28. Target Mencurigakan

26 6 0
                                    

MASIH DENGAN FEBRUARI!

HAI SEMUA!

Aku kembali dengan bab terbaru Niskala Dewa, untuk menghibur teman-teman!

Sekali lagi, dengan tak bosan-bosannya, aku mau mengucapkan terimakasih kepada kalian semua karena, masih setia menunggu Dewa-Renata update!

Untuk menghargai cerita ini, bantu aku, ya, untuk memberikan vote, komen yang positif, juga kalau boleh follow akunku juga supaya nggak ketinggalan update terbaru dari Renata-Dewa.

Oke deh, selamat membaca semua, selamat berbahagia!🧡

***

Dulu sewaktu masih memakai seragam SMA, Clara sangat sulit meminta waktu berdua dengan Dewa. Walau ia sudah mengemis, meminta untuk ditemani ke rumah sakit waktu itu karena ibunya jatuh di kamar mandi, Dewa tetap saja mengabaikannya. Padahal hubungan mereka bukanlah orang lain dengan keasingannya, melainkan sepasang kekasih.

Tapi hari ini, saat ia hanya meminta sekali, Dewa langsung datang membawa sekantong cemas untuknya.

"Gue butuh pengendali waktu sekarang." Dewa tiba-tiba berujar, berhenti di tepi pantai dengan air yang sesekali menyentuh kaki mereka.

"Untuk apa?" Clara bertanya, merasa aneh dengan keinginan Dewa. "Lo mau buat satu dunia tau kalau kita membayar masa lalu di hari ini?"

"Gue mau lo terus seperti ini, Ra. Bahagia. Tanpa celah, lo senang."

Jawaban Dewa seperti kapas ringan yang membawa tubuh Clara melayang dalam sekejap. Perempuan mana yang tidak akan senang jika teman laki-lakinya berkata manis dan mendoakan kebahagiaan untuknya. Clara tidak mau menolak rasa bahagia ini, inilah yang ia tunggu sejak lama. Kehadiran seorang teman, yang lebih layak disebut pasangan.

"Sekarang gue bingung," ungkap Clara setelah menyimpan senyumnya.

Dewa heran, "Kenapa?" tanyanya.

"Gue nggak tau harus bahagia, atau justru terluka karena perkataan lo barusan."

"Maaf, lo pasti nggak nyaman."

"Bukan!" Clara menyanggah lebih dahulu. "Bukan karena kata-kata itu, tapi karena rasa bahagia lo, seharusnya untuk Renata. Gue nggak mau seperti Clara yang dulu. Sekarang, merampas bukan hal yang menyenangkan lagi semenjak gue putus dari lo. Kesenangan itu, sudah jadi luka buat gue."

Mengulum senyum, Dewa mengangguk ragu. "Seperti kata lo, seharusnya. Tapi semestinya ini untuk Clara, bukan lagi Renata," ungkap Dewa serius.

"Kenapa bisa? Kalau lo berniat becanda, ini sama sekali nggak lucu!"

"Gue serius!" tegas Dewa, sebisa mungkin membuat perempuan itu percaya. "Nggak ada permainan dalam perasaan. Sekarang lo terlalu nyata untuk gue tolak, kisah kita harus dituntaskan."

"Mengulang? Kesengsaraan itu?"

Melihat reaksi Clara, Dewa tertawa kecil. "Mengulang kesenangan, Ra. Sama gue, dan waktu yang memberi kesempatan," ucapnya yang seketika dibalas tatapan menganalisa dari Clara.

"Gue bisa percaya sama lo?"

"Lebih dari percaya. Kita akan menjadi yang paling bahagia. Setidaknya hari ini dan lusa."

Kemudian Clara menganggukkan kepalanya, sang laki-laki berhasil sekali lagi merenggut kewarasannya. Dan pesona itu memang tak pernah bisa ia lewatkan, Clara terlalu haus akan semua hal yang ada pada diri Dewa. Baik itu kasih, cinta, perhatian, semuanya. Clara ingin menghabiskannya tanpa sisa.

Niskala Dewa (Renata 2) 2023Where stories live. Discover now