12.ENGINES•

35 3 0
                                    

Suasana mobil jadi canggung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana mobil jadi canggung. Hening tanpa ada satupun yang berminat untuk memecah kesunyian diantara mereka. Aruna dengan rasa kesalnya, serta Andra dengan perasaan yang sama, marah.

"Kita mau kemana? Ini bukan jalan ke rumah," Aruna akhirnya bersuara, ketika menyadari kalau Andra membawa mobil tidak menuju arah rumahnya.

"Kita ke apart," balas pria itu, tanpa melirik sang kekasih.

Aruna tentu saja kesal, ia sedang marah dengan Andra. Sifat posesifnya kali ini tidak bisa Aruna maklumi.

"Ga mau, aku mau pulang. Putar balik sekarang Andra!"

"Kita harus selesaikan masalah ini dulu, kamu ga bisa main kabur aja,"

Aruna makin emosi. Masalah apa? Bukannya disini sudah jelas Andra is the problem?

"Ga salah? Disini kan kamu yang harus dipertanyakan, bukan aku!"

Andra abai, fokus menyetir hingga mobilnya berhasil terparkir di parkiran apartemen. Andra bergegas turun, sedangkan Aruna tetap diam di tempatnya.

Berdecak kesal, Andra buka pintu penumpang berharap kekasihnya bisa langsung turun seperti biasanya. Nihil, Aruna masih duduk anteng, bahkan dengan sabuk pengaman yang masih terpasang rapih.

"Turun Aruna!"

"Aku ga akan turun kalau kamu ga bawa aku pulang. Aku ga mau mampir, rumahku bukan disini Andra,"

"Mau kamu apasih? Aku ga mau kasar yah Run. Tolong kerjasamanya!"

"Mauku itu kamu antar aku ke rumah, bukan ke apartemen kamu!"

"Oke kalo ga mau turun,"

Usai berkata demikian, Aruna kira Andra akan mengalah dengan langsung mengantarnya pulang. Namun, sepertinya Aruna lupa kalau Andra bisa jadi sangat keras kepala. Terbukti dengan tingkah pria itu yang melepas sabuk pengaman Aruna kemudian menggendong tubuh kekasihnya itu untuk dibawa ke unit apartemennya, abaikan teriakan serta pukulan Aruna sebagai bentuk protes.

Usai acara digendong paksa oleh Andra, sepasang kekasih itu hanya saling diam di kamar Andra. Aruna yang sudah lebih nyaman dengan kaos Andra, sedangkan pria itu masih setia dengan kemeja yang lengannya ia gulung sampai ke siku.

"Maafin aku," Andra yang pertama membuka percakapan. Pria itu mendekat, raih jemari Aruna untuk ia genggam. Aruna Bahari, ah ia tidak tahu harus deskripsikan bagaimana dalamnya ia mencintai wanita itu.

"Maaf aku ga ada ngabarin kamu selama dua hari ini. Maaf aku ga ada bilang ke kamu soal ketemu sama Adinda di Yogya, maaf karna buat kamu khawatir. Maaf karna ngancurin acara kumpul kamu sama teman-temanmu. Aku minta maaf Runa, aku salah,"

Aruna menghela napas. Yang ia banggakan dari seorang Andra Baskara adalah pria itu tidak pernah keberatan untuk akui kesalahannya, entah itu hanya kesalahan kecil, maupun kesalahan besar.

Tangan Aruna terulur untuk elus lembut rambut Andra. Perlahan turun ke pipi. Gadis itu masih enggan bersuara. Tapi ia tidak berhenti beri afeksi yang buat Andra sedikit lega.

'Sebentar lagi yah sayang. Kasih aku waktu sebentar lagi buat ngumpulin semua kata-kata yang pantas supaya penjelasanku ga menyakiti kamu. Aki sayang banget sama kamu Runa,' batin Andra, tatap kekasihnya yang masih diam.

"Ndra, tidur yuk. Aku ngantuk," balas Aruna pada akhirnya. Andra tahu, kekasihnya itu sedang tidak ingin membahas masalah mereka. Aruna memang tipe yang tidak ingin memperpanjang masalah. Mungkin setelah merasa sudah lebih tenang, ia akan bersuara.

Andra mengangguk sebagai jawaban, bergegas mengganti bajunya dengan piyama, kemudian ikut bergabung bersama Aruna yang sudah lebih dulu ambil posisi di ranjangnya.

Beberapa menit mereka terdiam. Saling mencari posisi nyaman untuk berkelana di alam mimpi. Sebelum berakhir dengan Aruna yang menjadikan dada bidang Andra sebagai bantalnya, serta Andra yang jadikan Aruna sebagai bantal guling, bedanya ia beri pelukan penuh cinta pada sang kekasih.

"Ndra,"

"Hm?"

"Aku juga minta maaf,"

"No need sayang,"

"Ndra,"

"Iya Runa, ada apa?"

"Aku sayang kamu,"

"Mau janji sesuatu ga?"

"Apa?"

"Kalau nanti ada badai yang lebih besar dan buat kita saling ragu. Tolong tetap percaya sama aku yah,"

"Iya, aku janji,"

"Good night sayang!"

"Good night Andra,"

"Good night Andra,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OCEANS & ENGINES (END)Where stories live. Discover now