24. ENGINES•

42 2 2
                                    

Wajah penuh lebam dan luka sobek milik Andra jadi pemandangan mengerikan untuk Marvin dan Eliot

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Wajah penuh lebam dan luka sobek milik Andra jadi pemandangan mengerikan untuk Marvin dan Eliot. Dua pria itu baru saja berhasil menyelamatkan Andra yang dengan bodohnya nekat menghampiri Aruna di bar milik Mahesa dan Harsa, padahal gadis itu sudah jelas sedang bersama abang-abangannya.

Selepas ditinggalkan oleh Aruna subuh tadi, Andra sama sekali tidak bersuara. Sibuk hancurkan semua barang yang bisa ia hancurkan. Pesan darinya tak kunjung dibalas Aruna, mungkin gadis itu sudah memblokir kontaknya saking kecewanya.

Andra nekat datangi rumah kekasihnya, nihil. Aruna tidak pulang, kata Amber ia menginap di rumah Harsa. Andra semakin kalut, nekat datangi basecamp atau tempat nongkrong Aruna yang tentu saja berakhir ia dihajar Yesaya dkk.

"Lu bego apa gimana sih Ndra?! Udah tau itu tempatnya teman-teman Aruna, masih lo datengin!" omelan Marvin yang sibuk bersihkan lukanya buat Andra tertarik kembali ke dunia nyata.

Bukan bantahan atau mencoba melawan, Andra malah menangis. Terisak pilu karena kehilangan Aruna. Ia tidak tahu tipu daya seperti apa yang sudah dikatakan oleh Adinda pada gadis itu, yang pasti ia berhasil buat Aruna membencinya.

"Gue harus apa?"

Pertanyaan Andra hentikan aktivitas kedua temannya. Eliot berhenti memasangkan perban pada tangan Andra yang terluka, sedangkan Marvin berhenti mengoleskan betadine pada luka di pelipis Andra.

"Iklasin, Ndra. Gue tau lo ga sepenuhnya salah di sini, niat lo baik dengan menjauhkan Aruna dari bahayanya si ular itu. Tapi, kalau lo coba posisikan diri lo di posisi Aruna, siapa sih yang ga hancur pas tau pacar yang udah dia sayang selama enam tahun ini hamilin anak orang? Terlepas dari itu anak lo atau bukan ya," Eliot coba beri saran, kali ini intonasinya melembut, bair Andra paham dan biar Andra mudah mencerna setiap katanya.

Andra kembali meneteskan airmata, kalau saja keadaan sedang baik-baik saja, sudah pasti pria itu akan diledeki bulol habis-habisan oleh kedua temannya itu.

"Ga gampang, El. Enam tahun gue sama Runa, ga bisa gue iklasin dalam semalam aja," balas Andra, bibirnya bergetar menahan isak tangis.

Marvin menghela napas, sebagai orang yang pertama mengetahui hubungan Andra dan Adinda, pria itu turut prihatin.

"Enam tahun Aruna juga terlalu berharga buat disakitin, Ndra. Coba pikir bayi yang ada dikandungan si anjing, dia ga ada salah. Udah yah, iklasin Aruna. Kalau emang kalian jodoh, Tuhan pasti bakalan persatukan kembali kok," Andra tatap Marvin cukup lama, tatapannya sendu. Iya, Aruna juga memintanya untuk melakukan hal yang sama. Bertanggungjawab atas anak yang ia yakini bukan darah dagingnya itu.

"Kenapa harus gini? Gue ga bisa kalo ga sama Aruna, kalian tau kan?"

Keduanya hanya diam, biarkan Andra kembali meraung tidak jelas, menangis sambil berteriak menyuarakan nama Aruna. Seolah Andra ingin dunia tahu bahwa Aruna Bahari, poros hidupnya itu sudah tidak bisa ia pertahankan lagi hadirnya, bahwa hangat dihatinya sudah dibawa pergi dengan tangis oleh sang pujaan hati.

"Ndra, iklas yaa?"

Andra baru berhenti ketika suaranya sudah tidak terdengar. Terlalu banyak berteriak sampai sekarang tenggorokannya sakit, suaranya nyaris seperti bisikan lirih ketika Marvin berkata demikian.

Andra mengangguk, pasrah. Kalau ini mau Aruna, maka akan ia lakukan seperti kata gadis itu. Hadiah anniv ke enam mereka kan? Maka akan ia turuti, walau dalam dirinya masih ada harapan besar akan takdir yang mau berbaik hati.

 Hadiah anniv ke enam mereka kan? Maka akan ia turuti, walau dalam dirinya masih ada harapan besar akan takdir yang mau berbaik hati

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
OCEANS & ENGINES (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن