25. Teguran

44 6 0
                                    

Halo semuaaa!

Apa kabar? Kalian masih lanjut baca cerita ini? Aku cuma mau bilang, support cerita ini dengan vote dan tambahkan ceritanya ke perpustakaan kalian, ya. Biar masuk rank, biar ceritanya makin rame dan bisa diterbitkan.

Sekali lagi terimakasih aku ucapkan untuk kalian semua, teman-teman yang masih baca ceritakuuu♥️

Okay selamat membacaaa

Sebelum lanjut, biasakan dulu klik bintang di pojok kiri biar ga lupa hihi

Terimakasih 🔥

***

Langit cerah yang membingkai pandangan kini sedang tak searah dengan hati. Cerahnya memang menggembirakan di pukul sepuluh pagi ini, pada waktu istirahat pertama dengan sinar yang masih terasa nyaman menyentuh kulit. Tetapi tetap saja, hati seorang Dewa tertutupi kesedihannya sendiri. Berbagai masalah terpikir olehnya, pertanyaan mengenai keputusannya menjadi hal paling berat di kepala. Walau begitu, wajah penuh masalah itu langsung ia tepis begitu melihat Wisnu, sosok laki-laki yang memang ingin ia temui saat ini.

"Sesibuk apapun lo, jangan pernah melepas Renata dari pantauan lo. Atau semuanya bakalan sia-sia, usaha lo, upaya gue, semua itu nggak akan ada gunanya saat Varon dan dendamnya menang."

Ruangan perpustakaan cukup punya jarak pada waktu ini, sehingga Dewa berhasil menemukan Wisnu yang sedang berkomunikasi dengan seseorang lewat ponselnya. Yang kemudian cowok itu putuskan sepihak, dan menyembunyikannya di saku celana.

Mata Dewa mengikuti arahnya, hingga senyum tipis itu muncul membuat Wisnu semakin tidak nyaman. "Nggak perlu merasa bersalah, yang saling mencinta wajib memerdekakan perasaannya, kan? Lo dan Melodi bagi gue adalah masa lalu, jangan ngerasa nggak enak. Gue ke sini cuma mau minta lo untuk jaga Renata baik-baik," terang Dewa dengan kontrol emosi yang stabil.

"Sebelum lo ngomong panjang lebar, jelasin dulu Renata kenapa. Gue nggak ngerti situasinya gimana, apa yang terlewat dari pantauan gue?" Wisnu mengerutkan dahinya, tidak paham apa yang Dewa katakan padanya.

"Jadi dugaan gue bener. Orang rumah nggak tau apa-apa mengenai sikap Renata hari ini. Lo terlalu sibuk dengan dunia lo sekarang, sampai nggak tau Renata udah jadi alat buat Varon."

Wisnu semakin bingung, sejak tadi ia terlalu sibuk mengurus catatan materinya yang ketinggalan. "Apa maksud lo? Tunjukin aja apa yang terjadi, nggak usah buat keributan karena gue nggak sama kayak lo!" tegasnya.

"Hari ini, pertama kalinya Renata dibawa ke ruangan Pak Herman. Lo tau karena apa? Karena penampilannya kayak cewek nggak bener!" Dewa membawa ponselnya keluar dari saku, membuka galeri mencari foto yang diam-diam ia ambil dan menunjukannya pada Wisnu. "Kalau lo dan Rega nggak tau, berarti Varon berhasil memimpin di depan kita."

"Kenapa nyalahin orang lain kalau pemicunya itu diri lo sendiri? Lo yang buat Renata kayak gini, jadi nikmatin sendiri rasa sakit lo!"

"Gue butuh lo sebagai mata juga telinga buat gue, gue nggak bisa selalu ada di dekat Renata, karena itu gue di sini nyamperin lo."

"Dari dulu, lo selalu bertindak sesuai kemauan sendiri. Merintah semua orang untuk ikut rencana lo, hari ini lo lihat sendiri, kan, akibat dari perbuatan lo? Renata Algatama hilang, sebentar lagi itu akan berlaku juga buat lo!"

Berdiri di dekat jendela membuat suara mereka terdengar tidak terlalu keras hingga membuat siswa lain terganggu. Sekat-sekat pembatas dari lemari tinggi dengan berbagai buku tebal itu mampu menyembunyikan pertikaian Dewa dan Wisnu di baliknya.

Niskala Dewa (Renata 2) 2023Where stories live. Discover now