4. ENGINES•

49 4 7
                                    

Langkah lesu Andra, membawa dirinya ke kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah lesu Andra, membawa dirinya ke kamar. Pukul sepuluh malam, usai menyelesaikan pekerjaan tambahannya di kantor, pria dengan penampilan yang sudah tidak serapih pagi tadi itu akhirnya pulang ke rumah juga.

Para penghuni rumah yang di isi oleh sang ayah dan bunda, serta ketiga adiknya itu nampak sepi. Wajar saja, orang rumah sudah berguling di bawah selimut pada jam-jam ini.

Usai melepaskan jas serta dasi yang mencekik lehernya, Andra rebahkan tubuhnya pada ranjang empuk miliknya. Kalau saja Aruna di sana, sudah pasti gadis itu akan mengamuk karena ia belum bersih-bersih terlebih dahulu.

"Runa kok belum ngabarin ya? Mana gue udah kangen lagi, ini bisa ga sih gue jokiin aja skripsinya biar pacar gue ga minta waktu sendiri mulu?" monolog Andra, tatap nanar wallpaper ponselnya yang tampilkan wajah cantik Aruna yang sedang tersenyum.

Lagi, Andra menghela napas. Ia butuh isi energi dengan mendengar suara Aruna. Ia rindu kekasihnya itu.

Tok...Tok...Tok...

Andra mendengus. Siapa lagi yang mengganggunya di tengah malam ini? Tidak tahukan orang itu kalau si pemilik kamar sedang tidak ingin diganggu?

"Abang lagi ga mood main game, Sa!" ucap Andra, mengira bahwa pelakunya adalah Angkasa, adik laki-lakinya yang kerap ajak Andra mabar sepulang kerja.

Tok... Tok... Tok..

Bukannya berhenti, ketukan kembali terdengar. Kali ini Andra sampai berdecak kesal, walau masih enggan mengubah posisinya.

"Kalo mimpi buruk, bobo sama kak Angkasa aja yah,Rel. Abang lagi capek," ucapnya, kali ini mengira kalau adik perempuannya, Aurel yang mengetuk pintu.

Tok... Tok... Tok...

"Ck! Amora, abang lagi capek. Udah yah, kalo mau nanya sesuatu besok aja!" Andra kembali menyahut. Ini dugaan terakhirnya, kalau bukan si anak tengah—Amora, mau siapa lagi? Kedua orangtuanya tidak akan mengganggu Andra pada jam segini karena Andra sudah pasti akan mengamuk.

Tok.. Tok—Ceklek

"Hey, kangen aku ga?"

Andra terbelalak, bukan Angkasa, Amora atau Aurel yang berdiri di hadapannya. Melainkan sosok yang sudah ia rindukan selama seminggu belakangan ini. Iya, di hadapannya Aruna berdiri dengan stelan piyama pink yang ia yakini milik Amora itu.

Andra tidak langsung bereaksi ataupun menjawab, melainkan ia tampar dan cubit pipinya sampai ia meringis sendiri karena sakit.

"Kamu ga mimpi,Ndra. Ini beneran aku, sayang," lagi, Aruna berucap sambil elus lembut pipi kekasihnya, bekas tamparan dan cubitan tadi.

Tanpa aba-aba, Andra tentu saja membawa Aruna dalam pelukan hangat. Ia sudah menantikan momen ini. Momen dimana ia bisa mendekap dengan nyata tubuh mungil nan berisi milik Aruna. Akhirnya, kerinduannya terbayarkan.

"Aku kangen banget,sayang!" ucap Andra, masih dalam posisi yang sama.

"Aku juga, aku kangen banget sama kamu. Maaf yaa aku ngilang seminggu, kali ini aku bayar deh seminggu kemarin jadi tiga bulan di Jakarta, gimana?"

Andra mengurai pelukan mereka, masih tidak rela sebenarnya. Hanya saja, ucapan Aruna barusan sungguh membuatnya terkejut.

"Sayang?"

"Hehe, skripsiku udah acc. Tinggal nunggu jadwal sidang, makanya aku balik," jelas Aruna, buat Andra menyunggingkan senyum sumringahnya. Wah, jadi ia benar-benar akan habiskan waktu lebih lama dengan Aruna? Tolong ingatkan Andra agar membuat list kencan untuk tiga bulan kedepan.

"Makasih yaa, aku seneng banget kamu balik," ucap Andra, buat kekasihnya ikut tersenyum.

"Makasih juga yah, sudah mau sabar seminggu ini. I love you, Andra!"

Andra terkekeh, beri kecupan pada bibir plum milik kekasihnya. "I love you more, sayang!" balasnya dengan senyuman.

 "I love you more, sayang!" balasnya dengan senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OCEANS & ENGINES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang