorang biasa dinilai lewat penampilan, dengan siapa bergaul, bahkan sampai dengan siapa memiliki hubungan. Lantas jika Dewa dan Renata satu dari sekian pasangan yang bertemu lewat benci, satu dari sepasang hal yang bertolak belakang...
Penampilan baru untuk hari baru. Sentuhan terakhir kali ini adalah kalung dengan liontin kupu-kupu yang melambangkan sebuah perubahan. Jepitan kupu-kupu yang dipasangkan oleh Helena di rambutnya sungguh indah, membuat Renata memerhatikan rambutnya berulangkali di cermin. Ide ini ia dapat saat sedang asyik menggulir foto di pinterest, Renata memutuskan seorang diri untuk mengubah warna rambutnya seperti itu.
Tidak ada yang tahu Renata mengubah penampilannya pada hari ini. Kemarin waktu pulang dari salon pun, Renata berusaha menyembunyikannya dari Wisnu dan Rega. Sementara Helena, wanita itu sudah diberitahu pagi ini. Bahkan Helena memotret rambutnya dengan indah. Dan Renata masih bahagia berlama-lama di kamarnya memandangi penampilannya sendiri.
"Kayaknya gue harus mengabadikan penampilan hari ini. Sayang kalau keindahan itu dibiarkan begitu saja." Renata bergumam tanpa lelah memandangi tubuhnya sendiri di kaca. Kemudian membuka aplikasi instagram dan memilih foto yang tadi untuk dibagikan di sana, gadis itu berpikir untuk sebuah caption yang cocok.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Single💕
Setelah selesai, Renata meraih ranselnya yang sudah tertata di atas meja belajar lalu turun ke bawah untuk sarapan. Dirinya sendiri bahkan tidak sabar untuk melihat reaksi semua orang, apa yang mereka pikirkan tentang penampilan baru ini? Bukankah ini awal yang baik?
Bukankah Bu Santi dan guru-guru lain mau Renata berubah? Ya, ini caranya. Maka lihatlah bagaimana dirinya akan menjadi pintar kembali.
"Mari memikat tanpa mengikat."
***
Melewati lapangan sekolah setelah bersusah-payah lolos dari tongkrongan kelas sebelas di pagar utama, kini langkah Renata terpaksa dihentikan saat seorang laki-laki menghadang dengan pedenya. Renata menaikkan sebelah alisnya, laki-laki itu tersenyum senang sambil menyodorkan sebuket bunga. Seolah-olah yakin niat baiknya itu diterima.
"Sumpah! Hari ini Renata cantik banget, kenapa selama ini dia nggak berpenampilan menarik kayak gitu, ya?"
Sepasang mata laki-laki melebar sempurna, memperlihatkan rasa kagumnya pada perempuan cantik yang kini menjadi pusat perhatian di lapangan sekolah.
"Renata putus dari Dewa tingkahnya makin nggak jelas. Caper banget jadi cewek!"
Di samping laki-laki yang tadi berceletuk pada temannya, seorang perempuan berambut pendek berujar kesal. Menunjukkan ketidaksukaannya pada apa yang terjadi saat ini.
"Gagal move on kali, makanya berubah drastis kayak gitu." Teman gadis itu menyahut, memandang remeh Renata yang masih memandangi laki-laki di hadapannya.
"Dewa kalau udah buang cewek, dia nggak akan pungut lagi. Perwira sekolah kita nggak suka barang bekas, kalaupun mau, paling buat mainan doang."
Di antara decak kagum yang menghujani Renata, itulah beberapa nyinyiran pedas dari perempuan yang selama ini membenci Renata. Apalagi sekarang yang hendak menyatakan perasaannya pada Renata bukanlah orang sembarangan.
