20. ENGINES•

38 3 0
                                    

Beberapa bulan lalu, Marvin pernah melontarkan pertanyaan randomnya untuk Andra, "Apa yang bisa bikin lo hancur?" Jika waktu itu Andra tidak bisa memberikan jawabannya karena bingung, maka sepertinya itu terjawab sudah sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Beberapa bulan lalu, Marvin pernah melontarkan pertanyaan randomnya untuk Andra, "Apa yang bisa bikin lo hancur?" Jika waktu itu Andra tidak bisa memberikan jawabannya karena bingung, maka sepertinya itu terjawab sudah sekarang.

Dua hari yang lalu mereka bertemu untuk bahas soal pertemuan Andra dan Aruna, tapi kembali harus telan kekecewaan karena tentu saja ditolak oleh kekasihnya, disinilah akhirnya Andra berada. Bar milik kakak Marvin yang entah sejak kapan jadi lokasi tempat ia dan dua sahabatnya itu nongkrong.

Eliot tatap prihatin ke arah Andra. Pria yang biasanya selalu rapih dan wangi parfum mahal itu nampak tak terurus. Dasi yang sudah aut-autan akibat ia longgarkan secara paksa, jas yang tergeletak mengenaskan di lantai, rambut yang acak-acakan serta wangi alkohol yang menyengat dari tubuhnya. Ia memang baru bisa bergabung pukul sepuluh malam, karena ada urusan di luar kota.

"Dari kapan nih orang disini?" tanya Eliot, buat Marvin meliriknya sekilas.

"Dari semalam dia disini. Minum ga berhenti, mana ngeracau nama bininya lagi, pusing banget gue!" jelasnya, buat Eliot menghela napas.

Andra ini lemah soal cinta. Kalau mau hancurkan pria itu maka cukup jauhkan dirinya dari orang tersayangnya, atau kalau bisa buat orang-orang itu yang menjauhi Andra. Maka ia akan sangat hancur.

"Aruna udah coba di telpon?"

Marvin mengangguk, ia sudah menelfon ratusan kali wanita yang jadi kekasih Andra itu sejak kemarin siang saat Andra mulai memesan minum, tapi nihil. Aruna sama sekali tidak merespon panggilan atau pesannya, bahkan sudah coba dari ponsel Andra pun tetap sama.

Baik Marvin dan Eliot pun hanya bisa mendesis kesal sambil pijat pangkal hidung mereka, kalau Andra sudah begini mereka pasti akan makin repot.

"Oi, Ndra! Pulang gih, udah hampir tengah malam ini! Besok lo anniv kalo lo lupa!" ucap Eliot, coba bawa Andra yang sedang melamun itu kembali pada kesadarannya.

Nihil, Andra malah beralih tatap wajah Aruna yang terpampang pada layar ponselnya yang sudah retak akibat pelampiasan amarahnya.

"Ndra, lo ga lupa kalau besok ada dinner sama Runa kan?"

Lagi, bujukan Marvin ikut dikacangi. Entah apa yang ada dalam pikiran Andra. Baru diabaikan saja sudah sebegini hancurnya, bagaimana kalau diputuskan? Bunuh diri mungkin ia jabani kali.

"Gue brengsek banget ga sih?"

Ucapan Andra alihkan atensi dua sahabatnya itu, buat Eliot dan Marvin menyergit heran. Pasalnya itu kata pertama yang akhirnya ia ucapkan setelah dua jam hanya berdiam diri saja.

"Lo kenapa anjir? Jangan ambigu gitu ngomongnya!" Marvin yang pada dasarnya sudah kesal pun meninggikan suaranya.

"Dia hamil, Vin. Katanya itu anak gue, terakhir gue emang lepas kendali sampai begituan sama dia. Tapi, gue berani sumpah kalau gue ga sampe—" belum sempat Andra selesai dengan ucapannya, Marvin sudah lebih dulu tendang tubuh lemahnya dari samping. Eliot yang masih mencerna ucapan Andra pun sontak menahan Marvin yang terlihat mulai kesetanan itu.

"Iya lo bajingan anjing! BRENGSEK LO!"

Andra hanya tertunduk sambil mengusap wajah Aruna dari ponselnya, ia biarkan Marvin mencaci makinya karena ia pantas. Ia pantas dapat semuanya.

Suasana privat room itu berubah bising, Marvin banting semua barang yang ia lihat, sementara Eliot masih diam sambil menahannya, tidak menuntut penjelasan dari dua pria dewasa itu.

Drttt.... Drtt...

"Halo, sayang,"

Suara Andra menginterupsi keduanya, amarah Marvin entah menguap kemana, buat tubuhnya mendadak diam. Atensinya beralih tatap Andra yang terlihat menyedihkan di sudut ruangan.

"Iya, aku pulang sekarang," usai berkata demikian, Andra tinggalkan dua sahabatnya dengan gurat sendu di wajahnya. Habis sudah, terlambat untuk Andra jelaskan kebenaran yang selama ini ia simpan untuk sang kekasih.

 Habis sudah, terlambat untuk Andra jelaskan kebenaran yang selama ini ia simpan untuk sang kekasih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OCEANS & ENGINES (END)Where stories live. Discover now