15.-OCEANS

34 4 0
                                    

Entah hanya perasaan Aruna atau bagaimana, tetapi Andra dan Adinda sangat gencar menghubunginya belakangan ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Entah hanya perasaan Aruna atau bagaimana, tetapi Andra dan Adinda sangat gencar menghubunginya belakangan ini. Aruna memang sengaja menghindar dari Andra, karena ia sedang mempersiapkan kejutan berupa makan malam romantis dalam rangka anniversary ke 6 mereka. Berbekal alasan membantu Amber—sang ibu, Aruna berhasil menolak ajakan bertemu Andra dua hari ini. Pria itu bahkan beberapa kali datang di rumahnya dan tidak mendapati dirinya di sana.

Kalau tentang Adinda, gadis itu lebih banyak menelfon Aruna. Mengajaknya mengobrol tidak jelas, walau pada akhirnya Aruna menceritakan tentang rencana kejutannya tiga hari lagi, tentu saja mewanti-wanti agar Adin tidak membocorkan informasi tersebut pada Andra.

"Kamu yakin ga mau ketemu Andra? Dia udah kesini terus lho tiap pulang kerja, ibu juga ga enak bohongin dia terus," Amber membuka suara, sambil menatap putri sematawayangnya yang sibuk menyempurnakan hidangan makan malam yang merupakan percobaan ketiganya memasak iga bakar kesukaan Andra.

Aruna terkekeh, menggeleng mantap, "Yakin ibu. Andra tuh harus dibikin sampe kesel banget biar dia terharu hahaha. Runa mulu yang dibikin nangis tiap anniv, kali ini gantian," balas Aruna, usai menyajikan makanan tersebut.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam, Aruna dan Amber sibuk menata hidangan di meja makan, mengingat sebentar lagi ayahnya akan pulang dan makan malam bersama. Percakapan di dapur tadi ditutup dengan  kekehan Amber.

Abraham memasuki area ruang makan, dibelakang pria paruh baya itu, Andra terlihat mengekor dengan pakaian kantornya buat Aruna terkekeh. Andra ini memang tidak bisa ia abaikan, pasti ada saja cara pria itu untuk menemuinya.

"Eh, ada calon mantu Ibu. Pas banget ini Runa lagi masak iga bakar lho Ndra," sambut Amber, buat Andra tersenyum lebar. Pria itu sudah diperlakukan bak anak kandung oleh kedua orangtua Aruna, maklum tidak punya anak laki-laki.

Suasana meja makan terasa makin hangat, berbeda dari biasanya. Meski malam semakin larut, obrolan Andra dan Abraham tak kunjung usai. Dua pria berbeda usia itu sibuk mengobrol tentang bisnis masing-masing, sesekali Abra beri wejangan untuk calon mantunya itu.

Abra dan Andra baru menyudahi percakapan mereka begitu Amber menatap kesal suaminya. Abra terkekeh, istrinya memang tidak begitu suka kalau obrolan seperti tadi dibahas karena akan berpotensi membuatnya dan Aruna dikacangi.

"Pokoknya gitu yah Ndra. Ayah pamit ke kamar dulu, tuh Ibu Ambernya udah sinis banget ngeliatinnya haha. Kamu nginap aja! Runa, itu Andranya diantar bersih-bersih gih," ucap Abra sambil berpamitan dengan sepasang kekasih tadi, diikuti Amber yang melipat tangan di dada dengan kesal.

Andra dan Aruna hanya bisa tertawa, Abraham dan Amber selalu berhasil buat keduanya terhibur karena selalu saja ada tingkah romantis mereka yang tak termakan usia.

"Aku kangen banget sama kamu," ucap Andra, bawa sang kekasih ke dalam pelukan eratnya.

Aruna balas pelukan itu, hirup aroma khas Andra yang tidak berubah meski pria itu belum bersih-bersih sepulang kerja.

"Hehe, maaf yaa akunya sibuk bantu ibu," balas Aruna, berbohong dengan alasan yang sama ketika Andra ajak bertemu kemarin-kemarin.

Andra bergumam sebagai jawaban, kemudian keduanya berjalan menuju kamar Aruna yang ada di lantai dua sambil saling merangkul mesra.

"Pokoknya malam ini harus cuddle awas aja kalo kamu sibuk lagi yaa! Kita udah lama banget tau yang ga cuddle,"

Aruna terkekeh,Andra ini kenapa lucu sekali? Dengan kalimat tadi seolah pria yang baru saja keluar dari kamar mandi itu tidak bisa hidup tanpa dirinya saja.

"Hahaha iya Ndraaa, ini akunya ga mungkin lari kok!"

Drttt....Drtt....

Tepat setelah Aruna menjawab, sebuah panggilan video dari Adinda menginterupsi percakapan mereka.

"Eh, Adin nelfon nih ben—lho hapeku mau diapain Ndra?"

Andra meraih ponsel kekasihnya tepat setelah benda itu akan diraih oleh Aruna. Pria yang sudah siap untuk tidur itu dengan tanpa beban mematikan daya ponsel Aruna.

"Kamu punya aku, ga ada yang boleh ganggu kita!" final Andra, kembali bawa Aruna dalam pelukannya untuk segera menjemput mimpi serta menghabiskan malam dengan saling berpelukan.

"Kamu punya aku, ga ada yang boleh ganggu kita!" final Andra, kembali bawa Aruna dalam pelukannya untuk segera menjemput mimpi serta menghabiskan malam dengan saling berpelukan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
OCEANS & ENGINES (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora