26. ENGINES• (END)

110 5 4
                                    

Selain membenci rasa rindu ketika berjauhan dengan Aruna, hal lain yang Andra benci adalah melihat gadis kesayangannya itu menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain membenci rasa rindu ketika berjauhan dengan Aruna, hal lain yang Andra benci adalah melihat gadis kesayangannya itu menangis. Kalau bisa, Andra ingin hajar orang yang berani buat kekasihnya menitihkan airmata. Sialnya, malam ini ia yang jadi alasan Aruna menangis sambil menggenggam tangannya.

"Hey, nangisnya udahan yah," bujuk Andra, berusaha mengerahkan sisa suaranya agar terdengar oleh Aruna.

Belum juga selesai dengan urusan menenangkan Aruna yang masih menangis, lantunan lagu Oceans and Engines milik Nikki terdengar. Walau hanya instrumennya saja, vibes sedih lagu itu terasa hingga membuatnya sadar kalau waktu mereka tidak banyak lagi.

Maka, dengan sisa keberaniannya, Andra berdiri kemudian berjalan mendekati kursi Aruna yang hanya berjarak sebuah meja saja dari posisinya.

Tangan Andra terulur, senyum terbaiknya ia sunggingkan meski matanya sudah sangat sembab.

"Dansa yuk!" ucap Andra.

Aruna sempat diam untuk beberapa saat. Ia ingin menangis sambil memeluk Andra, meminta pria itu untuk tetap di sisinya meskipun keadaan tidak dapat mengabulkan keinginan gadis itu.

Aruna bergeming. Sementara Andra masih setia berdiri dengan posisi yang sama, setia menunggu Aruna siap menerima uluran tangan untuk dansa terakhir mereka.

Lagu hampir mendekati reff, akhirnya Aruna menyambut uluran tangan tadi, buat Andra menggenggam jemarinya erat, salurkan rasa cintanya lewat genggaman itu.

Keduanya berjalan menuju ke tengah ruangan, tangan Andra sudah berada di pinggang Aruna, sementara tangan gadis itu sudah bertengger pada pundak Andra, mata mereka saling bertatapan dengan sendu.

Gerakan tubuh mereka mengikuti melodi sedih yang sedang terdengar sebagai backsound. Jika biasanya hanya playlist lagu romantis yang jadi teman dinner mereka, maka kali ini mungkin juga mereka satu-satunya pasangan yang berdansa dengan iringan lagu galau dan sedih seperti ini.

"Sayang,"

Ah, sapaan itu kembali terucap dari bibir Andra, tatapan mereka tidak lepas buat suasana makin sendu. Apa ia bisa menyapa Aruna dengan sapaan itu lagi nanti? Atau ini benar-benar terakhir kalinya.

Aruna bergumam, nyaris tak bersuara karena merasa sesak di dadanya. Mungkin sedih karena sebentar lagi sapaan khas Andra itu tak lagi terdengar sebagai pengisi hari-harinya.

"Please remember this night yah! Setiap detiknya, aku harap kamu selalu ingat ini," Andra melanjutkan ucapannya, buat Aruna melemah. Ia menangis, meski ia mengangguk pun tetap saja momen ini akan jadi ingatan menyedihkan untuknya.

"Aku coba yah, Ndra. Aku coba ingat semua ini sebagai kenangan yang indah, semoga aku bisa," balas Aruna, tatap Andra yang kini menyatukan kening keduanya.

Lagu tersebut selesai dimainkan, buat kedua orang yang sedang berdansa tadi berhenti di teman mereka dengan posisi saling berhadapan.

Andra bawa Aruna dalam dekapannya. Hirup dalam-dalam aroma manis khas gadis itu agar tersimpan jelas dalam memorinya. Sementara Aruna mendekap tubuh Andra tak kalah erat, isak tangis mereka saling bersahutan.

"Happy sixth anniversary sayang! Terima kasih sudah hadir jadi Aruna yang selalu ada di sisi aku. Maafku ga akan bisa perbaiki semuanya jadi baik-baik lagi, tapi, aku tetap mau minta maaf untuk semua kesalahanku ke kamu. Maaf yah, maaf karna sudah nyakitin kamu. Aku kasih kamu hadiah sesuai permintaanmu, tapi tolong jaga cincin yang aku kasih sampai suatu saat nanti kita ketemu dengan hati yang sudah sama-sama damai. Saat itu, kamu boleh balikin cincin ini kalau emang udah ga mau lagi simpan kenangan tentang aku. I love you Aruna Bahari, please remember us as a good memories!"

Ucapan panjang Andra buat tangis Aruna makin menjadi. Tuhan, apa benar inilah akhir dari semuanya? Apa benar Aruna dan Andra tidak akan lagi jalani hari sebagai sepasang kekasih?

"Ndra, sayang. Selamat enam tahun. Aku mau terima kasih juga sama kamu, makasih udah cinta dan sayang sama aku selama enam tahun ini. Maaf kalau aku banyak bikin kamu marah dan kecewa. Makasih juga udah ngajarin aku banyak hal dan udah kuat ngadepin tingkah kekanakan aku. Andra Baskara, makasih udah ngajarin aku kalau kita mau genggam dunia konsekuensinya adalah rasa sakit. Aku ga bisa genggam dunia, tapi, kalau genggam dunia aku yang adalah kamu, sakitnya ga masalah buat aku. I'll always remember us this way Ndra!" Aruna membalas, beri senyum terbaiknya sebagai penutup percakapan terakhir mereka (mungkin).

CUP

Satu kecupan Andra bubuhkan pada kening Aruna, kemudian satu lagi ia daratkan pada punggung tangan Aruna, ia beri elusan di sana.

Setelahnya, Andra dan Aruna berjalan beriringan menuju ke luar ruangan. Mereka tidak lagi saling bergandengan seperti di dalam ruangan tadi. Karena begitu keluar, mereka bukan lagi sepasang kekasih, melainkan dua orang asing dengan luka yang sama-sama masih meradang.

🎶And I'm letting go
I'm givin' up your ghost
It's come to a close
I marked the end with this last song I wrote
I'm letting go
This is the last falsetto
I'll ever sing to you
My great lost love🎶


Terima kasih sudah membaca cerita ini, Author harap semoga cerita ini dapat menghibur dan memberikan pelajaran positif untuk kalian semua yaa

Maaf jika ada kata-kata yang mungkin menyinggung atau membuat kalian tidak nyaman selama membaca cerita ini

Oh ya, cerita ini memang jumlah babnya terbilang lebih singkat karena akan ada sequelnya yang segera debut hehe. Jangan lupa terus pantengin yaa

Thank you guyss
See you in another version of Aruna Bahari dan Andra Baskara

With love♡
Hildegard Chantika

OCEANS & ENGINES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang