37. Perpisahan Termanis

35 6 0
                                    

Haloo!
Bab ini cukup panjang, jadi ku rasa pasti akan butuh waktu lama untuk membacanya.

Tapi semoga nggak membosankan, ya. Selamat membaca semuaaaa~~

***

Hari Senin kali ini menjadi hari terakhir Dewa untuk berada di sekolah kebanggaannya, yang ia lindungi dengan segenap jiwa dan raga. Sekaligus melaksanakan upacara terakhir yang dimana, ia dan teman-temannya menjadi petugas pelaksana upacara atas permintaan polisi yang waktu itu bertanggung jawab mengurus dan membina mereka selama satu bulan penuh. Tiga hari yang lalu itulah kesibukan mereka bersama, alih-alih lupa dengan kenangan bersama Xenrak, nyatanya renjana merajai kepala.

“Upacara selesai barisan dibubarkan.”

Zaki terpilih menjadi protokol upacara, membacakan poin terakhir yang kemudian pergerakan siswa ditahan oleh kepala sekolah, Pak Arman.

“Tunggu sebentar, anak-anak. Dimohon untuk tetap berada di barisan masing-masing. Hari ini pelaksanaan upacara sangat berbeda dari biasanya lantaran anggota Destroyer ikut menjadi petugas, serta kehadiran bapak polisi yang saat ini berada di antara kita. Kalian semua pasti bertanya-tanya, mengapa? Apalagi setelah kejadian beberapa hari yang lalu, kalian semua tahu kita masih dalam keadaan berduka atas kehilangan salah satu keluarga kita, Xenrak Satya Gandara. Maka hari ini, izinkan bapak Mohammed Azerga menyampaikan terkait peristiwa yang terjadi malam itu, serta memberikan sedikit binaan kepada kita semua. Kepada Bapak Mohammed Azerga, kami persilahkan.”

Matahari mulai beranjak naik, teriknya pun mulai terasa perih menimpa kulit. Namun siswa tetap di pijakan mereka tanpa keluh, terpana melihat anggota kepolisian itu berdiri di belakang stand mic bersama seragam kebanggaannya.

“Selamat pagi anak-anak.”

“Selamat pagi, Pak,” jawab seluruh siswa serempak.

“Sebelumnya, mari apresiasi kedisiplinan kita semua dalam melaksanakan upacara pada hari ini, tepuk tangan untuk SMA Gemilang!”

Bangga sekaligus terharu, Pak Arman bertepuk tangan dengan semangat melihat seluruh barisan yang ada di depannya.

“Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Arman telah memberikan kesempatan untuk berdiri di hadapan para siswa, yang saat ini tengah berjuang dalam prestasi, membawa sekolah ke puncak maha tinggi, kesuksesan tanpa henti. Aamiin!” ucap beliau.

“Aamin!” sorak seluruh siswa, tak terkecuali Dewa dan teman-temannya yang sudah berpeluh di balik seragam paskibraka yang dikenakannya.

“Baik, tanpa berlama-lama karena ini makin panas, ya. Saya ingin  menyampaikan bahwa, teman-teman kita, kelompok atau geng paling terkenal dari SMA Gemilang, Destroyer. Pada Senin malam lalu terlibat konflik bersama geng lain yang diketahui telah mempunyai masalah sejak dua tahun lalu. Lalu dari konflik tersebut, kita kehilangan teman, keluarga, sahabat, kakak kita. Kemudian yang lain mengalami luka-luka dan satu sandera berhasil dibebaskan, saat ini menjalani perawatan di rumah. Dari permasalahan tersebut kita belajar, bahwa terlibat dalam bentrok antar geng itu tidak menjadikan kita hebat, kuat dan berkuasa. Tidak menjadikan kita mendapat penghargaan dan jaminan kesuksesan di masa depan. Betul?” tanya Pak Zerga dengan suara tegas yang membuat siswa bergidik sekaligus terpesona. Sosok polisi selalu keren di mata mereka.

“Betul!” Lagi, siswa kompak menjawab.

“Yang ada hanya rugi, kita kehilangan banyak hal berharga. Membahayakan nyawa orang-orang terdekat, ya, selain membahayakan diri sendiri. Juga membuat kita kehilangan masa-masa indah di sekolah yang seharusnya digunakan untuk menuntut ilmu, belajar menjadi orang. Tapi malah seperti ini, tidak boleh ditiru, ya. Ini bukan kesepakatan tapi perintah, karena yang dirugikan adalah seluruh bukan sebagian atau hanya diri sendiri. Hasil akhir dari semuanya adalah penyesalan, rasa malu, hukuman sosial, masa depan yang semakin suram, tidak tahu arah tujuan hidup. Apalagi yang tersisa selain rasa bersalah, yang sudah membuat seorang Ibu kehilangan anaknya, seorang ayah kehilangan putranya. Maka dari itu, mulai saat ini mari saling menjaga, setuju?”

Niskala Dewa (Renata 2) 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang